Mongabay.co.id

Studi: Manusia Memiliki Andil Punahnya Jenis Burung Tidak Terbang

 

 

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti menunjukkan, diperkirakan akan ada lebih banyak spesies burung yang tidak bisa terbang hidup di Bumi, jika tidak ada pengaruh dari kehadiran manusia.

Riset berjudul Anthropogenic extinctions conceal widespread evolution of flightlessness in birds ini telah dipublikasikan di Science Advance, edisi 2 Desember 2020.

Baca: Moa, Burung Raksasa yang Telah Punah

 

Ilustrasi burung moa yang hidup di Selandia Baru diserang elang. Ilustrasi: Wikipedia/John Megahan/PLoS Biology/ Creative Commons Atribusi 2.5 Generik

 

Dr. Ferran Sayol, penulis utama penelitian dari Centre for Biodiversity and Environmental Research, University College London & Environment Science, University of Gothenburg, Swedia, menuturkan bahwa dampak hadirnya manusia telah mengubah hampir sebagian besar ekosistem di dunia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kepunahan ratusan spesies satwa.

“Tentu saja dapat merusak pola evolusi, terlebih pada karakteristik yang kami pelajari sebagimana pada burung yang tidak bisa terbang, menyebabkan spesies ini lebih rentan terhadap kepunahan. Dari penelitian kami mendapat gambaran bias tentang bagaimana evolusi yang sebenarnya terjadi,” terangnya, dikutip dari Phys.org.

Baca: Dodo, Burung Misterius yang Mulai Terungkap Latar Kehidupannya

 

Dodo, burung yang telah punah namun terus diteliti oleh para ahli. Perlahan, pola kehidupannya mulai terkuak. Sumber: Wikipedia/Frederick William Frohawk’s restoration from Walter Rothschild’s 1907 book Extinct Birds/Public Domain

 

Pada riset tersebut, para peneliti mengumpulkan secara lengkap daftar jenis burung yang diketahui telah lenyap sejak kehadiran manusia.

Mereka mengidentifikasi 581 spesies burung yang punah periode Pleistosen Akhir [126 ribu tahun silam] sampai sekarang. Kepunahan yang “kemungkinan besar” karena adanya pengaruh manusia.

 

Burung dodo yang merupakan koleksi Carnegie Museum of Natural History, Pittsburgh, USA. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Berdasarkan sejumlah fosil atau catatan yang ada menunjukkan, sebanyak 166 spesies burung yang punah, diidentifikasi tidak memiliki kemampuan terbang. Sementara, hanya sekitar 60 jenis burung tidak bisa terbang saja yang mampu bertahan hidup hingga saat ini.

 

Dodo [Raphus cucullatus] adalah jenis burung tidak bisa terbang yang  kepunahannya terus diteliti ilmuwan. Carnegie Museum of Natural History, Pittsburgh, USA. Foto: Ridzki R Sigit/Mongabay Indonesia

 

Studi juga memaparkan, burung yang tidak bisa terbang itu jumlahnya lebih beragam dari yang diperkirakan sebelumnya. Hasil riset ini sekaligus memberikan informasi bahwa spesies yang tidak dapat terbang memiliki peluang lebih besar punah ketimbang jenis burung yang dapat terbang.

Baca: Tidak Bisa Terbang, Bagaimana Caranya Burung Ini Berada di Pulau Terpencil?

 

Inilah jenis mandar yang berada di Inaccessible Island, kawasan sangat terpencil di Samudera Atlantik selatan. Foto: Peter G. Ryan via Phys.org

 

Profesor Tim Blackburn dari Centre for Biodiversity and Environmental Research, University College London & Institute of Zoology, Zoological Society of London, yang terlibat pada penelitian ini mengatakan, banyak jenis burung menjadi tidak dapat terbang lagi ketika berada di lingkungan tanpa predatornya, seperti di pulau-pulau.

Terbang yang banyak menghabiskan energi digunakan burung untuk pergerakan lainnya. Akibatnya, mereka menjadi mudah dimangsa ketika manusia, atau tikus maupun kucing, serta jenis hewan lain, tiba-tiba muncul di wilayah itu.

“Kepunahan menjadi lebih cepat. Bahkan, kemungkinan akan berlanjut karena jenis burung tidak terbang lebih banyak ditunjukkan, ketimbang jenis lain, dalam daftar hewan terancam punah global,” ujarnya, masih dilansir dari Phys.org.

Baca: Dinyatakan Punah 136 Ribu Tahun Silam, Burung Ini Muncul Kembali

 

Ilustrasi kepunahan keragaman hayati, terutama burung moa di Selandia Baru dan kondisi di masa mendatang. Ilustrasi: I. Voet/Science Advance

 

Para peneliti melaporkan, sebagian besar pulau-pulau di seluruh dunia sejatinya memiliki jenis burung tidak bisa terbang, sebelum hadirnya manusia, menempati relung ekologis yang seharusnya didiami mamalia.

Hal ini terjadi di Selandia Baru [26 spesies seperti moa punah] dan di Hawaii [23 spesies punah, seperti jenis angsa].

Baca juga: Hah, Dari Portugal ke Indonesia Paulo Hanya Ingin Melukis Burung?

 

Tabel perbandingan kepunahan burung tidak terbang dengan jenis yang terbang. Sumber: Science Advance, 2 Desember 2020

 

Terhadap kondisi tersebut Sayol menuturkan, studi yang dia lakukan berserta kolega menunjukkan, evolusi burung tidak terbang merupakan fenomena umum. Sebagaimana kita ketahui, spesies yang tidak dapat terbang adalah penguin, mandar, burung unta dan kerabatnya.

Saat ini, menurut Sayol, hanya ada 12 keluarga burung tidak dapat terbang, yang sebelum kemunculan manusia jumlahnya sekitar 40 keluarga.

“Tanpa kepunahan, seharusnya kita berbagi hidup di planet ini dengan burung hantu, pelatuk dan ibis. Namun sayang, sebagian besar sudah tidak ada lagi,” jelasnya.

 

 

Exit mobile version