Mongabay.co.id

Mengenal Kalkun, Unggas Amerika yang Berhasil Dikembangbiakkan di Indonesia

 

Tiga ekor unggas berukuran besar tengah mematuk-matuk mencari makan di kawasan kuburan. Satu diantaranya memiliki ukuran lebih besar dan warna bulunya lebih berwarna-warni Saat berjalan kadang terpisah, tapi lebih seringnya bergerombol lagi. Mereka adalah ayam kalkun (Meleagris), merupakan spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris.

Rupanya yang lebih besar itu merupakan kalkun jantan, selain bulunya berwarna-warni kalkun jantan dikenal mempunyai ekor yang indah. Sementara yang kedua merupakan kalkun betina yang ukurannya lebih kecil. Tatkala di alam bebas, dari rentang sayapnya yang bisa mencapai 1,5-1,8 meter ini mudah dikenali.

baca : Dalih Lestarikan Tradisi, Para Penggemar Ayam Indonesia Adakan Kontes Lipur Stigma Judi

 

Kalkun (Meleagris) merupakan spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Walaupun dalam bahasa Inggris kalkun ini dikenal dengan Turkeys, tetapi ternyata hewan ini bukan berasal dari Negara Turki. Awalnya, kalkun ditemukan lebih dari 400 tahun lalu di Meksiko dan Amerikan Utara. Lalu ada orang Spanyol datang ke Meksiko dan membawa daging kalkun tersebut untuk disebarluaskan ke benua Eropa.

Akan tetapi, sampai sekarang orang Inggris masih menganggap burung besar yang mirip dengan ayam tersebut dibawa dari Negara Turki, sampai-sampai orang-orang Inggris menamakan kalkun dengan sebutan Turki.

Dibanding daging ayam kampung dan daging ternak lainnya, daging kalkun mempunyai keunggulan dagingnya yang lezat dan proteinnya tinggi, kandungan lemak dan kolesterol lebih rendah. Sehingga termasuk salah satu jenis aneka ternak unggas yang layak dikembangkan sebagai sumber protein yang tinggi.

baca juga : Makna Pentingnya Ayam dalam Hidup Orang Bali

 

Selain bulunya berwarna-warni kalkun jantan dikenal mempunyai ekor yang indah. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Gelambirnya Jadi Andalan

Salah satu hal yang khas dari unggas ini yaitu gelambir kulit pada bagian kepalanya. Dilansir dari bobo.grid.id, kulit pada kepala kalkun dalam bahasa Inggris disebut dengan snood. Disaat seekor kalkun jantan memasuki masa kawin, gelambirnya jadi berguna.

Hal ini karena kalkun betina akan lebih memilih kalkun jantan mana yang akan jadi pasangannya.

Kalkun jantan akan berprilaku mondar-mandir, dan juga mengeluarkan suara yang khas. Selain itu juga dadanya dibusungkan, sementara ekornya dikembangkan kemudian sayapnya diseret di depan kalkun betina pada saat musim kawin. Cara lain untuk menjadi perhatian kalkun betina, kalkun jantan akan berjalan lenggak-lenggok di depan kalkun betina. 

Snood di kepalanya akan digunakan apabila kalkun betina sudah tertarik. Semakin panjang gelambir kulit pada kepala kalkun ternyata semakin posisinya semakin dominan dibandingkan kalkun jantan lainnya.

menarik dibaca : Ayam Cemani, Harga Selangit dan Dibunuh Hanya Gara-gara Mitos

 

Asal nama kalkun diambil dari kota Kalikut di India, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut “kalkoen”. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Dr. Richard Buchholz, pada tahun 1990-an dalam penelitiannya tentang perilaku hewan menyebut, panjang snood pada kalkun berhubungan dengan usia, hormon testosteron, dan masa tubuh. Artinya hal ini membuat kalkun melihat sifat menyerang, pengalaman, kondisi tubuh, dan kemampuan bertarung lawannya.

Selain itu, dari snood-nya itu kalkun betina bisa mengetahui kondisi kesehatan kalkun jantan. Menurut penelitian tersebut kalkun jantan yang snood-nya semakin panjang membawa sedikit parasit sehingga bisa lebih sehat.

Untuk penamaan kalkun sendiri setiap negara mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Asal nama kalkun diambil dari kota Kalikut di India, dalam bahasa Belanda disebut “kalkoen”. Sementara ayam Belanda merupakan sebutan bahasa melayu untuk kalkun. Menurut orang zaman dulu, nama-nama dalam berbagai bahasa dunia untuk kalkun hasil domestikasi juga mencerminkan nama negeri asal kalkun yang eksotik. Waktu itu, orang percaya lokasi benua Amerika yang baru saja ditemukan terletak di Asia Timur.

Selain itu, orang zaman dulu suka menamakan binatang dengan nama-nama tempat yang jauh dan eksotis supaya bisa dijual mahal.

baca juga : Inilah Fakta-fakta Unik Burung Paling Berbahaya di Dunia

 

Awalnya, kalkun ditemukan lebih dari 400 tahun lalu di Meksiko dan Amerikan Utara. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Tips Pengembangan Kalkun

Ada beberapa strategi untuk pengembangan usaha ternak kalkun. Dalam penelitian Adelia Rizky, dkk, tentang Analisa Usaha dan Strategi Pengembangan Ternak Kalkun Mitra Alam Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung menjelaskan, strategi prioritas kalkun didapatkan dengan cara menyilangkan faktor internal dan eksternal.

Ada sepuluh strategi prioritas yang bisa diterapkan sesuai dengan letak kuadran dan pendekatan visi misi usaha ternak kalkun Mitra Alam. Pertama, meningkatkan pengalaman pemilik usaha dan pengetahuan teknik budidaya kalkun untuk meningkatkan produksi dengan mengikuti pembinaan dan pelatihan usaha berternak kalkun. Berikutnya, menggunakan teknologi penunjang usaha untuk menghasilkan produk kalkun berkualitas sesuai dengan munculnya gaya preferensi masyarakat mengkonsumsi produk makanan bernilai gizi tinggi.

Lalu bekerjasama dengan seorang profesional dibidang peternakan agar seluruh kegiatan tidak bergantung pada pemilik usaha ternak untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas sehingga konsumen mengetahui keunggulan dan manfaat produk kalkun.

menarik dibaca : Dodo, Burung Misterius yang Mulai Terungkap Latar Kehidupannya

 

Jika dibandingkan dengan daging ayam kampung dan daging ternak lainnya, daging kalkun termasuk rendah kolestrol. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Memanfaatkan lokasi usaha ternak yang strategis dan lahan yang subur untuk menghasilkan daging kalkun secara alami untuk menjaga kualitas kalkun, sehingga mampu bersaing dengan produk unggas lain yang lebih terjangkau. Kemudian, meningkatkan kegiatan promosi untuk menambah volume penjualan sehingga mampu mengisi peluang pasar untuk produk kalkun yang besar. Meningkatkan produk dan inovasi untuk lebih menarik perhatian pemerintah dengan cara rutin mengikuti pembinaan dan pelatihan agar kualitas kalkun terjaga.

Teknologi ramah lingkungan juga perlu dimanfaatkan dengan tetap menyesuaikan perkembangan teknologi produksi kalkun Mitra Alam terus bertambah. Mengoptimalkan penjualan kalkun meskipun kondisi jalan rusak dan minim alat transportasi untuk kemningkatkan pendapatan sehingga pendapatan meningkat dan mampu mengikuti perkembangan teknologi.

Perlunya ditingkatkan kegiatan promosi untuk menambah volume penjualan dengan memanfaatkan dukungan pemerintah untuk pengembangan kalkun. Kemudian, meningkatkan kualitas serta kuantitas sesuai dengan jumlah permintaan produk kalkun yang tinggi sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi produksi, informasi, komunikasi dan distribusi. Selain itu, mengikuti pembinaan dan pelatihan usaha beternak kalkun di berbagai tempat juga diperlukan.

 

Salah satu hal yang khas dari unggas ini yaitu gelambir kulit pada bagian kepalanya. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version