Mongabay.co.id

Seekor Paus Pilot Ditemukan Nelayan Mati di Tengah Laut Flores

 

Warga Kampung Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/10/2020) malam berdatangan ke pesisir utara Dermaga Wuring.

Warga menyaksikan seekor Paus Pilot Sirip Pendek atau Short Finned Pilot Whale (Globicephala macrorhynchus) di pesisir pantai yang baru ditarik seorang nelayan di kampung itu dari tengah laut menggunakan perahunya.

Aco nama nelayan tersebut mengaku menemukan Paus Pilot ini telah mati dan mengambang di permukaan laut di dekat rumpon sekitar 3,5 mil dari Kampung Wuring. Paus tersebut pun ditarik menggunakan perahu motor ukuran 2 GT yang menggunakan mesin tempel 20 PK.

“Saat saya hendak memancing di dekat rumpon, saya melihat seekor paus yang mengambang di permukaan laut. Saat saya dekati ternyata paus tersebut sudah mati,” kata Aco saat ditemui Mongabay Indonesia, Sabtu (3/10/2020).

baca : Miris.. Gerombolan Paus Pilot Terdampar di Sabu Raijua, Malah Dikonsumsi Warga

 

Bangkai ikan yang masih tersangkut di mulut Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) sehingga menyebabkannya mati akibat kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Aco mengaku paus tersebut mati dan seekor ikan masih tersangkut di bagian mulutnya. Paus tersebut diikat dengan tali di bagian ekor lalu ditarik dengan perahu olehnya hingga ke samping Dermaga Wuring.

“Saya berangkat memancing jam 12.00 WITA dan baru 2 jam melaut lalu menemukan paus ini. Paus saya tarik dari jam 2 siang dan tiba di Pantai Wuring jam 7 malam. Saya berhenti 4 kali untuk mendinginkan mesin perahu yang mengeluarkan asap karena menarik beban berat,” ucapnya.

Sesampainya di Pantai Wuring, Aco berniat memotong dan menjual daging paus tersebut. Niatnya pun tidak kesampaian karena keluarganya menyarankan agar melaporkanya ke pihak berwenang.

Mereka menghubungi Polair Polda NTT dan BKSDA NTT. Selang berapa lama, petugas Polair Polda NTT, BKSDA NTT Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere dan Satker PSDKP Larantuka Wilker Maumere dan DKP Kabupaten Sikka tiba di lokasi.

“Semalam paus ini pun langsung diidentifikasi lalu dibawa dan ditaruh sementara di halaman Kantor BKSDA NTT Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere,” sebut Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Malik Baktiar.

baca juga : Terdampar di Pantai Gorontalo, Paus Pilot Ini Mati

 

Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) dipindah ke atas truk untuk dibawa ke lokasi penguburan. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Paus Dikuburkan

Menjelang siang setelah mencari alat berat dan mobil derek untuk menguburkannya, sekitar pukul 11.30 WITA Paus Pilot pun diangkut menggunakan mobil pengangkut crane milik seorang pengusaha di Kota Maumere.

Hasil identifikasi yang dilakukan tim di lapangan menunjukan data, Paus Pilot tersebut memiliki panjang 4,3 meter, lebar 1,1 meter, panjang sirip atas 76 cm, sirip bawah 81 cm berjenis kelamin jantan.

Paus pun dikuburkan di lokasi Galian C di tanah milik warga yang berjarak sekitar 100 meter dari perumahan warga. Lokasi tepatnya di Kampung Urun Pigang, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat.

Kepala Kantor Seksi Konvervasi Wilayah IV Maumere, BKSDA NTT, Pieter R.E.Didok saat ditanyai di lokasi penguburan mengaku tidak memiliki kewenangan memberikan penjelasan,

Pieter pun mengatakan akan memberikan nomor telepon Humas BKSDA NTT agar bisa dikonfrimasi. Dirinya pun hanya singkat menyebutkan paus tersebut memang sudah dikuburkan seraya tetap tidak mau memberikan pernyataan.

Sementara itu Ketua RT 28 RW 3 Kelurahan Wailiti, Theresia Eban mengaku tidak diberitahu oleh petugas BKSDA NTT terkait penguburan bangkai paus di dekat pemukiman warga tersebut.

Theresia meminta agar lubang yang digali harus dalam agar bau menyengat tidak tercium warga yang rumahnya dekat lokasi tersebut. Ia katakan, warga takutkan akan timbul penyakit apabila bangkainya tidak dikubur dengan baik.

“Kami tidak diberitahu oleh petugas BKSDA NTT soal penguburan bangkai paus di tempat ini. Harusnya diberitahukan terlebih dahulu kepada warga dan lokasinya harus jauh dari pemukiman warga,” sesalnya.

perlu dibaca : Seekor Paus Pilot Sirip Pendek Mati Saat Hendak Dilepaskan ke Laut, Apa Penyebabnya?

 

Dokter hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, NTT sedang membelah guna mengambil daging dan mengecek isi perut Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus). Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Mongabay Indonesia menyaksikan proses penguburan bangkai paus di lokasi bersama  awak media, staf BKSDA NTT, Staf Satker PSDKP Larantuka Wilker Maumere, personil Polairud Polda NTT serta Sekertaris DKP Sikka.

Sebuah ekscavator dipergunakan untuk menggali lubang sedalam sekitar 2 meter persis di samping pondok yang dibangun untuk para pekerja beristirahat. Setelah dilakukan nekropsi, bangkai paus pilot pun dikuburkan.

 

Kesulitan Bernapas

Sebelum dikubur, tim dokter hewan dari Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mengambil isi perut dan daging paus tersebut untk dilakukan nekropsi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Drh. Maria Margaretha Siko saat ditanyai usai melakukan nekropsi menjelaskan sebelum paus dibelah terlebih dahulu diperiksa kondisi bagian luarnya.

Metha sapaannya mengatakan, terdapat luka di bagian kulit serta di bagian mulutnya akibat terdapat ikan yang tertahan di mulutnya dimana kemungkinan besar dari jenis Baracuda.

“Untuk memastikan penyebab kematian kita lakukan pemeriksaan dengan terlebih dahulu membelah kulitnya dengan hati-hati guna mengeluarkan gas terlebih dahulu,” sebutnya.

 

Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) yang sudah mati dan dikuburkan di Kampung Urun Pigang, Kelurahan Wailiti, Kota Maumere,Kabupaten Sikka,NTT. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Di dalam lambungnya kata Metha, ditemukan 2 ekor cumi-cumi, seekor gurita, seekor ikan Baracuda, kepiting dan ikan-ikan kecil. Tim dokter kata dia kesulitan membelah bagian mulutnya akibat keterbatasan peralatan yang dimiliki.

Ia sebutkan, ikan yang diperkirakan jenis Baracuda tersangkut di ujung saluran pencernaan dan ada saluran pernapasan yang luka. Kemungkina paus mati akibat kekurangan oksigen dan kesulitan bernapas akibat adanya ikan yang tersangkut di mulutnya.

“Rencana awalnya dikubur di kantor BKSDA namun kalau dilihat lokasi penguburannya masih agak jauh dari pemukiman warga. Saat melakukan nekropsi petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk mencegah tertular kuman penyakit,” terangnya.

Metha menyebutkan, usai  dilakukan penguburan stafnya melakukan sterilisasi lokasi termasuk tanah yang terkena cairan dari ikan serta mobil pengangkutnya. Petugas pun telah menyediakan desinfektan untuk disemprotkan.

Pantauan saat penguburan, bau menyengat tercium di lokasi penguburan. Tampak puluhan warga menyaksikan proses penguburan termasuk anak-anak yang terlihat tanpa mengenakan masker.

 

Exit mobile version