- Polusi udara mengubah aroma bunga dan membuat lebah kesulitan menemukannya.
- Penelitian menunjukkan bahwa ozon di permukaan tanah mengubah aroma bunga, dan lebah baru mengenali bau bunga setelah berada dalam jarak dekat beberapa meter saja.
- Laporan terbaru menunjukkan bahwa polutan materi partikulat (PM), emisi diesel, dan ozon troposfer juga berdampak pada penyerbukan oleh serangga.
- Paparan ozon yang makin meningkat membuat bunga Erodium paularense menjadi berukuran lebih kecil, dengan tingkat kecerahan warna ungu yang berkurang. Akibatnya lalat dan kupu-kupu sedikit kesulitan menemukannya.
Kumbang kesulitan menemukan kembang. Kiasan ini benar-benar terjadi pada hubungan serangga penyerbuk dan aneka bunga. Gara-gara polusi, banyak serangga yang terpaksa bekerja lebih keras agar bisa menemukan bunga. Contohnya lebah Apis mellifera, lebah madu unggul yang dikembangkan di mana-mana termasuk Indonesia.
Menurut ilmuwan, lebah bisa menemukan bunga melalui beberapa cara. Salah satunya lewat penciuman. Awalnya reseptor penciuman lebah mendeteksi aroma bunga yang disebut volatile organic compound (VOC) atau senyawa organik yang gampang menguap. Informasi ini kemudian disimpan di otak serangga. Serangga mengikuti jalur aroma di udara hingga hinggap di sekuntum bunga. Bunga kemudian memberinya madu, dan lebah membantu tumbuhan melalui penyerbukan.
Namun polusi mengacaukan hubungan saling menguntungkan yang telah terjalin selama 140 juta tahun itu. Kajian yang dilakukan pada 2023 oleh UK Center for Ecology and Hydrology, Universities of Reading, Inggris, menemukan polutan ozon telah mengubah aroma bunga. Akibatnya lebah baru mengenali bau bunga setelah berada dalam jarak dekat beberapa meter saja. Padahal lebah madu dalam kondisi yang tepat bisa mencium aroma bunga dalam jarak lebih dari 100 meter.
Ozon yang dimaksud dalam penelitian adalah ozon di permukaan tanah yang terbentuk ketika emisi nitrogen oksida dari kendaraan dan proses industri bereaksi dengan VOC.
“Penelitian kami memberikan bukti kuat bahwa perubahan ozon di permukaan tanah yang berpengaruh pada aroma bunga menyebabkan penyerbuk kesulitan menjalankan peran penting mereka di alam yang juga berimplikasi pada ketahanan pangan,” ungkap Christian Pfrang yang berkolaborasi dalam penelitian itu, seperti dikutip dari Sciendaily.
baca : Sinyal Ponsel Ganggu Kehidupan Lebah Madu
Laporan terbaru, yang diterbitkan Januari 2024 lalu merekam lebih banyak lagi dampak polusi terhadap penyerbukan oleh serangga. Laporan dikerjakan oleh Laura Duque dan Ingolf Steffan-Dewenter dari University of Würzburg, Würzburg, Jerman. Kali ini mereka fokus pada polutan materi partikulat (PM), emisi diesel, dan ozon troposfer yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Paparan ozon yang makin meningkat membuat bunga Erodium paularense menjadi berukuran lebih kecil, dengan tingkat kecerahan warna ungu yang berkurang. Akibatnya lalat dan kupu-kupu sedikit kesulitan menemukannya. Bau bunga tembakau (Nicotiana alaba) juga berubah ketika terkena ozon tinggi. Akibatnya ngengat tembakau (Manduca sexta) yang bertanggung jawab sebagai penyerbuk tanaman ini kurang menyukai aroma bunga yang berubah.
Polusi terbukti membuat bunga kurang beraroma sehingga mengurangi daya tarik serangga penyerbuk. Penyerbuk juga kesulitan mendeteksi keberadaan bunga. Akibatnya, penyerbuk membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan makanan.
Durasi lebah madu Apis mellifera saat mencari makan meningkat 71 persen ketika terjadi badai debu. Ini mengasumsikan hasil yang sama saat konsentrasi PM yang berasal dari aktivitas manusia semakin meningkat. Penelitian lainnya mengungkap lebah madu mengalami stres, dan tingkat kelangsungan hidupnya menurun saat berada dalam lingkungan yang tercemar.
baca juga : Penggunaan Pestisida Kimia Berlebihan Ancam Kehidupan Kupu-Kupu di Alam
Sialnya, polusi juga mengganggu hubungan cinta serangga. Salah satunya adalah Drossophila yang juga dikenal sebagai lalat buah. Sejumlah peneliti dari Max Planck Jerman menemukan paparan ozon menyebabkan gangguan komunikasi seksual pada lalat ini.
“Kita telah mengetahui bahwa polutan lingkungan seperti ozon dan oksida nitrat menurunkan aroma bunga, sehingga membuat bunga kurang menarik bagi penyerbuknya,” kata Markus Knaden, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Phys.
Senyawa ikatan rangkap karbon sangat sensitif terhadap ozon, dan hampir semua feromon seks serangga mempunyai ikatan rangkap tersebut.
“Kami bertanya-tanya apakah polusi udara juga mempengaruhi seberapa baik serangga betina dan jantan menemukan dan mengidentifikasi satu sama lain saat kawin,” lanjutnya.
Saat beberapa lalat Drosophila diletakkan dalam ruang yang terpapar ozon, daya tarik pejantan terhadap betina ternyata meningkat. Pejantan tidak tertarik dengan betina yang sudah kawin dengan pejantan lain karena jejak feromon yang ditinggalkan. Yang mengejutkan peningkatan ozon membuat pejantan tertarik dengan sesama pejantan. Bagaimana orientasi seksual ini ikut berubah masih perlu penelitian lebih lanjut.
baca juga : Kantong Plastik Berisi Air Efektif Mengusir Lalat?
Kini mereka ingin meneliti lebih jauh dampak ozon bagi spesies lain seperti lebah, semut, dan tawon. Satwa ini diketahui menggunakan senyawa kimia sebagai alat komunikasi. Misalnya pada semut dan lebah, apakah polusi ozon bisa mempengaruhi struktur sosial mereka?
Menurut mereka, kajian itu memberi tambahan penjelasan mengapa populasi serangga menurun drastis di seluruh dunia. Jika komunikasi kimiawi terganggu oleh polutan maka akan berpengaruh pada proses penyerbukan berbagai tanaman. Faktanya, sebagian besar tanaman yang dibudidayakan manusia sangat bergantung penyerbukannya pada serangga. Sehingga mengurangi polusi secara drastis sekaligus merupakan penyelamatan tanaman pangan. (***)