- Ketika Pemerintah Indonesia, baru-baru ini mulai gencar suarakan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua, warga sudah ramai pakai motor listrik sejak 2007. Bahkan, ini, Pemerintah Kota Agats mau makin menggencarkan penggunaan kendaraan listrik.
- Emanuel Riberu, warga Kota Agatas mengatakan, pakai motor listrik, lebih hemat karena tak perlu bahan bakar minyak, mudah mengerem saat membawa penumpang, tanpa asap. Bunyi kenalpot motor konvensional yang biasa meraung jadi lebih halus.
- Rodolf Michael, Plt Kepala Dinas Perhubungan Asmat bilang, motor listrik sudah lama digunakan di Agats, sekitar 2007. Kendaraan ini bisa kurangi polusi, pengoperasian mudah, lebih ringan walaupun sangat sulit mendapatkannya.
- Haryanto, dosen Fakultas pada Teknik Mesin di Univesitas Musamus Merauke mengatakan, daya kendaraan listrik terbatas hingga perlu ada tempat penyimpanan aki dan stasiun pengisian baterai agar penggunaan bisa melanjutkan perjalanan.
Ketika Pemerintah Indonesia, baru-baru ini mulai gencar suarakan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua, warga sudah ramai pakai motor listrik sejak 2007.
Emanuel Riberu, kaget ketika baru datang ke Kota Agats, pada 2007, melihat orang-orang mengendarai sepeda motor listrik. Masyarakat Agats menjatuhkan pilihan pada motor listrik karena sulit dapatkan bahan bakar minyak.
Dia pun belajar dengan pinjam punya temannya. Awalnya, sulit mengendarai kendaraan ini saat bertugas di Agats. Lama kelamaan dia merasakan kemudahan untuk transportasi saat bekerja ataupun kemana pun.
Dengan mengendarai motor listrik, katanya, lebih hemat karena tak perlu bahan bakar minyak, mudah mengerem saat membawa penumpang, tanpa asap. Bunyi kenalpot yang biasa meraung jadi lebih halus.
Oliva Berenun, honorer di Agats juga senang sehari-hari bisa kendarai motor listrik. Berenun bilang, motor listrik lebih cepat ketimbang berjalan kaki.
Sebelumnya, dia berjalan kaki melewati jalanan berlumpur di Agats. Kini jalan sudah beton, dengan motor listrik, mudah berangkat kerja ke kantor. “Sebelum kendaraan ada, bila ke kantor harus menghapus peluh lagi, akibatnya harus berkeringat sementara aktivitas kantor berjalan terus,” katanya.
Untuk mendapatkan kendaraan itu ke agen di Agats yang mengatakan kalau kendaraan dating dari Surabaya.
“Motor dikirim dari Surabaya melalui agen.”

Dia bilang, bahan bakar sulit sekali, dia pun bersyukur bisa ada kendaraan listrik ini. Sebelum gunakan kendaraan, baterai diisi penuh dulu beberapa jam. “Kondisi jalan di Agats bisa bilang sempit hingga dibuat garasi juga tak ada kecuali di kantor,” katanya.
Dia bilang, waktu pulang kantor, motor listrik itu langsung masuk garasi. “Bila hendak dipakai barulah motor listrik dikeluarkan lagi,” katanya.
Kalau motor rusak, katanya, dia tinggal masukkan bengkel listrik yang ada puluhan di Agats. Umumnya, kerusakan seperti roda motor kempes, lampu, tali gas, tali rem putus, sudah biasa terjadi.
Menurut dia, kalau ada kerusakan, suku cadang tersedia. Untuk ganti kunci, per set Rp150.000, bila ada kerusakan bisa lebih dari harga itu.
Menurut Berenun, kehadiran motor listrik sangat membantu sebagai pegawai honorer sekaligus jual sayur di Pasar Agats. Untuk menjangkau pasar, katanya, sangat terbantu pakai motor listrik.
“Bayangkan sekali ke pasar saja dengan motor listrik biasa lima kali jalan. Hasil jualan cukup bantu kebutuhan rumah tangga.”
Dia bilang, jenis motor juga cukup menggunakan baterai dengan kekuatan bisa bertahan empat sampai lima jam, dan bisa digunakan dua minggu kalau berkendara sekitar Agats saja.

Makin gencarkan
Rodolf Michael, Plt Kepala Dinas Perhubungan Asmat bilang, motor listrik sudah lama digunakan di Agats, sekitar 2007. Kendaraan ini bisa kurangi polusi, pengoperasian mudah, lebih ringan walaupun sangat sulit mendapatkannya.
Dia bilang, Pemerintah Agats berencana mendorong pemakaian sepeda motor listrik karena hemat energi dan tak berasap serta lebih ramah lingkungan.
Menurut dia, tingkat kecelakaan mengenderai motor listrik juga sangat minim, ketimbang kendaraan bermotor konvensional karena kecepatan tak terlalu tinggi.
Haryanto, dosen Fakultas pada Teknik Mesin di Univesitas Musamus Merauke menyambut baik kehadiran sepeda motor listrik di Agats.
Dia bilang, banyak negara sudah pakai kendaraan listrik dengan memanfaatkan sinar matahari. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mendorong transisi energi ke energi terbarukan ini.
Haryanto mengatakan, daya kendaraan listrik terbatas hingga perlu ada tempat penyimpanan aki dan stasiun pengisian baterai agar penggunaan bisa melanjutkan perjalanan.
“Memang perlu kajian mendalam.”


********