Di suatu Minggu sore yang cerah di pekan kedua Februari 2013, Mongabay Indonesia berjalan-jalan melihat kondisi perawatan penangkaran rusa di areal kantor Balai Besar Penelitian Permasalahan dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Departemen Sosial, Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Nitipuran Yogyakarta. Rusa-rusa tersebut masuk dalam status rentan (vulnerable) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature)
Dalam laporan statistik BKSDA Yogyakarta tahun 2009, ijin penangkaran diberikan berdasar Keputusan Kepala BKSDA Yogyakarta No. SK. 06/IV-K.14/Prog/2004 Tanggal 8 Mei 2004. Di lokasi seluas kurang lebih 3,5 hektar, terdapat berkisar belasan ekor Rusa Timor (Cervus timorensis). Kondisinya sangat memprihatinkan. Rusa bebas berkeliaran di areal halaman perkantoran sekaligus rumah dinas tanpa batas tertentu.
Banyak pengunjung berseliweran di areal tersebut. Mereka bahkan bebas membawa berbagai macam buah, sayuran dan lainnya untuk diberikan kepada rusa-rusa tersebut. Tidak ada penjaga khusus yang merawar rusa-rusa ini. Siapapun boleh memberikan makan. Salah satu pengunjung, bernama Mulyono, ketika Mongabay Indonesia bertanya, ia menjawab tidak tahu menahu soal hal itu. “Saya bawa saja kangkung, tapi rusanya mau makan,” kata Mulyono.
Rusa-rusa tersebut terkadang harus mengais sisa makanan di areal sampah untuk mencari makan. Kondisi kandang dan fisik Rusa tidak terurus. Sebagai pengunjung, Tole warga Patangpuluhan mengatakan, miris sekali melihat kondisi rusa-rusa disini. “Saya sering kesini, bersama anak perempuan saya. Saya berharap kondisi Rusa-Rusa disini diperhatikan. Berikan kelayakan bagi mereka, sebagai makhluk hidup,” tutup Tole.
