Banjir Maluku, Belasan Warga Tewas, 5.000-an Mengungsi

BANJIR bandang di Maluku pada Rabu(1/8/12),  meluas. Tak hanya terjadi di Kota Ambon, juga di Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.  Data korban tewas akibat banjir ini berbeda-beda antarinstansi, namun berkisar belasan orang. Sedangkan, sekitar 5.000 an warga mengungsi.

Kepala Dinas Sosial Maluku Rosmawaty Arsad, kepada sejumlah wartawan usai rapat koordinasi dipimpin Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Jumat(3/8/12), seperti dikutip dari Tempo.co, mengatakan, hingga kini data korban banjir bandang di Ambon dan daerah lain, masih simpang siur dan belum ada data akurat. Seperti korban meninggal dunia, Dinas Sosial Maluku, memiliki data hanya 14 meninggal setelah ditambah dua korban dari Seram Bagian Barat.

Sedangkan dari Polda Maluku, mencatat 18 orang meninggal. “Data masih simpang siur. Berikan kami kesempatan melakukan pendataan dulu ya,” katanya.

Kepala Biro Umum dan Humas Setda Maluku Semmy Huwae mengatakan, dalam rapat koordinasi Gubernur Maluku meminta segera melakukan tanggap darurat, agar masyarakat tidak menilai pemerintah daerah, diam saja. “Gubernur meminta para kepala SKPD segera menyelesaikan tanggung jawab,” ucap Huwae.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, hingga hari kedua pasca banjir bandang di Ambon, tercatat 5.420 rumah terendan air. Sebanyak 2.170 keluarga atau 4.718 jiwa, mengungsi ke tempat ibadah instalasi militer, kantor-kantor pemerintah. Serta ke beberapa sekolah dan kantor camat, maupun tenda-tenda darurat yang disiapkan TNI dan Polri. “Para pengungsi itu berasal 24 desa dan kelurahan di Kota Ambon,” kata Kepala BPBD Kota Ambon Brury Tjokro.

Sedangkan data korban banjir bandang di Maluku Tengah, dari BPBD Maluku, tercatat 29 keluarga atau 109 jiwa. “Mereka dari tiga desa di Kecamatan Salahutu,”  kata Sekretaris BPBD Maluku Zulkifli Wakanno.

Adapun korban banjir bandang Dusun Nasiri, Desa Luhu, Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, dua orang meninggal dan 1.200 warga mengungsi karena 154 rumah diterjang air bah setinggi tujuh meter hingga rusak berat “Yang tersisa hanya 50 rumah yang selamat,” ucap Sekretaris Dusun Nasiri Radi Wagola.

Data BNPB Nasional, menyebutkan, banjir dan tanah longsor sejak Rabu(1/8/12) mulai surut. Namun 5.240 rumah terendam banjir tersebar di 26 lokasi. Hingga Kamis(2/8/12) sore korban akibat banjir dan longsor 10 orang meninggal dunia, tiga di BTN Kanawa, empat di Desa Passo, dan dua di Desa Negeri Lama. Lima orang luka berat, dua luka ringan. Kerusakan fisik meliputi 119 rumah rusak berat, 24 rusak sedang, dan 77 rusak ringan.  Sebanyak 102 rumah terancam longsor. Sebanyak 66 unit bangunan infrastruktur dan fasilitas umum mengalami kerusakan seperti talud, saluran irigasi, jalan dan lain-lain.

Kepala Polda Maluku Brigjen Muktiono mengerahkan ratusan personil Brimob, Sabhara. Satuan Lalu Lintas Polda Maluku dan Personil Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, membantu warga membersihkan rumah mereka. Sedangkan 450 personil TNI, untuk memberikan pelayanan kesehatan, makanan dan membantu membersihkan rumah yang terendam lumpur.

Jalan Amblas

Dikutip dari Metronews.com, sejumlah ruas jalan utama antarkabupaten di Maluku, amblas, setelah dihantam gelombang pasang, Selasa(31/7/12). Akibatnya, sejumlah jalur mudik dari Ambon ke sejumlah Kabupaten di Maluku terganggu.

Ruas jalan utama yang amblas berada di kilometer 50 Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah dan di Kawasan Leihutu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Tak hanya itu. Delapan jembatan di Pulau Seram juga putus akibat banjir bandang beberapa waktu lalu. Hingga kini, belum ada upaya pemerintah daerah memperbaiki jalan jembatan rusak.

Informasi tentang data banjir Maluku, bisa dilihat lebih lanjut di sini

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,