Lomba Mulung Ciliwung, Upaya untuk Bersihkan Sungai dari Sampah

Pada tanggal 1 Juni 2013, Lomba Mulung Sampah Sungai Ciliwung antar Kelurahan se-Kota Bogor kembali digelar atas kerjasama Komunitas Peduli Ciliwung dan Pemerintah Kota Bogor.  Lomba Mulung Sampah sendiri dilakukan serentak di 12 kelurahan di lingkup Kota Bogor, sekaligus sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi Kota Bogor yang jatuh pada setiap tanggal 3 Juni.

Dalam sehari kegiatan ini, telah berhasil dikumpulkan 2.678 karung berisi sampah anorganik yang berhasil diangkat oleh warga Kota Bogor dari Sungai Ciliwung. Panitia mencatat jumlah partisipasi warga Kota Bogor pada lomba mulung kali ini adalah sebanyak 2.458 jiwa.

Koordinator Lomba Mulung Sampah Ciliwung ke-5, Muhamad Muslich, menyatakan bahwa target panitia agar lomba ini diikuti oleh lebih dari 2.000 orang telah tercapai.

“Tahun ini terjadi peningkatan jumlah peserta hingga lebih dari 2.400 orang, dibandingkan tahun lalu yang sekitar 1.400 orang saja.  Sampah yang diangkut juga meningkat dari 1.475 karung tahun lalu menjadi lebih dari 2.600 karung tahun ini, nyaris lipat duanya,” demikian Muslich menyebutkan.

Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Erna Witoelar dalam wawancaranya dengan Mongabay-Indonesia menyatakan kekaguman terhadap konsistensi pelaksanaan acara Lomba Mulung Ciliwung yang telah masuk tahun ke-5 saat ini.

Erna juga menyatakan apresiasi terhadap banyaknya jumlah relawan yang bergabung dalam acara ini yaitu 250 orang, termasuk 30 orang dari Komunitas Peduli Cikapundung yang sengaja datang dari Bandung.

“Sebuah proses yang menarik, bagaimana teman-teman ini menggunakan media sosial untuk menghimpun relawan.  Para relawan sejak pagi sudah berkumpul untuk kegiatan lingkungan, ini sangat mengesankan.  Selain itu saya melihat bagaimana kelompok warga dapat bekerjasama dengan pemerintah. Saya kira ini model yang baik untuk dikembangkan.  Pemerintah perlu merangkul anak-anak muda dan kelompok-kelompok yang sangat potensial.”

Mulung sampah
Warga yang berpartisipasi dalam kegiatan Lomba Mulung Sampah. Di Kelurahan Bantar Jati, warga harus menuruni tebing untuk membersihkan sampah. Foto: Ridzki R. Sigit

Butuh Dukungan Para Pihak

Harapan dan dukungan dari berbagai pihak terus mengalir agar tahun-tahun ke depan acara ini tidak saja dilakukan dalam lingkup Kota Bogor, tetapi dapat diperluas melewati lintas administratif di sepanjang 117 km  aliran sungai Ciliwung.

“Kami berharap di tahun-tahun mendatang kota-kota lain bisa mereplikasi kegiatan semacam ini. Bayangkan jika dari Bogor, Depok hingga Jakarta dari hulu ke hilir bisa diselenggarakan acara seperti ini, akan luar biasa sekali dampaknya terhadap kelestarian Sungai Ciliwung,” demikian Muhamad Muslich, Koordinator Lomba kali ini menyatakan.

Pernyataan ini mendapat dukungan dari Daud Nedo Darenoh, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor yang mendukung agar kebersihan dan kelestarian Ciliwung  sebaiknya tidak saja pada saat perayaan Hari Jadi Bogor tetapi dapat terus dilaksanakan oleh setiap elemen masyarakat secara kontinyu.  Hal senada diutarakan oleh Setiawan, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, yang menyatakan dukungannya agar kegiatan ini selanjutnya bisa dilakukan serentak dari Puncak hingga Jakarta.

Ketua Gerakan Ciliwung Bersih Erna Witoelar mengamini pernyataan bahwa Ciliwung harus menjadi contoh bagi pengelolan sungai-sungai lain di Indonesia.  Ia pun mengakui bahwa saat ini karena permasalahan yang kompleks, pengelolaan Ciliwung malah tertinggal dari sungai-sungai seperti Cikapundung di Bandung, Gajah Wong di Yogyakarta dan Brantas di Surabaya.

Pegiat Ciliwung Bersih dari Ciliwung Institute Jakarta, Sudirman Asun mengharapkan bahwa acara ini kedepannya akan berdampak luas.  Ia pun mengakui bahwa saat ini motivasi dari sebagian warga masih berorientasi kepada hadiah lomba dan belum sepenuhnya timbul dari jiwa kesadaran warga.  Asun mengharapkan kegiatan ini dapat memunculkan jiwa kreatifitas warga melalui pembentukan kelompok-kelompok peduli Sungai Ciliwung di tingkat kelurahan.

“Jangan sampai, kesadaran warga yang saat ini mulai terbangun malah surut karena kelakuan dan contoh buruk dari Pemerintah sendiri.  Di Kelurahan Balekambang Jakarta misalnya, pihak Kelurahan malah menempatkan TPA di dekat bantaran sungai.  Akibatnya capek dong kalau kita harus ambil sampah terus dari sungai, sedangkan mereka turunkan 10-12 gerobak sampah ke sungai setiap harinya,”  demikian Asun mengakhiri.

Sampah yang diangkut
Sampah yang diangkut pada Lomba Mulung Sungai Ciliwung ke-5 lebih dari 2.400 karung dalam sehari. Foto: Ridzki R. Sigit
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,