Badak Jawa Terakhir di Vietnam Ini Mati di Tangan Pemburu

Siang di 29 April 2010, pos penjaga hutan Gia Vien menerima telepon mengejutkan. Masyarakat setempat yang mencari rumput di Taman Nasional Cat Tien di Vietnam terkesima melihat seonggok bangkai hewan besar di atas tanah.

Untuk menginvestigasi, para penjaga hutan bergegas menuju hutan. Mereka terperangah ketika menemukan bangkai dan tulang belulang di sekitar pepohonan bambu di dasar jurang yang curam. Tengkoraknya tergeletak beberapa meter dari bangkai tubuhnya, dengan cula yang sudah diambil paksa. Badak jawa tersebut diperkirakan mati oleh pemburu, karena bukti dari culanya yang telah dipotong dan bekas tembakan di bagian kaki.

Peluru yang bersarang di kaki badak jawa Vietnam. Perburuan mengalahkan perlindungan badak yang dilakukan di Taman Nasional Cat Tien. Foto: WWF
Peluru yang bersarang di kaki badak jawa Vietnam. Perburuan mengalahkan perlindungan badak yang dilakukan di Taman Nasional Cat Tien. Foto: WWF

Hasil penyelidikan yang dilakukan WWF (World Wide Fund for Nature) meyakini, badak tersebut tidak mati seketika, melainkan perlahan karena tembakan yang mengenai kakinya. Atau, karena berlari dan terjatuh dari jurang setelah kakinya ditembak.

Dari analisa genetik, badak tersebut adalah badak betina berusia 25 tahun, dan dari hasil survei mikrosatelit DNA selama 2009 dan 2010, terbukti bahwa ia satu-satunya badak di Taman Nasional Cat Tien dan seluruh Vietnam.

image

Para penjaga hutan itu terkulai lemas. Mereka baru saja melihat badak jawa (Rhinoceros sondaicus)  terakhir di Vietnam ini mati. Badak vietnam ini  (Rhinoceros sondaicus annamiticus), adalah spesies badak terakhir yang bertahan di daratan benua Asia yang kemudian punah. Menyusul kepunahan spesies sebelumnya, yakni, badak jawa di India (rhinoceros sondaicus inermis) seabad lalu.

Sebelumnya, badak jawa Vietnam pernah dinyatakan punah akibat peperangan besar yang melanda Vietnam pada 1955-1975. Hingga pada pertengahan 1988, populasi kecil badak tersebut ditemukan. Usaha-usaha konservasi kemudian dilakukan melalui Taman Nasional Cat. Namun, perburuan yang akhirnya menang melawan kegiatan konservasi itu.

Rangka badak jawa terakhir di Vietnam yang disusun kembali. Foto: WWF
Rangka badak jawa terakhir di Vietnam yang disusun kembali. Foto: WWF

Badak jawa pernah hidup masif dan tersebar luas di benua Asia, mulai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, bahkan kemungkinan Kalimantan. Mamalia besar ini lenyap satu persatu akibat perburuan massal untuk diambil culanya. Di Tiongkok, culanya dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Kini, Badan Konservasi Dunia IUCN memasukkan badak jawa dalam status Kritis (Critically Endangered/CR) atau selangkah menuju kepunahan.

Banyak yang terpukul atas kepunahan badak tersebut. Bukan hanya tragedi bagi alam liar, namun juga planet bumi dan generasi mendatang. Tragedi badak jawa Vietnam adalah simbol krisis kepunahan. Perlindungan pada badak jawa di Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon, menjadi prioritas untuk mencegah hal yang sama terjadi sebagaimana di Vietnam. (Berbagai sumber)

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,