, , ,

Kemarau, dari Hutan sampai Puluhan Kampung di Jayawijaya Terbakar

Kebakaran dan kekeringan terus melanda Pegunungan Tengah Papua termasuk Kabupaten Jayawijaya. Hingga Kamis (27/8/15), 48 Kampung tersebar di 25 distrik di Jayawijaya mengalami kebakaran.

Adapun yang terbakar antara lain hutan, rumah, baik berbentuk honai maupun rumah seng, ternak, dan kebun. Kebakaran paling banyak korban di Kampung Wesakin, Distrik Wouma meludeskan 35 honai dan delapan rumah seng. Kebakaran hutan di Yapema, Walesi dan Musatfak.

Kebakaran terjadi Rabu (26/8/15), di Distrik Kurulu menghabiskan lima honai masyarakat. Hujan es juga terjadi di Kampung Elarek Distrik Walaik.

Untuk menangani dampak kebakaran, kekeringan dan hujan es ini, Pemda Jayawijaya, membentuk Posko Bencana Kebakaran dan Kekeringan dipimpin Wakil Bupati Wamena, John Richard Banua.

Ditemui di Posko Bencana Kamis (27/8/15), John menjelaskan, Pemerintah Jayawijaya membentuk posko untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Bantuan berupa makanan, pakaian maupun dana membangun kembali rumah yang terbakar.

“Air belum ada masalah. Kita lihat lahan kebun mereka. Kemarau ini, kebun masyarakat semua kering. Kemarin saya ke Welagome, hipere (ubi) siap panen ikut kering. Jadi, dalam waktu dekat kita rapat antisipiasi tiga bulan ke depan.”

Minim alat penanganan kebakaran

Untuk kebakaran hutan, Pemda Jayawijaya tidak memiliki alat khusus menangani jika meluas. “Melihat situasi ini, kalau ada kebakaran cukup besar,  kita akan kesulitan karena tidak ada penanganan khusus seperti di Kalimantan dan Sumatera. Kita masih ada satu dua hari hujan, hingga sangat membantu.”

Posko ini melibatkan 40 kepala distrik di Jayawijaya untuk mempermudah pemantauan dan penyaluran bantuan ke wilayah-wilayah terdampak bencana. Namun, seluruh informasi memgenai bencana dikeluarkan satu pintu, melalui posko itu.

Data terkait bencana dilaporkan posko ke Gubernur Papua, dilanjutkan ke pusat. Dari provinsi menyalurkan bantuan ke posko. Tampak, data posko tidak mencantum luas hutan atau wilayah terbakar.

Pendapataan wilayah terdampak kebakaran di posko. Foto: Asrida Elisabeth
Pendapataan wilayah terdampak kebakaran di posko. Foto: Asrida Elisabeth

Hutan lindung dan TN Lorentz terbakar

Sedangkan, menindaklanjuti informasi Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan tentang titik kebakaran di Jayawijaya, petugas Balai Taman Nasional Lorentz di Wamena patroli ke Taman Nasional Lorentz yang masuk ke Jayawijaya.

Nikolaus Loli, Kepala Sub bagian Tata Usaha BTNL menjelaskan, terjadi kebakaran hutan lindung di Pelebaga pada kilometer 14. Namun, TNL masih jauh ke atas. Untuk TNL, pekan terbakar di wilayah Trikora. Kala petugas memantau ada bekas kebakaran.

Nikolaus mengatakan, menghadapi kemarau panjang Balai memantau titik api lewat situs indofire atau Aipongi, kemudian cek lapangan. Dengan keterbatasan petugas dan luas wilayah TNL mencakup 10 kabupaten, balai mengalami kesulitan mengecek langsung.

“Kita selalu patroli. Juga ada namanya masyarakat mitra polhut. Kita sudah pelatihan dan sosialisasi dengan harapan jika kebakaran masyarakat bisa ikut membantu dan memberikan informasi.”

Untuk penanganan kebakaran, BTNL terus berkoordinasi dengan pemda. TNL memiliki keragaman hayati kaya di Asia Tenggara dan Pasifik dengan luas 2, 450 juta hektar.

Pekan lalu, Menteri Lingkungan dan Kehutanan Siti Nurbaya, belum mendapatkan laporan soal kebakaran hutan dan lahan di Papua. Diapun meminta jajarannya pengecekan langsung ke lapangan.

“Saya belum mendapatkan laporan di Jayawijaya. Nanti saya check dulu. Saya segera kontrol langsung begitu mendapatkan laporan,” katanya.

Dari pengecekan lapangan, tampak hutan lindung di Kampung Nakua, terbakar tetapi sudah padam terkena hujan. Taman Nasional Lorentz juga terbakar.

Dalam menghadapi kekeringan ini, kata Siti, KLHK, kerjasama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BNPB, BMKG dan lain-lain.

Wakil Bupati Wamena, John Richard Banua, kala memantau posko. Foto: Asrida Elisabeth
Wakil Bupati Wamena, John Richard Banua, kala memantau posko. Foto: Asrida Elisabeth

“Modifikasi cuaca sedang dilakukan. Saya sendiri lagi kerepotan. Gunung Merapi, Ciremai, Merbabu, Lawu terbakar. Lawu terbakar tapi sekarang sebagian sudah mati. Yang belum mati ke arah Banjarnegara. Ciremai juga berhari-hari belum mati. Kemarin mati dan tadi pagi dikonfirmasi sekarang sudah benar-benar mati.”

Siti mengatakan, penyebab kebakaran hutan di berbagai gunung terjadi karena alang-alang kering terbakar. Ada juga ulah manusia sengaja atau tidak membuang puntung rokok hingga menyulut kobaran api. “Di Lawu gara-gara ada ngusir tawon madu pakai api. Keciprat ke bawah, akhirnya terbakar.”

Dia mengimbau masyarakat berhati-hati. Sebab, musim kering diprediksi masih berlangsung hingga tiga bulan mendatang.

Cabut izin perusahaan

Kebakaran hutan dan lahan juga banyak terjadi di konsesi perkebunan skala besar. Dia tak mau gegabah mengeluarkan kebijakan cabut izin bagi perusahaan.

Namun, akan terus mengevaluasi dan proses hukum berjalan.

“Kita kasih peringatan. Soal pencabutan izin, harus hati-hati. Nyabut sih bisa gampang. Kalau dia pegang konsesi 30.000, terbakar 1.000, terus kalau dicabut yang ngurusin siapa? Banyak pertimbangan.”

Dirjen Penegakan hukum KLHK Rasio Ridho Sani mengatakan, penegakan hukum bagi perusahaan terus dilakukan.

“Kemarin di Riau ada lima atau enam perusahaan kita tindak. Tim masih disana. Kita akan pemanggilan. Audit kepatuhan sudah disampaikan kepada perusahaan-perusahaan. Kita minta progres.”

“Kami sedang mencari instrumen tepat agar bisa efektif. Langkah apa yang paling tepat diterapkan bagi pemegang izin agar tidak mengulangi pembakaran hutan dan lahan. Kita sudah menegakkan hukum. Ini berjalan. Beberapa perusahaan sudah dihukum tapi masih terjadi.”

Jadi, KLHK sedang mencari instrumen atau mengkaji sanksi tambahan bagi perusahaan dengan konsesi terbakar, misal administratif  baik pembekuan, pencabutan atau pembekuan sebagian izin. “Sedang dikaji kemungkinan dan mekanisme agar menimbulkan efek jera bagi pemegang izin.”

Menurut dia, penyegelan kawasan terbakar di beberapa tempat sudah dilakukan. “Sejak dua minggu lalu tim kita bergerak di lapangan. Saya belum mendapat laporan lagi.”

Roy mengatakan, pemanggilan dan penyegelan kawasan terbakar sebagai suatu tekanan. “Kita sudah memangil mereka. Bagaimana mencegah tak terjadi lagi.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , ,