,

Mengintip Jantung Kalimantan Lewat “Crystal Eye”

Wajah Rizal Matubu berbinar. Ada rasa bangga mendapat kehormatan berbicara di hadapan HE Heinz Walker-Nederkoorn, Duta Besar Swistzerland untuk Indonesia. Rizal, seorang nelayan dari Desa Bunut Hilir, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Ia berkisah tentang kampung halaman, nun jauh di kawasan Heart of Borneo (HoB).

“Sebenarnya apa yang ada dalam buku ini hal biasa dalam kehidupan warga di Bunut Hilir. Orangutan, bekantan, arwana, dan anggrek. Itu hal lumrah dan biasa kita lihat. Anehnya, pemandangan biasa itu ternyata menjadi luar biasa dalam foto. Saya bahkan tak nyangka kampung kami ternyata punya banyak potensi,” katanya.

Kendati bangga, Rizal juga mengaku khawatir keindahan dan panorama alam serta kekayaan budaya ini hanya jadi kenangan semata. “Saya khawatir semua ini akan hilang dan anak cucu kami hanya bisa menikmatinya melalui buku ini,” ujar dia.

Pengakuan itu dikemukakan Rizal saat WWF-Indonesia meluncurkan buku esai foto Crystal Eye di Toko Buku Kinokuniya, Plaza Senayan Jakarta, Kamis (20/6/13). Foto-foto dalam buku setebal 240 halaman ini murni karya fotografi 40 warga Bunut Hilir yang terlibat dalam Program Panda CLICK.

Sederet kisah dari kawasan HoB, Kapuas Hulu terekam melalui kamera saku warga. Dari potensi alam, seni budaya, dan gaya hidup, serta bagaimana kisah warga yang tinggal di kawasan itu memaknai hutan sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Direktur Kehutanan, Spesies Terestrial dan Air Tawar WWF-Indonesia, Anwar Purwoto mengatakan, buku foto ini menjadi alat penting bagi masyarakat Bunut Hilir di Kapuas Hulu, untuk menyuarakan isi hati tentang hutan di sekitar mereka.

“Saya berharap melalui buku ini, para pengambil keputusan dengan mudah memahami makna hutan dari kacamata masyarakat, hingga kebijakan yang diambil dapat menampung harapan masyarakat.”

Panda CLICK merupakan program pengembangan kapasitas masyarakat lewat fotografi. Panda adalah representasi simbol organisasi WWF, sedang CLICK kepanjangan dari Communication Learning toward Innovative Change and Knowledge.

Dalam Program Panda CLICK edisi Kecamatan Bunut Hilir, para peserta berhasil mendokumentasikan 229.181 frame foto. “Sebanyak 2.000 frame terpilih dipamerkan dan 346 foto dimuat dalam buku Crystal Eye,” kata Jimmy Syahirsyah, Koordinator Komunikasi Program Kalbar WWF-Indonesia.

Untuk mendukung cerita yang terekam dalam foto, dikembangkan beberapa narasi dari para pakar dan jurnalis. Tujuannya agar tercipta beragam sudut pandang dalam menelaah Panda CLICK sebagai bentuk program pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi partisipatif masyarakat lokal.

Tim penulis itu terdiri dari Syamsuni Arman, Mario Antonius Birowo, Muhlis Suhaeri, dan Andi Fachrizal serta Abroorza Ahmad Yusra.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,