Mongabay.co.id

Seekor Penyu Belimbing Terlilit Pukat Nelayan di Sikka. Bagaimana Selanjutnya?

 

Lelaki 53 tahun tersebut sedang beristirahat saat disambangi di rumahnya, Senin (27/2/2022) sore. Ia sibuk menjahit pukatnya yang rusak akibat terlilit penyu belimbing, Senin (20/2/2022) lalu.

Yohanes Don Bosco kepada Mongabay Indonesia mengenang kembali kejadian yang baru pertama dialaminya selama puluhan tahun menjadi nelayan tradisional.

Dia bertutur, subuh sekitar pukul 03.00 WITA, dia bersama anak lelakinya Yoseph Orianto (25) turun ke laut. Mereka hendak melepas pukat di rumpon yang berjarak sekitar 5 mil dari bibir pantai, di perairan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere.

Sekitar pukul 05.00 WITA, dirinya kaget karena pukatnya tertarik. Seekor penyu belimbing (Dermochelys coriacea) berukuran besar terlihat berenang di permukaan laut dengan badan terlilit pukat.

“Awalnya saya kira itu buaya karena punggungnya mirip buaya. Setelah mengapung baru saya kaget ternyata seekor penyu berukuran besar,” sebut Yohanes saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Waioti, Kota Maumere,K abupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

baca : Belasan Tahun Menghilang, Penyu Belimbing Muncul Kembali di Pantai Paloh

 

Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang terkena jaring nelayan di Kelurahan Waioti,Kota Maumere, Kabupaten Sikka,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : Warga Kelurahan Waioti

 

Yohanes bercerita pagi itu dirinya membawa pukat ukuran 1,5 inch sebanyak 3 buah. Biasanya dipakai untuk menjering ikan selar kuning dan ikan layang.

Karena berukuran besar, penyu itu ditarik ke darat lalu bersama warga memotong pukatnya agar penyunya bisa terlepas.

“Setelah terlepas kami memberi makan  penyunya dengan ikan lalu menuntunnya ke laut dalam baru dilepas sekitar pukul 08.00 WITA,” paparnya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere, BKSDA NTT Pieter R.E. Didok kepada Mongabay Indonesia menjelaskan, setelah mendapatkan laporan dari masyarakat, pihaknya turun ke lokasi.

Piter menyebutkan,saat tiba di lokasi sekitar pukul 08.15 WITA, penyu belimbing tersebut sudah dilepaskan oleh warga ke laut.

baca juga : Penyu Belimbing Sering Terjaring Nelayan di Kupang. Dimana Saja Habitatnya di NTT?

 

Warga Kelurahan Waioti, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT sedang melepaskan pukat yang melilit badan penyu belimbing. Foto : Warga Kelurahan Waioti

 

Berdasarkan video, foto dan wawancara dengan nelayan, disimpulkan penyu itu berjenis belimbing (Dermochelys coriacea) dengan panjang badan sekitar 170 cm dan lebar sekitar 110 cm.

Hadir dalam pemantauan tersebut selain BKSDA NTT, Polairud Polda NTT dan Satwas PSDKP Flores Timur.

 

Melepas Penyu

Selain di Kabupaten Sikka, nelayan Pokmaswas Jalur Gaza di Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur pun melepaskan penyu hijau.

Ketua Pokmaswas Jalur Gaza Wilhelmus Melur menjelaskan, seekor penyu hijau (Chelonia mydas) dewasa terkena jaring nelayan asal Desa Sulengwaseng, Jumat (27/2/2022).

Mus sapaannya mengatakan, penyu hijau betina tersebut memiliki panjang 58 cm dan lebar 43 cm. Pelepasan penyu dilakukan oleh Camat Solor Selatan bersama Babinsa dan anggota Pokmaswas Jalur Gaza.

“Sebelumnya pun kami telah melepaskan seekor penyu hijau dewasa yang terkena jaring nelayan pada tanggal 12 Fabruari 2024 lalu,” tuturnya.

baca juga : Perburuan Tabob : Bergesernya Tradisi Mengancam Punahnya Penyu Belimbing [1]

 

Penyu hijau (Chelonia mydas) yang terkena jaring nelayan di Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, NTT berhasil dilepaskan ke laut. Foto : Pokmaswas Jalur Gaza

 

Minta Bantuan

Saat ditemui Yohanes mengaku sudah seminggu tidak melaut. Ia membeli tali senar dan menjahit sendiri pukatnya yang rusak agar bisa kembali melaut.

Dia menuturkan tiga buah pukat miliknya rusak dan tidak bisa dipakai lagi.

Ia membeli kembali 3 buah pukat seharga Rp450 ribu, timah untuk pemberat sebanyak 2 kg seharga Rp70 ribu serta tali satu bal Rp60 ribu.Total uang yang dikeluarkannya Rp580 ribu.

Usai pelepasan penyu, dia menanyakan kepada petugas yang datang apakah pukatnya yang rusak bisa diganti. Petugas menjawab akan dikordinasikan terlebih dahulu dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sikka.

baca juga : Penyu Belimbing Masih Dikonsumsi Masyarakat Mentawai, Mengapa?

 

Yohanes Don Bosco Warga Kelurahan Waioti,Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT menunjukan jaringnya yang rusak terlilit penyu belimbing. Foto : Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Yohanes minta agar ada perhatian dari pemerintah kepada nelayan. Rata-rata nelayan sudah mengetahui jenis ikan, mamalia laut dan biota laut lainnya yang dilindungi.

“Kalau pukat kami rusak dan diganti maka nelayan pasti akan berjuang menyelamatkan penyunya.Takutnya nanti nelayan memotong dan melepaskannya di laut. Kasihan kalau penyunya mati sebab tergolong langka dan dilindungi,” harapnya.

Kepala DKP Sikka Paulus Hilarius Bangkur saat ditanyai mengatakan saat ini pihaknya belum memiliki stok pukat. Bila nanti ada, maka akan diberikan ke nelayan.

 

Warga Kelurahan Waioti, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT sedang melepaskan pukat yang melilit badan penyu belimbing. Foto : Warga Kelurahan Waioti

 

Exit mobile version