Mongabay.co.id

Jokowi : Ikan Putri Duyung Hanya Cerita. Begini 20 Fakta Sebenarnya Tentang Duyung

Ada kejadian menarik saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Kabupaten Tabanan, Bali, pada Jumat (23/2/2018) kemarin. Saat acara tanya jawab yang berlangsung di panggung di Taman Pujaan Bangsa, Candi Margarana, salah satu peserta, yaitu Laksmi Pitaloka gugup ketika ditanya  tujuh nama ikan di Indonesia oleh Jokowi.

“Ikan teri, ikan koi, ikan mas, ikan salmon. Ikan hiu, ikan pari, ikan lumba-lumba, ikan putri duyung,” jawab Laksmi di panggung acara di Taman Pujaan Bangsa, Candi Margarana seperti dikutip dari detik.com. Jawaban terakhir Laksmi sontak membuat hadirin termasuk Jokowi tertawa.

Sambil tersenyum, Jokowi terlihat bingung dengan nama ikan putri duyung. “Masak ikan putri duyung? Itu cerita komik dan film. Ya udah makasih, silakan dibawa sepedanya,” ujar Jokowi akhirnya tetap memberikan hadiah sepeda kepada Laksmi.

baca : Ada Apa dengan Dugong?

 

Presiden Joko Widodo tertawa ketika mendengar jawaban tentang ikan putri duyung saat kunjungan kerjanya di Tabanan, Bali, pada 23 Februari 2018. Foto : BPMI Sekretariat Presiden /Sekretariat Kabinet/Mongabay Indonesia

 

Bagaimana sebenarnya tentang ikan duyung? Apakah ikan duyung itu memang ada? Begini fakta tentang duyung tersebut :

 

1. Dalam bukunya Dugong Bukan Putri Duyung, Dr Anugerah Nontji, peneliti pada Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, menjelaskan duyung atau dugong sangat sering diasosiasikan dengan dongeng atau legenda tentang putri duyung, (Inggris: mermaid) yang biasanya ditampilkan sebagai sosok manusia setengah ikan dengan kepala gadis cantik berambut panjang sampai pada bagian pinggang dan bagian bawahnya berupa ikan sampai ke ekor.

Demikian lekatnya cerita tentang keduanya hingga orang sering salah pengertian. Setiap ada berita tentang hewan dugong tertangkap orang lalu mengharapkan dapat melihat wujud wanita setengah ikan. Padahal keduanya sangat berbeda. Dugong ada di dunia nyata, sedangkan putri duyung ada dalam dunia dongeng atau legenda.

baca : Duyung, Mamalia Laut Yang Perlu Perhatian

 

Dugong di perairan Sulawesi Utara. Foto : Toar Pantouw

 

2. Duyung atau Dugong (Dugong dugong) bukanlah ikan, tetapi satu dari 35 satwa mamalia laut di dunia. Seperti paus, duyung merupakan mamalia laut karena bernafas dengan paru-paru, sehingga perlu mencapai permukaan air setiap enam menit untuk bernapas menghirup oksigen.

3. Dugong dengan ekor datar dan sirip seperti ikan paus, tapi kekerabatannya lebih dekat dengan seekor gajah. Dugong telah berevolusi 50 sampai 60 juta tahun yang lalu, ketika seekor gajah purba masuk ke dalam air.

4. Dugong merupakan satu-satunya mamalia anggota ordo Sirenia yang hidup di laut. Salah satu hal yang membedakan tubuh duyung dan anggota ordo Sirenia lainnya, yaitu manatee (Trichechus), adalah bentuk ekor. Ekor duyung menyerupai ekor lumba-lumba dan paus, sedangkan ekor manatee berbentuk seperti kipas.

baca : Indonesia Terus Berupaya Lestarikan Dugong dan Padang Lamun dari Kepunahan, Bagaimana Caranya?

 

Dugong dengan ikan remoras di tubuhnya. Foto : Yves Lefevre/Biosphoto/arkive.org/Mongabay Indonesia

 

5. Dugong adalah vegetarian sejati, hanya makan rumput laut. Dugong bisa makan sampai 88 pon rumput laut setiap hari. Oleh karena itu habitat dugong adalah di padang lamun (padang rumput laut) yang umumnya berada di perairan dangkal.

6. Dugong memiliki mulut besar dengan bibir bagian atas yang dirancang untuk memakan rumput laut. Sebelum menelan rumput laut, dugong akan menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pasir dari makanan.

7. Dugong adalah hewan besar yang bisa mencapai panjang 3,5 meter dan berat hingga 600 kg. Dan dapat hidup sampai umur 70 tahun di habitat yang dilindungi dengan sumber makanan yang cukup.

baca : Miris.. Duyung Terdampar Di Pantai Ini Malah Dipotong-potong dan Dijual

 

Seekor dugong dengan latar belakang seorang penyelam. Foto : Earthrace Conservation/flickr

 

8. Dugong bisa hidup sendiri, berpasangan atau dalam kelompok yang lebih besar atau dalam formasi induk dengan anak. Saat di kelompok, dugong menggunakan berbagai suara untuk berkomunikasi. Paling sering mereka menggunakan gonggongan, kicau-squeaks dan trills.

9. Dugong bukan perenang yang sangat cepat. Kecepatan rata-rata dugong berenang adalah 10 km/jam dengan daya jelajah 25 km tiap harinya.

10. Dugong memiliki tulang yang sangat padat dan berat yang menahan hewan yang terendam air. Paru-paru diposisikan di sepanjang punggung dan mereka tetap dugong dalam posisi horisontal saat berenang.

11. Dugong jantan mempunyai gigi seri yang tumbuh memanjang melewati gusi biasanya disebut taring, yang umumnya digunakan untuk mencongkel lamun sampai ke akarnya, dan juga dalam berinteraksi antar individu. akan mengembangkan gading selama pubertas, pada usia antara 12 dan 15 tahun. Betina biasanya tidak memiliki taring yang terlihat.

baca : Terjerat Jaring Nelayan, Begini Nasib Duyung di Konawe Utara Ini…

 

 

12. Predator utama dugong adalah paus pembunuh, hiu dan buaya. Ancaman yang lebih besar untuk kelangsungan hidup mereka dikaitkan dengan aktivitas manusia seperti perburuan.

13. Secara alami duyung memiliki reproduksi yang lambat karena duyung membutuhkan waktu 9-15 tahun untuk menjadi dewasa dan memerlukan waktu 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru setiap 3 – 7 tahun sekali.

14. Keterikatan antara induk dan anakannya sangat kuat. Induk dugong membantu anaknya mencapai permukaan air untuk napas pertamanya. Anak dugong biasanya hidup bersama induknya sampai usia 18 bulan.

baca : Dugong Ditemukan Mati dan Dipotong-potong di Sungai Sempur Rupat Riau

 

Struktur tulang dugong. Foto : Doug Perrine/seapics.com/arkive.org/Mongabay Indonesia

 

15. Awalnya dugong tersebar luas di perairan tropis dan subtropis di kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Tetapi kini persebarannya semakin terbatas. Oleh karena itu, Dugong terdaftar sebagai satwa Apendiks I oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), yang melarang perdagangan komersil bagian tubuh spesies ini. Dugong juga masuk ke dalam Daftar Merah International Union for Conservation of the Nature (IUCN) dengan kategori rentan punah (vulnerable).

16. Di Indonesia, dugong tersebar mulai dari ujung Indonesia bagian barat (Aceh) hingga timur Indonesia (Papua). Populasi tertingginya berdasarkan Spalding (2007) diperkirakan ada di perairan Ekoregion Arafura (kurang dari 200 ekor), Ekoregion Papua (kurang dari 100 ekor), serta Ekoregion Lesser Sunda, Ekoregion Paparan Sunda, dan Ekoregion Selat Makasar yang masing-masing kurang dari 100 ekor. Sementara, untuk ekoregion lainnya terpantau dalam populasi yang lebih kecil.

17. Dugong telah ditetapkan sebagai satwa laut dilindungi dengan UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, dan UU No.31/2004 tentang Perikanan, serta PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memasukkan dugong sebagai satu dari 20 spesies prioritas.

baca : Nelayan Flores Timur Mulai Enggan Tangkap Satwa Laut Dilindungi, Kenapa?

 

Warga memotong seekor Dugong (Dugong dugon) yang mati di Sungai Simpur, Rupat Utara, Bengkalis, Riau, pada Rabu (27/9). Foto : Facebook Tan Siuphing

 

18. Dugong pernah punah di tahun 1996, namun Yayasan Rare Aquatic Species Indonesia (RASI) menemukan dugong di Teluk Balikpapan tahun 2000. Di Kalimantan sendiri, dugong bisa ditemui di Teluk Balikpapan, Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kepulauan Karimata, semua di Kalimantan Timur. Sementara di wilayah lainnya adalah di Kotawaringin, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Teluk Kumai di Kalimantan Tengah.

19. Ancaman terhadap dugong seperti tertangkapnya tidak sengaja oleh alat tangkap perikanan (bycatch) dan perburuan masif untuk pemanfaatan daging, taring, dan air matanya yang disinyalir memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Ada mitos di masyarakat, air mata duyung atau cairan lendir yang dikeluarkan oleh kelenjar air matanya ketika satwa itu sedang tidak berada di dalam air, dipercaya memiliki khasiat sebagai pemikat hati seseorang. Padahal hingga saat ini, belum ada fakta ilmiah yang dapat menjelaskan fungsi dari “air mata duyung” tersebut.

20. Dalam kurun 2 tahun terakhir, setidaknya terdapat 53 kasus Dugong yang terdampar, diburu, dan terjerat jaring (bycatch) baik dalam kondisi hidup maupun mati di berbagai tempat di Indonesia. Hal itu dari data yang dikumpulkan WWF Indonesia bersama WSI (Whale Stranding Indonesia) dan DSCP (Dugong and Seagrass Conservation Project) Indonesia.

 

Mata duyung. Ada mitos di masyarakat, air mata duyung dipercaya memiliki khasiat sebagai pemikat hati seseorang. Padahal hingga saat ini, belum ada fakta ilmiah yang dapat menjelaskan fungsi dari “air mata duyung” tersebut. Foto : Gary Bell/oceanwideimages.com/arkive.org/Mongabay Indonesia

 

Dari berbagai sumber, antara lain :

1. Buku Dugong Bukan Putri Duyung karya Dr Anugerah Nontji.

2. Lembar Fakta Dugong dari WWF-Indonesia

3. Dugong Fact

 

Exit mobile version