Mongabay.co.id

Melepas Penat di Pantai Baru The Legend Pamekasan

 

Ombak kecil berkejaran lirih, seakan berpacu menjilat hamparan pasir. Dahan dan ranting puluhan cemara laut yang rindang berdansa dihembus angin, bak saling sapa satu sama lain. Beberapa sempalan batang kayu berbagai bentuk tertancap kuat di atas hamparan pasir, tepat di antara celah pohon cemara dan menarik perhatian pengunjung untuk dijadikan spot foto serta nampak instagramable.

Di bawah cemara laut berjejer puluhan tempat sampah terbuat dari anyaman bambu dengan jarak tiga sampai lima meter. Di belakang pohon cemara laut, rimbunan mangrove dengan tinggi beragam nampak rindang dengan hijau yang khas.

Di sudut lain, muda mudi bergantian berfoto ria dengan berbagai gaya. Di sebelahnya, muda mudi lain duduk di spot foto yang paling dekat dengan bibir pantai. Di sebelahnya lagi, sekelompok ibu-ibu, sebagian bersama anaknya asyik bermain di bibir pantai. Sesekali berfoto secara bergantian atau meminta bantuan wisatawan lain.

Begitulah suasana Pantai The Legend di Dusun Laok Tambak, Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Senin (8/11/2021) sore.

baca : Menikmati Indahnya WGS, Pantai Tersembunyi di Pesisir Lamongan

 

Sejumlah pengunjung Pantai The Legend sedang berjalan santai di dekat pohon cemara laut dalam bingkai spot foto yang paling dekat dekat dengan bibir pantai. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Berlibur ke pantai di tengah jeda kesibukan pekerjaan dalam waktu tertentu biasa dilakukan oleh banyak orang untuk bisa melepas penat dengan menikmati panorama alam. Termasuk cara yang dilakukan oleh Ahmad Rofiqi (26), pemuda asal Dusun Bungkuplong, Desa Sana Tengah, Kec. Pasean Kab. Pamekasan.

Dia bilang, memilih berlibur ke pantai The Legend karena ingin tahu salah satu wisata pantai teranyar di Pamekasan tersebut. “Saya penasaran karena namanya keren dan tiba di sini, saya suka pantai ini. Deretan cemara dan hamparan pasirnya yang membentang menambah kecantikan pantai ini. Lumayan liburan ke pantai ini bisa hilangkan pusing karena beraktivitas,” katanya.

Sedangkan Fatma Fillah, wisatawan lain mengatakan ingin melepaskan penat kerja dengan berkunjung ke pantai The Legend. “Saya tahu dari medsos. Dan tidak menyangka ada pantai sebagus ini di Pamekasan. Pantai ini recommended banget buat teman-teman yang mau melepas penat,” tuturnya.

Menurutnya, Pantai The Legend bisa dikatakan pantai yang masih perawan. Sehingga pembuatan spot foto sebagai umumnya tempat wisata tidak merusak keperawanan pantainya. Meski diperlukan, dia menyarankan spot foto dibuat alamiah karena lebih ramah lingkungan.

“Tidak bisa dipungkiri kalau pengunjung ke tempat wisata akan berswafoto. Saran kepada pengelola agar menyediakan spot foto alamiah, diambil dari bagian alam yang sudah tidak produktif. Contohnya ranting atau batang kayu. Tinggal dipoles dengan cat jika diperlukan, seperti yang sudah ada ini,” ungkapnya.

baca juga : Berwisata Bersama Penyu di Pantai Lowita

 

Sejumlah ibu-ibu nampak asyik bermain di spot foto di pesisir pantai The Legend Pamekasan, Madura. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Wisatawan lain, Sulistina mengaku, pantai tersebut masih alami dan bagus untuk dijadikan tempat refreshing. “Rasanya segar banget berada di sini. Bisa menghirup udara dari alam lepas. Enak banget. Ombaknya juga cukup santai, jadi enak banget misal refreshing ke sini sambil bermain di bibir pantainya,” katanya.

Sulistina mengatakan tempat wisata alam pantai ini perlu ditambahkan fasilitas pendukung seperti tempat sampah. Bila memungkinkan tempat sampah organik dan non organik dipisah.

Perempuan yang berprofesi sebagai guru itu berharap, pengelola wisata tersebut bisa menambahkan gapura khusus di pintu masuk di dekat jalan raya agar wisatawan dapat dengan mudah menuju ke lokasi.

Ahmad Ramli, salah satu pemuda setempat sekaligus bagian dari tim pengelola Pantai The Legend menuturkan, jauh sebelum diresmikan pada April 2021 lalu dan viral di medsos, pantai tersebut awalnya hanya jadi tempat bermain untuk sekadar nongkrong dan tempat singgah nelayan setempat saat berangkat dan pulang melaut.

Sedang nama The Legend sebenarnya dinisbatkan ke nama desanya. “Nama desa disini Padelegan. Kami poles menjadi nama yang agak milenial sedikit, agar menarik,” katanya saat ditemui di posko di dekat pintu masuk.

Karena banyak pemuda setempat yang aktif tergabung dalam organisasi Gerakan Pemuda Ansor, maka pengelolaan pantai dilakukan atas nama Pemuda Ansor agar lebih terorganisir. “Setelah dirembug, (pantai wisata) dikelola atas nama Pemuda Ansor bekerjasama dengan Bumdes Desa Padelegan,” ungkapnya.

baca juga : Wisata Religi Pantai Balekambang

 

Jajaran pohon cemara laut yang menghiasi pantai The Legend, Pamekasa, Madura. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Ahmad menceritakan tantangan awal mengelola pantai itu, seperti masyarakat yang mendukung dan menolak karena alasan tertentu, termasuk harus izin ke beberapa tokoh masyarakat

Setelah beberapa kali dirundingkan, akhirnya diizinkan dengan syarat pemuda yang siap mengelola pantai tersebut harus memperhatikan dan mempertimbangkan norma yang berlaku di masyarakat, aspek lingkungan, harus memberdayakan dan dikelola bersama atau melalui rekomendasi desa untuk kepentingan masyarakat.

“Karena baru dibuka dan bertepatan dengan pandemi seperti ini, ya tidak seramai seperti pantai yang jauh lebih lama dan fasilitas yang memadai. Tapi alhamdulillah, lumayan setiap harinya agak ramai. Apalagi pada awal-awal diresmikan beberapa bulan lalu. Kami juga sedang membangun warung untuk masyarakat yang mau jualan di sini. Alhamdulilah, sejak dikelola, pengunjung dari dalam Madura cukup banyak, bahkan dari luar Madura juga ada,” bebernya.

Tarif berwisata di Pantai The Legend cukup murah, karena hanya tarif parkir kendaraan saja. Tarif parkir mobil Rp10.000 dan tarif parkir motor Rp2.000. Ahmad menambahkan, pengelola menyediakan fasilitas camping. Bisa bawa tenda sendiri dan bisa juga menggunakan sewa tenda yang disediakan ditambah jasa pengamanan.

“Sedang untuk sampah, kami sudah menyediakan tempat sampah di area pantai, berupa besek di bawah cemara. Nah itu dikontrol setiap hari. Jadi setiap sore atau batas waktu kunjung, kami melakukan pembersihan. Jadi mungkin itu juga jadi ajang untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan,” katanya.

menarik dibaca : Belasan Tahun Menghilang, Penyu Belimbing Muncul Kembali di Pantai Paloh

 

Tempat sampah (besek) terbuat dari anyaman bambu. Salah satu fasilitas yang disediakan pengelola Pantai The Legend untuk mencegah lingkungan yang kotor dari sampah. Foto : Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Perihal kepedulian lingkungan, utamanya sampah, diperkuat dengan papan kayu bertuliskan bernada kampanye kebersihan lingkungan di berbagai sudut. Seperti “Sampahmu Harga Dirimu” dan “Habis Makan Jangan Nyampah Dong. Udah Gede Kok Manja!?” disertai emoticon senyum ramah dengan replika kartun yang terbuat dari triplek.

Pengelola akan terus mengembangkan fasilitas yang lebih memadai. Sudah ada gazebo untuk tempat istirahat dan untuk sholat. Toilet pun telah tersedia.

“Misal nanti ada teman-teman mahasiswa mau adakan acara di sini, kami bisa melayani. Tempat bisa gunakan area pantai atau di gazebo. Soal karcis, kami tetap pakai tarif pengunjung. Jadi tetap akan dihitung sebagai wisatawan, bukan sewa tempat,” pungkasnya.

 

Exit mobile version