Peneliti Masih Temukan Jejak Keberadaan Harimau Jawa

Kendati divonis telah punah oleh World Wldlife Fund (WWF) tahun 1994 silam, namun tanda-tanda keberadaan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) nampaknya masih terbaca. Baru-baru ini sejumlah peneliti meyakini bahwa mereka kembali menemukan bukti kehidupan harimau Jawa di pegunungan Muria, Jawa Tengah. Area seluas 70 ribu hektar ini membentang di tiga kabupaten, yaitu Jepara, Kudus dan Pati.

“Saya yakin spesies ini masih hidup di bentang pegunungan ini,” ungkap peneliti harimau Jawa, Didik Raharyono kepada Jakarta Post. Keyakinan peneliti lulusan jurusan Biologi Universitas Gajah Mada ini didasari pada penelitiannya selama 14 tahun untuk melihat tanda-tanda keberadaan harimau Jawa.

Bukti terakhir yang ditemukannya adalah potongan kulit sebesar 5x 6 cm, yang diyakininya berasal dari harimau Jawa. Dia berkata, dia mendapatkan potongan kulit tersebut dari pria bernama Muali, seorang staf di BKSDA Pati, Jawa Tengah.

Muali, yang sekaligus adalah kepala Clereng Natural Preserve Resort, menyatakan bahwa ia memperoleh potongan kulit ini dari seorang pedagang barang antik di Kudus, Jawa Tengah. Si pedagang mengatakan bahwa kulit ini didapatnya saat ia memburu harimau Jawa di pegunungan Muria di wilayah Rahtawu di tahun 2008.

Namun, penelitian lebih lanjut terhadap barang bukti ini harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa kulit tersebut memang berasal dari harimau Jawa dan bukan harimau Sumatra, yang memiliki garis-garis yang mirip. “Itu sebabnya saya memberikan potongan kulit itu kepada Didik agar bisa diteliti lebih lanjut,” ungkap Muali, sambil menambahkan bahwa beberapa penduduk lokal sempat melihat keberadaan harimau Jawa di area pegunungan ini.

Didik sendiri sangat yakin bahwa sampel kulit tersebut memang berasal dari harimau Jawa, dia mengatakan bahwa seekor harimau Jawa pernah ditemukan mati di daerah Colo, Kudus, setelah memakan bangkai kambing yang sudah diracun oleh seorang karyawan agen perjalanan wisata setempat. Didik menambahkan, dirinya juga sempat menemukan jejak karnivora ini di tahun 1998.

Dari sumber-sumber saintifik harimau Jawa digambarkan sama besar atau bahkan lebih besar dibanding harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), namun penduduk lokal yang sempa melihat hewan ini menyatakan bahwa hewan ini kecil namun memiliki kaki yang besar. “Mungkin ini adalah adaptasi hewan tersebut karena habitat yang berbukit sehingga ia harus melangkah dengan lebar,” ujar Didik.

Menurut Didik, harimau Jawa aslinya hidup di dataran rendah , namun konversi lahan telah memaksa spesies ini pergi ke area pegunungan.

Berdasarkan penelitiannya, Didik menyatakan bahwa pegunugan Muria adalah satu-satunya tempat dimana pernah ditemukan jejak keberadaan harimau Jawa. Sebelumnya, ia juga menemukan jejak keberadaan hewan ini di Taman Nasional Meru Betiri dan Gunung Raung di Jawa Timur.

Bukti-bukti lain juga dilaporkan oleh aktivis lingkungan dari Muria Research Center. “Kami menemukan kotoran harimau Jawa saat kami mendaki pegunungan ini antara bulan JUli dan Agustus 2011, tepatnya di area Puncak Temulus,” kata Imam Khanafi, dari Muria Research Center.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,