Mongabay.co.id

Isu Lingkungan Belum Jadi Prioritas Calon Wakil Rakyat di Aceh

 

 

Isu lingkungan belum menjadi prioritas calon wakil rakyat di Aceh. Padahal, persoalan ini sangat penting mengingat Aceh sering dilanda bencana alam akibat rusaknya alam.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia [Walhi] Aceh, Ahmad Shalihin menjelaskan, calon anggota legislatif [caleg] di Aceh memang tidak menjadikan isu lingkungan dalam visi dan misi mereka.

“Kami melihat, sampai saat ini sebagian besar caleg tidak memahami isu lingkungan. Mereka masih beranggapan isu lingkungan belum penting,” ujarnya, Rabu [17/1/2024].

Shalihin mengatakan, meski ada yang menjadikan isu lingkungan dalam visi dan misi mereka, itu bisa dihitung dengan jari.

“Persoalan lingkungan belum dianggap sebagai isu menarik yang dapat menaikkan elektabilitas para caleg. Padahal, kehidupan kita semua bergantung baik buruknya kondisi alam sekitar. Bencana alam, seperti banjir yang hampir setiap tahun terjadi di sejumlah wilayah Aceh, merupakan bukti nyata di depan mata,” ujarnya.

Data Badan Penanggulangan Bencana Aceh [BPBA] 2023 menunjukkan, di provinsi ini terjadi 105 kali banjir. Dampaknya, 8.047 rumah rusak, 15 tanggul jebol, 8 jembatan hancur, serta 4.838 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 24.252 orang.

“Kebakaran hutan dan lahan sebanyak 85 kejadian dengan luas lahan terbakar sekitar 252 hektare. Tanah longsor sebanyak 27 kejadian dan banjir bandang 3 kali,” jelas Kepala Pelaksana BPBA Aceh, Ilyas, Kamis [4/1/2024].

Baca: Pemilu 2024: Visi Misi Capres-Cawapres Belum Berpihak pada Konservasi Laut Berbasis Masyarakat

 

Isu lingkungan belum menjadi prioritas utama para calon anggota wakil rakyat di Aceh. Tampak hutan Leuser yang asri di wilayah Aceh Timur. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Minim isu lingkungan

Sri Wahyuni, pegiat lingkungan di Kabupaten Aceh Tengah, mengatakan hal senada. Minimnya calon wakil rakyat mengangkat isu lingkungan dikarenakan banyak hal, tapi yang utama mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

“Banyak yang mendaftar karena kepentingan pribadi, status sosial, atau ingin memperbaiki nasib,” ungkap perempuan yang kerap disapa Ayu, Rabu [17/1/2024].

Menurut dia, kepentingan partai politik yang mengusung para caleg juga harus menjadi perhatian. Hingga saat ini belum ada yang peduli lingkungan serta kondisi yang terjadi di masyarakat.

“Saat ini, petani kopi di dataran tinggi Gayo Aceh terancam perubahan iklim karena hutan  rusak. Hal yang sama dirasakan juga petani yang menanam padi di sawah.”

Bagi Ayu, permasalahan lingkungan saat ini sangat penting karena mengancam mata pencaharian dan kehidupan masyarakat.

“Melihat fenomena ini saya hanya bisa mengatakan isu lingkungan masuh jauh dari harapan.”

Fahmi dari Perkumpulan Pembela Lingkungan Hidup [P2LH] menuturkan, banyak masalah lingkungan hidup yang harus diselesaikan, mulai deforestasi, alih fungsi lahan, pembangunan infrastruktur dalam kawasan hutam, juga pencemaran.

“Pemilu yang akan berlangsung 14 Februari 2024, merupakan kesempatan masyarakat untuk memilih wakil dan pemimpin yang peduli lingkungan hidup. Mustahil masyarakat sejahtera, jika lingkungan sekitarnya rusak dan terancam bencana,” ungkapnya.

Baca: Lingkungan Sumatera Makin Terancam Masa Pemilu, Walhi Tuntut 7 Agenda Pemulihan

 

Kawasan Ekosistem Leuser merupakan hutan mengagumkan yang memberi banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Sejumlah warga Aceh juga mengaku, setiap caleg yang berkampanye ke desa mereka, tidak ada yang menyampaikan visi misi lingkungan.

“Mereka hanya datang membagi bantuan. Umumnya, yang terlihat hanya tim sukses, sementara para caleg tidak tahu dimana keberadaannya,” kata Rahmatsyah, warga Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Kamis [18/1/2024].

Aman Rahman, warga Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, menuturkan hingga saat ini masyarakat terus berusaha mempertahankan wilayah mereka dari rencana pertambangan emas. Namun, tidak ada calon anggota dewan yang mendukung perjuangan tersebut.

“Mereka yang datang ke desa kami, mulai caleg untuk DPR Kabupaten, Provinsi, hingga DPR RI, tidak ada yang mendukung atau membantu perjuangan kami menjaga hutan dan lingkungan,” paparnya.

Baca: Alat Peraga Kampanye Pemilu Merusak Pohon di Banda Aceh, Solusinya?

 

Bawaslu dibantu Satpol PP Aceh membongkar alat peraga kampanye yang dipaku di pohon di sepanjang jalan utama Kota Banca Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Komisi Pemilihan Umum [KPU] telah menetapkan 18 partai politik nasional dan 6 partai politik lokal Aceh menjadi peserta Pemilu 2024. Para caleg, sedang menggelar kampanye terhitung 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Komisi Independen Pemilihan [KIP] Aceh telah menetapkan 1.380 orang sebagai calon anggota DPR Aceh dalam Daftar Calon Tetap [DCT] Pemilu 2024. Rinciannya, 894 laki-laki dan 486 perempuan.

 

MpU Uteun, Ranger Perempuan Penjaga Hutan Aceh

 

Exit mobile version