,

Kementerian LH Akan Tuntut APP dan APRIL Atas Penebangan Liar Senilai 225 Milyar Dollar

Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia berencana menuntut 14 perusahaan pulp and paper karena melakukan aktivitas penebangan liar di Propinsi Riau, Sumatra, seperti dilaporkan oleh Tempo. Keduabelas dari 14 perusahaan tersebut terkait dengan Asia Pulp and Paper (APP) dan Asian Pacific Resources International Holding Limited (APRIL), raksasa bisnis pulp and paper yang telah dikritik keras oleh para aktivis lingkungan karena menghancurkan hutan hujan tropis dan hutan gambut dan tekah membahayakan kehidupan harimau, gajah dan orangutan.

Berdasar laporan Tempo, Menteri Lingkungan Hidup sedang menyiapkan tuntutan terhadap perusahaan yang juga terlibat kasus penebangan liar tahun 2007 yang ditutup tahun 2008 secara resmi oleh kepolisian Indoneia. Kerusakan akibat kasus ini diperkirakan mencapai 225 Milyar Dollar atau 2.067 Triliun rupiah berdasar dari data yang diperoleh dari Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Nilai dari kayu hasil penebangan liar hanyalah 4 persen dari keseluruhan kerusakan alam yang lain -selebihnya, seitar 1.994 Triliun Rupiah- adalah kerusakan ekologis, termasuk emisi karbon, degradasi sumber air dan fungsi perairan, erosi dan kerusakan tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Wilayah konsesi yang dimiliki Asia Pulp and Paper dan Asian Pacific Resources International Holding Limited. Foto: Eyes on Forest

Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum tahun lalu meminta polisi kembali membuka kembali penyidikan atas kasus ini, namun permintaan ini tidak diacuhkan oleh Kapolri, Jaksa Agung dan Kementerian Lingkungan Hidup hingga berakhirnya masa tugas Satuan Tugas ini pada tanggal 31 Desember 2011. Pada bulan Januari, Menteri Lingkungan Hidup menyatakan ia melihat adanya pelanggaran aturan soal penebangan liar. Pada bulan Februari, menteri mulai mendiskusikan untuk mengambil langkah hukum untuk menangani kasus ini, berdasarkan laporan Tempo.

Baik APRIL dan APP berkata, mereka menghormati hukum yang berlaku di Indonesia.

SUMBER: Jajang Jamaludin. Going After the Big 14. Tempo Magazine. 22 April 2012.

Sumatra kehilangan 3.7 juta hektar hutan antara tahun 2000-2009. Sejak 1985, pulau ini kehilangan setengah dari tutupan hutan mereka. KAsus terbesar deforestasi muncul di Riau dan Jambi, dimana produksi kertas dan bubur kertas berekspansi sangat cepat.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,