- Seekor paus pilot sirip pendek atau Short Finned Pilot Whale (Globichepala macrorhynchus) dengan panjang badan 5,95 meter ditemukan terdampar di perairan Desa Nangabere, Kabupaten Manggarai Barat, NTT
- Warga berupaya mengembalikan paus tersebut ke laut dengan cara didorong manual sebanyak 3 kali namun gagal karena paus selalu berenang kembali ke tepi pantai
- Hasil pengamatan oleh tim dari BKKPN Kupang wilker Manggarai, ditemukan empat luka di permukaan tubuhnya serta luka gores di sirip ekor dikarenakan gesekan dengan pasir dan batu
- Dari hasil penelitian, di perairan TNP Laut Sawu ditemukan mamalia laut sebanyak 22 spesies yang terdiri dari 14 spesies paus, 7 spesies lumba-lumba dan 1 spesies dugong
Nelayan Kampung Bangko, Desa Nangabere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menemukan seekor paus terdampar pada Jumat (10/11/2023) sekitar pukul 06.00 WITA.
Sekitar pukul 07.00 WITA, paus ditemukan dalam kondisi lemas di pantai Bangko dengan koordinat lokasi awal -8.8225139, 119.9739838.
Fadil Mubarak, pegiat konservasi penyu di Desa Nangabere menjelaskan, bersama masyarakat pihaknya berusaha mendorong paus tersebut ke laut.
“Paus sudah coba diselamatkan ke tengah laut tapi terus kembali ke pesisir, “ ungkapnya seperti dikutip dari Tribunflores.com.
Fadil menambahkan, paus tersebut akhirnya mati sehingga pihaknya melaporkan kejadian tersebut kepada Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Wilayah Kerja (Wilker) Manggarai.
baca : Paus Biru Terdampar Mati di Alor, Dagingnya Dikonsumsi Warga
Terdapat Luka
Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi kepada Mongabay Indonesia, Minggu (12/11/2023) menjelaskan, BKKPN Kupang Wilker Manggarai mendapatkan laporan via pesan WhatsApp dari Ketua Pokmaswas Bangko Bersatu.
Imam mengamini, mulai pukul 07.00 WITA memang sudah dilakukan upaya mengembalikan paus ke laut dengan cara didorong manual oleh masyarakat.
Namun upaya tersebut gagal karena paus selalu berenang kembali ke tepi pantai. “Upaya penanganan sudah dilakukan tiga kali namun paus terus berputar kembali ke pantai,” terangnya.
Imam paparkan, tim respon BKKPN Kupang tiba pada pukul 10.00 WITA dan mendapati kondisi paus sudah terjebak di bebatuan dan dalam kondisi lemas dengan koordinat -8.8213135 dan 119.9777664.
Tim melakukan upaya penanganan dengan terus membasahi seluruh bagian tubuh paus dikarenakan air laut mulai surut. Selanjutnya tim melakukan pengukuran morfometrik dan identifikasi.
Ia melanjutkan, hasilnya diketahui paus tersebut merupakan jenis paus pilot sirip pendek (Globichepala macrorhynchus) atau short finned pilot whale, dengan panjang keseluruhannya 5,95 meter.
“Hasil pengamatan ditemukan empat luka di permukaan tubuhnya serta luka gores di sirip ekor dikarenakan gesekan dengan pasir dan batu,” jelasnya.
baca juga : Seekor Paus Sperma Terdampar di Perairan Timor. Kenapa Sering Terjadi?
Imam mengatakan, pada pukul 14.00 WITA paus dinyatakan sudah mati dan diputuskan untuk dikubur yang dimulai pukul 19.00 WITA karena dilakukan penarikan manual serta menunggu air pasang untuk mempermudah proses pemindahan.
Penguburan paus di lakukan di titik koordinat -8.820957, 119.977133 dan selesai pukul 23.00 WITA.
“Tim menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas kerjasama yang baik dari masyarakat Kampung Bangko karena tingginya kesadaran dalam konservasi biota laut dilindungi, sehingga paus terdampar berhasil ditangani dengan kondisi masih utuh,” ucapnya.
Imam menyebutkan,dengan kondisi penguburan secara utuh diharapkan nantinya dapat dijadikan spesimen atau cadaver untuk dapat ditampilkan di pusat edukasi Beolejong Penyu (Rumah Pelestarian Penyu) Desa Nangabere.
Spesies Paus di NTT
Wilayah Laut Sawu dikenal sebagai daerah migrasi mamalia laut, seperti disebutkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.6/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu dan Sekitarnya di Provinsi NTT tahun 2013-2034.
Berdasarkan data dan informasi Benjamin Kahn (2009) dan Pemetaan Partisipatif TNP Laut Sawu (2010), wilayah perairan Laut Sawu khususnya TNP Laut Sawu mempunyai koridor-koridor penting perlintasan mamalia laut, sehingga perlu upaya pengelolaan dan perhatian.
menarik dibaca : Laut Sawu, Surga Cetacea Mencari Makan
Di perairan TNP Laut Sawu ditemukan mamalia laut sebanyak 22 spesies yang terdiri dari 14 spesies paus, tujuah spesies lumba-lumba dan satu spesies dugong (Ped-Soede, 2002; dan Kahn, 2005).
Paus yang ditemukan di TNP Laut Sawu yakni spesies paus sperma (Physeter macrocephalus), paus sperma cebol atau dwarf sperm whale (Kogia sima) dan paus sperma kerdil atau pygmy sperm whale (Kogia breviceps).
Juga terdapat paus pilot sirip pendek atau short finned pilot whale (Globicephala macrorhyncus), paus pembunuh atau Orca (Orcinus orca), paus pembunuh palsu atau false killer whale (Pseudorca crassidens) dan paus pembunuh kerdil atau pygmy killer whale (Feresa attenuate).
Ada juga spesies paus kepala melon atau melon headed whale (Peponocephala electra), beaked whale (Mesoplodon spp.), Cuvier’s beaked whale (Ziphius cavirostris) atau paus paruh cuvier dan paus bryde atau bryde’s whale (Balaenoptera brydei),
Serta spesies paus bryde kecil atau pygmy Bryde’s whale (Balaenoptera edeni), Blue whale (Balaenoptera musculus) atau paus biru dan humpback whale (Megaptera novaeangliae) atau paus bongkok. (***)