Menyedihkan! Harimau Ini Dipukul Demi Raih Kesenangan Pengunjung

Di era ketika seluruh dunia melakukan berbagi usaha konservasi dan pelesatarian satwa, penganiayaan terhadap hewan masih saja terjadi. Beberapa di antaranya ditutup-tutupi oleh organisasi yang berkedok sebagai “tempat suaka satwa” yang seolah menjaga kelestariannya.

Fotografer alam liar Paul Hilton, sebagaimana dilansir dari Inhabitat.com, baru-baru ini mengunggah foto di akun Instagramnya yang diambil dari tempat yang berkedok sebagai “tempat suaka satwa”,  yakni Xiongsen Bear and Tiger Mountain Village di Tiongkok. Di tempat ini terlihat seorang turis memukul-mukul seekor harimau dengan gembira.

Hilton mengambil foto tersebut beberapa tahun lalu, namun menerangkan hal tersebut terus terjadi hingga saat ini. Di  Xiongsen Bear and Tiger Mountain Village, harimau-harimau tersebut dibius dan kemudian dibiarkan dipukuli. The Environmental Investigation Agency (EIA) memperkirakan ada sekitar 200 peternakan harimau di Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Laos, yang merupakan tempat kejahatan tak terperi terhadap satwa tersebut.

Harimau-harimau itu tak hanya dipukul di peternakan tersebut, tetapi juga seringkali menjalani “speed bred”, yaitu bayi-bayi harimau diambil dari ibunya segera setelah dilahirkan, dan si ibu dipaksa untuk kembali beranak secara cepat.

Bayi-bayi harimau seringkali dipergunakan untuk obyek selfie. Harimau-harimau tersebut juga dibunuh dan tulang belulangnya digunakan sebagai bahan tiger wine, yang dipercaya mampu menambah stamina seksual seseorang. Ada sekitar 8.000 harimau dipaksa hidup dalam peternakan dengan kondisi yang begitu mengerikan, sementara hanya ada sekitar 3.890 harimau yang masih hidup di alam liar.

Harimau yang berada di penangkaran juga nasibnya tidak sesalu menyenangkan. Banyak yang memiliki secara perorangan yang justru tidak mengerti cara merawatnya. Sumber: Inhabitat.com
Harimau yang berada di penangkaran juga nasibnya tidak sesalu menyenangkan. Banyak yang memiliki secara perorangan yang justru tidak mengerti cara merawatnya. Sumber: Inhabitat.com

Perlakuan kejam terhadap harimau memang tak hanya terjadi di Asia. Menurut World Wildlife Fund (WWF), sekitar 5.000 harimau hidup dalam kerangkeng di Amerika. Namun, bukan di kebun binatang, justru 95% dimiliki perorangan yang kebanyakan tidak mengerti bagaimana merawat harimau dengan benar.

Selain itu, “tiger encounters”, yaitu orang-orang bisa berpose dengan harimau, kadang anak harimau, bisa menggiring pengunjung untuk memiliki harimau. Makin banyak harimau yang digunakan untuk selfie, makin sulit bagi pemilik ilegal harimau tersebut untuk memberi makan. Akhirnya, mereka menjual ke pedagang satwa ilegal yang akan menjual bagian-bagian tubuh harimau.

WWF memulai petisi kepada Tom Vilsak, Menteri Agrikultur Amerika, untuk melarang sepenuhnya kontak publik dengan harimau di Amerika. WWF menyatakan, Amerika memberikan sinyal positif kepada pemerintah-pemerintah di Asia terkait dengan apa yang harus dilakukan terhadap peternakan harimau di berbagai negeara di Asia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,