,

Tahukah Anda, 10 Fakta si Unik Trenggiling

Trenggiling (Manis javanica) satwa dilindungi di Indonesia. Sayangnya, perdagangan ilegal begitu tinggi hingga populasi mereka makin terancam. Kondisi ini, dipicu harga trenggiling yang selangit, selain habitat yang rusak karena alih fungsi hutan yang merajalela . Satu sisik trenggiling seharga USS1-US$2! Belum lagi daging mereka, dipercaya mempunyai khasiat kesehatan dan menunjukkan status sosial.

Indonesia, sebagai daerah tropis merupakan salah satu negara yang menjadi ‘rumah’ satwa ini selain Burma, Thailand, Filipina, dan Laos. Di Indonesia, populasi trenggiling menyebar di Kalimantan, Sumatera, Bangka Jawa, dan Bali.

Satwa ini dikenal pemalu dan memiliki keunikan-keunikan lain. Ingin tahu apa saja itu? Bertepatan dengan Hari Trenggiling Dunia 15 Februari ini, mengutip dari Annamiticus.com, Mongabay, mengetengahkan, 10 fakta seputar trenggiling.

Trenggiling yang akan diselundupkan berhasil disita polisi Sumut pada 2013. Sayangnya, angka ini sangat kecil dibanding trenggiling yang berhasil lolos dibawa ke luar negeri. Foto: Ayat S Karokaro

1.Ada delapan spesies trenggiling di dunia, empat di Afrika, empat di Asia.

2. Lidah trenggiling ternyata lebih panjang dari tubuh satwa itu sendiri.

3.Trenggiling bisa makan sebanyak 70 juta semut per tahun. Wow.

4.Trenggiling tak punya gigi. Untuk makan mereka mengunyah dengan kerikil dan duri keratin yang ada di dalam perutnya.

5.Satwa ini menutup telinga dan lubang hidup agar tak dimasuki serangga dari luar.

6.Trenggiling menandai wilayah mereka dengan air kencing, tinja dan sekresi yang berbaur dengan kelenjar khusus.

7.Si ibu trenggiling mengangkut anak-anak mereka menggunakan punggung dan ekor.

8.Sekitar 20 persen dari berat trenggiling terdiri dari sisik.

9.Sisik trenggiling terdiri dari keratin seperti kuku manusia.

10.Puluhan ribu trenggiling liar dibunuh setiap tahun untuk dijual sisik maupun dagingnya.

Trenggiling yang dijual di tepi jalan. Foto: TRAFFIC

Konferensi Konservasi Kelompok Spesialis Trenggiling IUCN pertama di Singapura pada 1 Juni 2013

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,