,

Lima Persen Pulau Kepri Bakal Hilang 2022

LIMA persen dari 2.408 pulau di Kepulauan Riau, diperkirakan hilang pada 2022 sebagai dampak perubahan iklim.

Doktor Ilmu Kelautan dari Boston Universitas Amerika Serikat, Eddywan, mengatakan, perubahan iklim yang dipicu pemanasan global menyebabkan es di kutub mencair. Hingga volume air laut bertambah dan menenggelamkan sebagian pulau di Kepri.

Guna mencegah kehilangan pulau, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama meredam arus laut,  antara lain penghijauan di pantai. “Masyarakat harus ikut menjaga sumber daya alam dengan tidak mengeksploitasi berlebihan yang mengakibatkan ekosistem rusak,” katanya seperti dikutip Antara, Sabtu(7/6/12).

Dia mengingatkan, reklamasi tanpa mempertimbangan aspek lingkungan akan memicu abrasi. Reklamasi pantai dapat menghilangkan ekosistem hewan karang yang berfungsi mendukung batu karang agar tetap kokoh.

Jika hewan karang mati, karang yang membentuk pulau akan rusak dan rapuh. Kondisi karang yang lemah menyimpan potensi amblas. Pulau akan mudah hancur jika angin laut kencang dan gelombang pasang kuat.

Begitu juga di Jakarta. Ancaman  tenggelam bukan isapan jempol. Terbukti, wilayah pesisir utara Jakarta mengalami penurunan muka tanah yang signifikan, bahkan bisa dibilang tertingi di dunia yakni per tahun rata-rata berkisar 0,87 cm.

Tahun lalu dikutip dari Jakartawater, hasil penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan ada kecenderungan kenaikkan muka air laut. Pada 1925, kondisi muka laut di Teluk Jakarta tercatat 51,19 cm. Pada 1950 atau 25 tahun berikutnya, muka laut bertambah 14,37 cm. Pada 25 tahun setelah itu (1975), terjadi kenaikan muka laut 14,38 cm.

Jumlah kenaikan muka laut Teluk Jakarta setiap 25 tahun berada di kisaran 14,37 cm, atau rata-rata kenaikan per tahun delapan mm. Berdasarkan asumsi itu, pada 2050 diperkirakan muka laut di Teluk Jakarta akan mencapai 1,23 meter.

Pada master plan tata ruang Jakarta 1965-1985 masih terdapat 37,2  persen atau 241,8 kilometer (km) ruang terbuka hijau (RTH) dari luas Jakarta. Dalam 2000-2010 luas itu, berkurang jauh menjadi 13,94 persen atau 96.6 km dari luas Jakarta 661.52 km.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memperkirakan, Jakarta akan terendam air pada tahun 2030. Banyak faktor yang menjadi penyebab antara lain, banjir pasang air laut (rob) akibat penurunan permukaan tanah serta banjir akibat hujan yang terus meluas di seluruh wilayah ibu kota.

Kampung Apung, di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi bukti penurunan tanah di wilayah itu. Masih ingat dengan heboh akses ke Bandara Soekarno Hatta putus akibat genangan air beberapa waktu lalu? Kondisi ini menunjukkan, wilayah Jakarta perlahan tenggelam. Walhi memprediksi, Kampung Apung dan Cengkareng sekitar akan hilang di peta Jakarta pada 2020.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,