Mongabay.co.id

Biawak Air, si Reptil yang Suka Berjemur

 

Hidupnya soliter baik itu saat berburu maupun mengembara. Selain mampu hidup di darat, dia juga bisa bertahan di perairan. Kakinya berjumlah empat, sedangkan karakter berjalannya merayap. Aktif pada siang hari sehingga disebut hewan diurnal.

Dialah biawak air hewan yang ketika mencari makan aktifnya mulai pagi hari. Pada siang hari kebiasaan yang dia lakukan adalah berjemur. Sedangkan malam harinya reptil dengan nama latin Varanus salvator waktunya dihabiskan untuk beristirahat.

Adapun tempat istirahat biawak air biasanya di dalam lubang, semak maupun pohon. Saat masih kecil, tidak jarang dia akan berdiam di rumah warga yang tempat tinggalnya berdampingan dengan rawa maupun tambak.

Biawak air bisa bersembunyi di sela-sela reng kayu untuk penahan genteng, atau juga berada di bawah kolong-kolong rumah. Hal ini karena sifatnya yang menyukai tempat lembab. Selain itu, biawak air asia juga bisa bersembunyi di dalam parit perkampungan.

Jika dilihat dari tampilannya, biawak air dewasa ini seperti komodo yang masih dalam kerabatnya. Merupakan salah satu binatang khas Indonesia yang ukurannya bisa besar dan panjang.

Ukuran biawak air dewasa rata-rata 1,5 meter. Namun spesies biawak besar ini juga mampu tumbuh hingga 3,21 meter. Sedangkan berat maksimum bisa lebih dari 25 kg, akan tetapi sebagian besar merupakan setengah dari ukuran itu.

baca : Heran, Masih Saja Ada Orang yang Konsumsi Daging Biawak

 

Kaki biawak air berjumlah empat, sedangkan karakter berjalannya merayap. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Karakteristik

Secara morfologi, hewan yang masuk dalam famili Varanidae mempunyai bentuk lubang hidung oval, posisi lubang hidungnya berada di depan moncongnya.

Selain leher, moncong biawak air juga panjang, ujungnya tumpul dan dilengkapi dengan gigi tajam. Dan beberapa pleurodont yang melekat pada sisi rahang. Deretan giginya bisa berganti dengan gigi baru yang berada di bagian lipatan gusi.

Sedangkan bentuk kepalanya lebar dan berbentuk bulat lonjong dengan sisik pada bagian kepala saling berjajar, ukurannya lebih besar daripada sisik bagian tubuh lainnya.

Karakter kulit biawak air relatif kasar dengan bintik-bintik kecil agak menonjol. Tubuh bagian atas berwarna hitam atau indigo dengan corak bertutul warna kuning pucat berbentuk bulat di bagian atas kepala, punggung sampai pangkal ekor, sedangkan bagian bawah berwarna kuning keputihan.

Bentuk sisik di bagian atas kepala lebih besar, sementara ukuran sisik di bagian belakang hingga menuju ekor semakin kecil.

Ekor biawak air berbentuk pipih, di bagian atasnya keras, sangat kokoh, ukurannya panjang bisa melebihi panjang kepala dan badan. Ekornya yang panjang tersebut berfungsi sebagai pertahanan diri. Karakter lain dari biawak ini adalah jika berjalan seringkali menjulurkan lidah.

Lidah yang dimiliki berukuran panjang, bentuknya tipis, halus dan bercabang. Sementara bagian ujung lidah biawak berwarna merah, dalam Buku Natural the History of Monitor Lizard yang ditulis Harold F. De Lisle menjelaskan fungsi dari lidah tersebut digunakan untuk menemukan makanan.

baca juga : Lanthanotus borneensis, Biawak Misterius Tak Bertelinga Dari Kalimantan

 

Secara morfologi, biawak air masuk dalam famili Varanidae mempunyai bentuk lubang hidung oval. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Sedangkan indra penciuman biawak didukung oleh organ Jacobson yang sangat berkembang, sehingga bisa dengan mudah mendeteksi hewan sejenis dengan menggunakan organ vemeronasal.

Buku terbitan tahun 1996 itu menyebutkan pada bagian mata ditutupi dua kelopak mata dan pupil yang membulat, salah satu pada kelopak mata itu tetap akan terbuka pada saat berenang. Timpanium yang dimiliki biawak air ini besar, dan tidak berdaun telinga.

Biawak air termasuk jenis hewan pemakan daging (karnivora). Sehingga satwa ini bisa memangsa bermacam jenis hewan baik itu yang hidup ataupun mati. Seperti ikan, burung, serangga, tupai, reptilia kecil, tikus, udang maupun kepiting sungai.

Hewan berdarah dingin ini juga terkadang mencuri telur kura-kura ataupun buaya. Karena memiliki penciuman yang tajam biawak air tersebut juga kerapkali dijumpai memakan bangkai.

menarik dibaca : Nestapa Hidup Biawak Tak Bertelinga

 

Hidup biawak air soliter baik itu saat berburu maupun mengembara. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Persebaran

Sesuai dengan namanya, hewan yang dikenal juga dengan sebutan Water monitor merupakan hewan liar asli Asia Selatan hingga Asia Tenggara. Habitat biawak air adalah semi-akuatik, bisa hidup ditepi sungai, rawa-rawa, dan mampu melintasi bentang air yang luas.

Biawak air juga dapat ditemukan disekitar perairan seperti hutan bakau, hutan hujan, hutan campuran dan sekitar rawa. Dibandingkan dengan semua jenis Varanidae persebaran spesies biawak air ini yang paling umum.

Persebarannya luas di kawasan beriklim panas dan tropis seperti di Asia, Australia dan Afrika. Dikenal dengan nama bayawak dalam bahasa Sunda, atau dalam bahasa Jawa disebut nyambik, sedangkan di Madura dikenal dengan sebutan berekai.

Sejumlah jurnal menyebut, kepadatan populasi biawak pada suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketersediaan makanan yang melimpah, tingkat persaingan yang rendah karena predator. Selain itu juga kurangnya perburuan liar yang dilakukan oleh manusia.

baca juga : Foto: Biawak, Si Kadal Raksasa Berlidah Biru

 

Kebiasaan yang dilakukan biawak air salah satunya adalah berjemur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Salah satu prilaku yang disukai Biawak air adalah berjemur, sedangkan tempat yang disukai saat berjemur mempunyai permukaan yang datar dan langsung terpapar matahari, seperti di atas batang pohon ataupun di atas bebatuan.

Biawak air termasuk hewan opivar dan bisa menghasilkan telur lebih dari satu kali dalam setahun. Telurnya berbentuk lonjong silindris dan mempunyai kulit yang lunak serta kasar. Telur mulai menetas dengan durasi waktu 180-372 hari dengan suhu sarang 30 derajat celcius.

 

Exit mobile version