Mongabay.co.id

Teluk Kao, Bukan Lokasi Biasa Pengamatan Burung Migrasi

Dara-laut jambul. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/Mongabay Indonesia

 

 

Ingin melihat kehadiran burung bermigrasi? Teluk Kao merupakan lokasi yang bisa kita datangi untuk melakukan pengamatan.

Teluk Kao merupakan perairan yang menjorok ke daratan yang luasnya 15 kilometer persegi di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Teluk ini masuk dalam wilayah lima kecamatan yaitu Malifut, Teluk Kao, Kao Raya, Kao Barat, dan Kao Utara.

Secara geografis, di Teluk Kao terdapat Desa Kao yang masuk kawasan Key Biodiversity Area [KBA] dikarenakan menjadi rumah bagi spesies langka seperti burung gosong maluku, kakatua putih, juga penyu.

Desa Kao ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial [KEE -sekarang disebut Area Bernilai Konservasi Tinggi/ABKT] berdasarkan Surat Keputusan Bupati Halmahera Utara Nomor 078/102/HU/2020 Tahun 2020 tanggal 17 Maret 2020, dengan luas 300,92 hekatare.

Baca: Dara-laut Cina yang Dipastikan Ada di Indonesia

 

Dara-laut jambul. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/Mongabay Indonesia

 

Khusus burung pantai dan laut, sebelumnya tidak banyak informasi yang didapatkan di Teluk Kao. Selain, catatan Bernstein yang mengoleksi satu ekor jenis dara-laut cina [Thalasseus bernsteini] pada November 1860.

Namun pada 2019, seorang fotografer dan penulis buku “Burung-burung Migran Maluku Utara” Akhmad David Kurnia Putra, berhasil mencatat dan mengidentifikasi 6 jenis burung yang ada di Teluk Kao.

Catatan perjumpaan ini bertambah. Saat World Migratory Bird Day 2023, tim dari Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Burung Indonesia, Burungnesia, Burung Laut Indonesia, dan kelompok pengamat burung dari Maluku berhasil mengidentifikasi 16 jenis burung air, burung pantai, dan burung laut di Teluk Kao.

Dari 16 jenis tersebut, dua jenis masuk Daftar Merah IUCN, yaitu trinil ekor-kelabu dan kedidi besar. Selain itu, ada juga jenis yang masuk daftar dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P 106 Tahun 2018 yaitu kuntul besar, gajahan penggala, dara-laut biasa, dara-laut jambul, dara-laut tiram, dan dara-laut kumis.

Baca: Burung Laut Ternyata Punya Jalur Migrasi

 

Seekor burung dara laut kumis [Chlidonias hybrida] bertengger di atas bambu. Foto: Ady Kristanto

 

Akhmad David Kurnia Putra mengatakan, Teluk Kao sangat penting bagi burung bermigrasi. Habitat yang alami, pohon bakau tumbuh subur, hamparan pasir lumpur yang luas saat air laut surut, menjadi tempat ideal bagi burung pantai dan burung dara-laut beristirahat.

“Masyarakat dan pemerintah tampak peduli akan Teluk Kao. Ini terlihat dari kegiatan konservasi gosong maluku serta pengolahan produk dari tanaman bakau untuk meningkatkan ekonomi masyaarakat,” jelasnya, baru-baru ini.

Baca: Polusi Cahaya Membuat Burung Bermigrasi Malam Hari Merana

 

Sekumpulan burung dara laut dan burung pantai terbang di Teluk Kao. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/Mongabay Indonesia

 

Pencemaran

Namun, ada juga ancaman terhadap kelestarian Teluk Kao. Hasil uji laboratorium yang dilakukan Pertiwi [2018] terhadap jenis kerang Polymesoda sp menunjukkan bahwa kisaran kandungan merkuri di Teluk Kao yaitu 1.24-3.49 mg/kg [ambang batas normal hingga 0,5]. Artinya, kandungan merkuri di kerang sangat tinggi.

Hal tersebut dimungkinkan terkait dengan besarnya konsentrasi merkuri yang digunakan dan dibuang dari proses ekstraksi emas yang ada di sekitar kawasan. Jenis kerang Polymesoda sp menjadi salah satu pakan burung pantai.

Sementara, penelitian air pada sungai dan laut di Perairan Teluk Kao oleh Husen [2016] menunjukan kandungan merkuri Hg air sungai dan laut untuk pagi 0,004 mg/L, sedangkan untuk sore sebesar 0,0038 mg/L.

Artinya, konsentrasi merkuri sudah melebihi standar baku mutu. Ini sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu 0,001 mg/L air sudah tidak bisa dikonsumsi lagi.

Baca juga: Menghitung Burung Pemangsa Migrasi, Bagaimana Caranya?

 

Sekumpulan kedidi besar tampak mencari makan di Teluk Kao. Foto: Fransisca N Tirtaningtyas/MOngabay Indonesia

 

Fadila Tamnge, Dosen Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Khairun Ternate, menjelaskan bahwa dampak pencemaran merkuri dapat berpengaruh terhadap kebugaran dan kesehatan burung, terlebih jenis bermigrasi.

Merkuri bisa saja menghambat kinerja migrasi seperti mengganggu navigasi dan keseimbangan, membuat ketahanan penerbangan berkurang, dan oksidatif sehingga berpotensi terhadap penurunan populasi burung migrasi secara global.

“Yang bisa kita lakukan terhadap burung bermigrasi adalah mengetahui dimana titik singgahnya. Bila lokasi tersebut tercemar, maka kita semua berusaha membersihkannya atau setidaknya mengurangi paparan zat berbahaya yang terkandung pada air, termasuk juga pada pakannya,” terang Fadila, belum lama ini.

Fadila menambahkan, penting kita menjaga keberadaan habitat burung bermigrasi di Teluk Kao, karena kehadirannya dapat meningkatkan nilai indeks keanekaragaman burung di lokasi tersebut.

Migratory bird as messengers. Melalui gerakan periodiknya, burung-burung yang bermigrasi melintasi banyak negara dan benua dapat menyingkap status dan sebaran spesies lebih baik dibandingkan jenis taksa lain. Burung bermigrasi juga, secara tidak langsung membawa pesan bagi konservasi keragaman hayati di seluruh dunia,” paparnya.

 

Jenis burung air, burung pantai, dan burung laut di Teluk Kao, Maluku Utara

No Nama Lokal Nama Ilmiah IUCN PP 106 /2018
1 Kuntul besar Ardea alba LC

2 Cerek-pasir besar Charadrius leschenaultii LC

3 Trinil ekor-kelabu Tringa brevipes NT

4 Trinil bedaran Xenus cinereus LC

5 Trinil kaki-hijau Tringa nebularia LC

6 Gajahan penggala Numenius phaeopus LC

7 Kedidi besar Calidris tenuirostris EN

8 Trinil pembalik-batu Arenaria interpres LC

9 Kedidi leher-merah Calidris ruficollis LC

10 Trinil pantai Actitis hypoleucos LC

11 Cerek kernyut Pluvialis fulva LC

12 Cikalang kecil Fregata ariel LC

13 Dara-laut biasa Sterna hirundo LC

14 Dara-laut jambul Thalasseus bergii LC

15 Dara-laut tiram Gelochelidon nilotica LC

16 Dara-laut kumis Chlidonias hybrida LC

 

Referensi:

Husen, A. 2016. Analisis kualitas air sungai yang bermuara di Perairan Teluk Kao, Halmahera Utara. Jurnal Ilmiah Agrobisnis dan Perikanan Vol 9 (1).

Pertiwi, RTA. 2018. Kandungan Merkuri dan Asam Sianida Pada KerangPolymesoda spdi Teluk Kao Halmahera Utara. Techno Vol 7(01)

Putra, ADK. 2023. Burung-burung Migran di Maluku Utara. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.

 

Exit mobile version