- Pemerintah Tomohon, Sulawesi Utara, mulai 21 Juli lalu resmi melarang perdagangan kucing dan anjing di Pasar ‘Ekstrem’. Pelarangan itu mengacu pada keputusan Walikota Tomohon, Carrol Senduk, untuk menyelamatkan ribuan hewan dari pemukulan dan pembantaian untuk konsumsi manusia.
- Dalam penelusuran Mongabay di Pasar Tomohon selama satu tahun terakhir, para pedagang anjing hidup dan mati mengaku memperoleh pasokan anjing, kucing, ular, kelelawar dan babi hutan dari pelosok-pelosok di berbagai provinsi di Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
- Perdagangan daging anjing dan kucing marak di Sulawesi, dari hasil investigasi menunjukkan, lebih 130.000 anjing disembelih di pasar-pasar setiap tahun. Pasar Ekstrem Tomohon lebih dikenal dengan reputasi teratas menjual anjing, kucing yang sudah disembelih bersama dengan hewan lain, seperti, ular piton, kelelawar, dan tikus–bahkan sempat terdaftar di situs web wisata dipromosikan sebagai tujuan wisata yang wajib dikunjungi. Akhirnya, daftar itu dicabut setelah ada protes yang dipimpin Koalisi Dog Meat Free Indonesia.
- Louis Nel, Direktur Eksekutif Global Alliance for Rabies Control, mengatakan, ancaman kesehatan masyarakat dari rabies dapat dieliminasi dengan program vaksinasi anjing secara massal. Juga dengan mengontrol pergerakan anjing secara ketat, dan mengurangi paparan anjing yang terinfeksi ke manusia.
Aroma amis bercampur bau bulu terbakar menyambut siapa saja yang berjalan mendekati area Pasar ‘Ekstrem” Tomohon, Sulawesi Utara.
Makin mendekati sumber aroma tajam itu, emperan kaki lima yang menjual tikus hutan bakar menyambut siapa saja yang penasaran ingin menyaksikan langsung pasar dagang aneka satwa liar terbesar di Indonesia.
Sesampainya di depan bangunan pasar, kerangkeng-kerangkeng berisi anjing hidup terparkir rapi di badan jalan, diantara keramaian lalu lintas pengunjung yang berjalan kaki dan mengendarai motor roda dua.
Anjing-anjing dalam kerangkeng itu terlihat kurus, telinga menunduk=. Anjing yang dikeluarkan dari kerangkeng, kepala dipukul dengan benda tumpul. Lalu anjing dipanggang dengan blower api.
Para penjual anjing itu juga menjajakan setumpuk kucing mati yang terbujur kaku.
Kucuran tetesan darah dari kedua hewan itu bercampur dengan air, mengalir di bahu jalan mendekati lantai bangunan pasar ekstrem, yang luasnya hampir setengah lapangan sepak bola.
Di sana sini, terlihat bagian-bagian potongan tubuh aneka satwa liar: Babi hutan, ular, kelelawar, tikus hutan dan anjing. Penjualan anjing dan kucing merupakan hal lumrah, berlangsung hari demi hari, sampai pemerintah setempat mengeluarkan larangan menjual anjing dan kucing menjelang akhir Juli 2023.
Baca juga : Begini Nasib Satwa-satwa Ini di Pasar Ekstrem…
Sebelumnya, pasar ekstrem menjadi salah satu ikon wisata unggulan Tomohon. Umumnya bagi yang pertama kali ke sini sekadar menjawab rasa penasaran mereka, ingin menyaksikan langsung situasi pasar dan sajian kuliner berbahan olahan daging satwa liar.
Perdagangan daging anjing dan kucing marak di Sulawesi, dari hasil investigasi menunjukkan, lebih 130.000 anjing disembelih di pasar-pasar setiap tahun. Pasar Ekstrem Tomohon lebih dikenal dengan reputasi teratas menjual anjing, kucing yang sudah disembelih bersama dengan hewan lain, seperti, ular piton, kelelawar, dan tikus–bahkan sempat terdaftar di situs web wisata dipromosikan sebagai tujuan wisata yang wajib dikunjungi. Akhirnya, daftar itu dicabut setelah ada protes yang dipimpin Koalisi Dog Meat Free Indonesia.
Larang jual anjing dan kucing
Mulai 21 Juli 2023 ini, Pemerintah Tomohon, Sulawesi Utara, resmi melarang perdagangan kucing dan anjing di Pasar ‘Ekstrem’. Pelarangan itu mengacu pada keputusan Walikota Tomohon, Carrol Senduk, untuk menyelamatkan ribuan hewan dari pemukulan dan pembantaian untuk konsumsi manusia.
“Ini langkah penting dalam melindungi masyarakat dari ancaman rabies dan penyakit lain,” kata Senduk. Larangan itu disebut-sebut sebagai kesepakatan bersejarah oleh Human Society International (HSI) dalam keterangan pers yang Mongabay terima.
Di hari bersejarah itu enam pedagang anjing dan kucing yang tersisa turut menandatangani perjanjian, yang diakhiri pemasangan spanduk Pasar Ekstrem Tomohon resmi dinyatakan bebas dari daging anjing dan kucing di pintu masuk pasar.
Elvianus Pongoh, pedagang anjing dan kucing di pasar ekstrem selama 25 tahun lebih, yang mengaku menyembelih ribuan anjing. Dia setuju dengan keputusan pemerintah mengakhiri perdagangan dua satwa itu.
“Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tetapi sesekali saya melihat ketakutan di mata mereka, atau melihat mereka mengibas-ngibas dengan penuh harap ketika saya datang untuk menjemput mereka. Itu membuat saya merasa tidak enak,” ucap Elvianus.
Baca juga: Begini Nasib Satwa-satwa Ini di Pasar Ekstrem
Menurut dia, larangan itu keputusan terbaik untuk satwa dan melindungi masyarakat. Dia senang menjadi bagian dari peran kecil untuk membuat sejarah.
HSI dan kelompok mitra Animal Friends Manado Indonesia (AFMI) menyelamatkan 25 anjing dan tiga kucing yang ditemukan masih hidup di rumah-rumah jagal yang memasok pasar ekstrem. Puluhan hewan itu dibawa ke tempat perlindungan terdekat guna dapatkan perawatan hewan darurat.
***
Pemerintah Kota Tomohon mengembangkan Pasar Beriman sejak 2007, untuk meningkatkan pendapatan daerah dan membuat pasar dikunjungi wisatawan.
Dalam penelusuran Mongabay di Pasar Tomohon selama satu tahun terakhir, para pedagang anjing hidup dan mati mengaku memperoleh pasokan anjing, kucing, ular, kelelawar dan babi hutan dari pelosok-pelosok di berbagai provinsi di Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Para penjual menceritakan, para pemasok dari berbagai daerah itu mendistribusikan daging dan hewan dari tangan pemburu–pengepul–pedagang di pasar Tomohon menggunakan transportasi laut dan transportasi darat yang menempuh lama perjalanan sekitar tiga hari. Ada juga daging hewan yang dikirim dari luar Sulawesi melalui jasa pengiriman pesawat.
Hewan yang dikirim hidup-hidup diterima dalam kondisi kurus di tangan penjual. Sementara daging buruan dari tangan pengepul dikirim ke tangan penjual dengan menyimpan potongan daging-daging hewan liar ke dalam boks gabus berisi pecahan es.
Di tangan penjual, kucing hidup siap jagal dijual Rp100.000 lebih per ekor, dan anjing hidup dan mati terpanggang diatas harga kucing. Kelelawar panggang harga tertinggi mencapai Rp50.000 per ekor.
Sepekan sebelum Walikota Tomohon memberlakukan larangan perdagangan anjing dan kucing, Mongabay mewawancarai para pedagang daging satwa liar yang rata-rata sanggup menjual 30 kilogram daging kelelawar per hari.
Boby, seorang pedagang daging satwa liar mengaku melayani permintaan daging dari pemesan di luar negeri. “Daging direbus dulu,” katanya.
Setelah itu dia bekukan, lalu dikirim ke tangan pemesan melalui pesawat lintas negara.
Para penjual meyakini daging yang telah dibakar atau direbus bebas dari penyakit menular yang dapat membahayakan manusia.
Dalam video yang direkam HSI pada Maret lalu, memperlihatkan anjing-anjing yang meringkuk dan terengah-engah di dalam kandang pengangkutan, ditarik keluar. Setelah mati, anjing dibakar lalu dipajang bersama deretan anjing dan kucing yang telah terpanggang api.
Pada 2017, HSI juga mengekspos mendalam yang menunjukkan anjing-anjing yang dipukul di bagian kepala dan dibakar dalam kondisi masih hidup.
Lolla Webber, Direktur kampanye KHSI mengatakan, penutupan permanen rumah-rumah jagal yang membunuh ratusan hewan setiap minggu ini akan mengurangi bisnis jaringan perdagangan, pencuri dan penjagal anjing secara luas.
“Sulawesi Utara merupakan pusat perdagangan daging anjing dan kucing yang kejam dan berbahaya di Indonesia. Kekejamannya, sangat luar biasa dan risiko kesehatan masyarakat akibat penyembelihan terbuka dan daging yang terkontaminasi tak tertandingi,” kata Webber.
Dia berharap, kesepakatan pelarangan penjualan daging anjing dan kucing di Pasar Tomohon menjadi standar yang akan ditiru pasar-pasar lain.
Perdagangan anjing lintas provinsi ke kota-kota padat penduduk memudahkan penyebaran virus rabies yang mematikan. Sejumlah penelitian menunjukkan, penyembelihan, pemotongan, dan konsumsi anjing membantu penularan rabies. Anjing-anjing yang positif rabies ditemukan dijual di Pasar Tomohon. Sulawesi Utara, katanya, menempati urutan tertinggi kematian karena rabies setiap tahun.
Louis Nel, Direktur Eksekutif Global Alliance for Rabies Control, mengatakan, ancaman kesehatan masyarakat dari rabies dapat dieliminasi dengan program vaksinasi anjing secara massal. Juga dengan mengontrol pergerakan anjing secara ketat, dan mengurangi paparan anjing yang terinfeksi ke manusia.
“Semua itu dirusak oleh perdagangan anjing ilegal,” kata Nel.
***
Ruth Ketsia, aktivis pecinta hewan di Tomohon tegas menolak perdagangan anjing dan kucing di Tomohon. Katanya, sindikat pencuri anjing sudah menimbulkan permasalahan serius di tengah masyarakat.
“Sudah ada berapa (pemburu/pencuri anjing peliharaan) yang didapat warga di sana karena kedapatan. Itu pencuri dibunuh oleh warga, mobil dibakar, tapi tidak kapok-kapok juga,” kata Ketsia.
Dia pernah mencoba mempertanyakan kepada penegak hukum, mengapa para pencuri anjing tak ditindak tegas. Dia memperoleh jawaban ‘sulit untuk ditahan karena tidak ada rujukan Undang-undangnya’.
Sindikat anjing tidak hanya menggunakan racun potasium ke anjing, tetapi mereka menangkap paksa anjing yang ditemui bebas di jalan pada malam hari. Anjing itu dilumpuhkan dengan dipukul benda tumpul ke kepala.
Dia sangat mengkhawatirkan pengakuan para penjual anjing korban potassium. Mereka sengaja menjagal anjing terpapar potasium untuk memutus kandungan racun yang dikonsumsi anjing-anjing itu.
Anjing-anjing tangkapan sindikat pemburu ‘gelap’ itu tidak hanya menyuplai permintaan kebutuhan pasar, tetapi didistribusikan sampai ke restoran-restoran khusus di Sulawesi Utara.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus menggerakkan koalisi masyarakat sipil kalau mau kesepakatan ini berjalan efektif…dan ini menjadi tugas bersama kita, utamanya untuk mensosialisasikan ke keluarga terdekat dulu. Yang paling penting adalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri,” katanya.
Ketsia juga khawatir, ancaman rabies yang akan merugikan kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
Dia berharap, pemerintah mengkampanyekan slogan dogs are not food, but our friends kepada masyarakat luas.
Frank Delano dari AFMI senang menerima hewan sitaan yang dievakuasi dari rumah jagal. Mereka akan merawat hewan-hewan itu dengan cinta dan kesabaran sampai luka fisik dan mental sembuh dari trauma yang dialami di tangan para pedagang anjing.
Dia berharap, larangan menjual daging anjing dan kucing dapat menghentikan hilir mudik truk-truk penuh ratusan anjing dan kucing yang ketakutan menuju ke Pasar Tomohon setiap hari.
“Itu pemandangan yang paling menyedihkan. Kami sangat senang tidak akan melihat truk-truk itu lagi.”
*******