Seekor Bangau Terpaksa Mendekam di Penjara Karena Dikira Agen Rahasia

Seorang nelayan di Mesir terpaksa ‘mengamankan’ seekor burung bangau yang terbang melintas udara di kawasan Qena, sekitar 450 kilometer di Tenggara kota Kairo karena dinilai mencurigakan dan segera membawanya ke kantor polisi setempat. Hal ini disampaikan oleh Kepala Polisi setempat di Qena, bernama Mohammed Kamal.

Seperti dirils oleh kantor berita Associated Press, sang kepala polisi dan nelayan tersebut curiga dengan sebuah peranti elektronik yang menempel di tubuh burung bangau ini, dan mengiranya adalah sebuah alat pemotret udara atau sejenis perangkat untuk memata-matai. Pada hari Sabtu 31 Agustus 2013 silam, komite doker hewan setempat menyatakan bahwa benda yang dicurgai sebagai bom itu ternyata bukanlah alat pengintai maupun bahan peledak.

Alat yang menempel di tubuh sang bangau ini adalah pemantau pergerakan dan migrasi yang digunakan oleh seorang peneliti Perancis untuk melihat pola perpindahan burung bangau ini beserta kawanannya, ungkap Kepala Jawatan Kedokteran Hewan di Qena, Ayman Abdallah. Alat ini berhenti berfungsi saat burung ini terbang melintas perbatasan Perancis.

Sejak kekisruhan politik kembali memburuk pada tanggal 3 Juli silam dimana kudeta yang didukung oleh militer berhasil menggulingkan presiden Mohammed Morsi, kecurgaan mudah sekali muncul di kalangan publik maupun otoritas keamanan. Bahkan teori-teori konspirasi menjadi bahasan yang hangat hingga ke warung-warung kopi.

Dalam kasus penangkapan burung ini, bahkan untuk sekedar menjelaskan duduk perkara ‘salah tangkap’ ini harus dijelaskan hingga level petinggi militer yang berbicara kepada para jurnalis. Sementara harian Al-Ahram yang dimiliki oleh pemerintah menyebut Kamal si penangkap burung ini sebagai soerang patriot yang mencoba menyelamatkan negaranya.

Burung ini sendiri masih berada di dalam tahanan sampai saat ini, karena pihak Jawatan Kedokteran Hewan di Qena belum mendapat izin resmi untuk melepaskan burung ini ke alam bebas. Namun satu hal yang paling aneh adalah: sebagai seorang Kepala Jawatan Kedokteran Hewan, Abdallah sendiri menyebut si bangau ini dengan sebutan angsa….

Intelijen Satwa, Bukan Hal Baru

Sementara Harian The Guardian di Inggris membuat sebuah kisah terkait kasus ini. Berbagai kisah salah tangkap atau kecurigaan terhadap satwa dalam dunia intelijen sesungguhnya bukan hal baru dalam dunia militer dan politik. Sebelumnya seekor burung pemakan bangkai ditangkap di Sudan Barat karena para petinggi di negeri itu meyakini bahwa hewan ini membawa alat pemantau udara dari Israel dan merupakan bagian dari upaya mata-mata agen rahasia Israel, Mossad. Namun Tel Aviv University kemudian menjelaskan bahwa alat yang dipasang di sayap burung ini adalah alat monitor GPS untuk memantau pola perilaku migrasi satwa.

Di tahun 2007 silam, otoritas di Iran menahan 14 ekor tupai yang juga dicurigai sebagai mata-mata, lalu tahun berikutnya mereka mencurigai dua ekor burung merpati yang sedang bermain di lokasi fasilitas uranium milik mereka.

Berbagai upaya dalam pengintaian musuh yang melibatkan satwa pertamakali dilakukan oleh kubu Jerman yang memasang sebuah kamera ke dada seekor burung merpati di tahun 1908 untuk mengambil foto udara, hal ini kemudian menginspirasi tentara Jerman untuk melakukan foto udara. Sementara di Cina dikabarkan pernah berupaya menanam elektroda ke dalam otak seekor burung merpati agar mereka bisa dikendalikan seperti pesawat dengan kontrol jarak jauh untuk memantau wilayah lawan. Di era 1960-an, CIA juga dikabarkan pernah berupaya menggunakan kucing-kucing yang dipasangi dengan transmitter untuk mengintai Kremlin. Kucing dengan kode ‘Acoustic Kitty’ ini sempat menjalani ujicoba dengan menguping pembicaraan dua pria di taman. Namun sayang, ujicoba gagal setelah kucing ini mati terlindas mobil. Bagian yang ini, entah disengaja atau tidak oleh pihak lawan….

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,