, ,

Hutan Gundul, Sungai Tertimbun, Medan pun Diterjang Banjir

Dua ratusan rumah terendam banjir di Medan, 1.000 an warga mengungsi dan sebagian masih bertahan di rumah.

Ribuan rumah di Kota Medan, Sumatera Utara, sepanjang Selasa pagi hingga siang (15/10/13), digenangi banjir kiriman dari hulu Sungai Berastagi, Kabupaten Karo, dan aliran sungai dari Kabupaten Deli Serdang. Banjir kiriman ini terjadi, akibat aliran sungai dari dua kabupaten di Sumatera Utara itu meluap. Ujung hilir dua aliran sungai besar di Kota Medan, yakni Sungai Babura dan Sungai Deli.

Banjir yang membawa air bercampur lumpur ini, mulai naik pada Selasa dini hari. Pada pukul 07.45, ketinggian air mencapai satu meter lebih. Praktis, ribuan warga di sepanjang aliran Sungai Deli dan Sungai Babura, pasrah melihat rumah mereka digenangi air. Sebagian warga, menyelamatkan harta benda dan barang-barang elektronik ke atas rumah, yang sengaja ditambah untuk tempat menyimpan barang-barang agar tak terkena banjir.

Banjir terparah terjadi di Kampung Aur, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Disini, yang terkena banjir mencapai 232 rumah. Setidaknya, ada 1.160 warga terpaksa mengungsi. Sebagian tetap bertahan di rumah masing-masing, menunggu banjir surut. Setidaknya ada lima kecamatan terkena imbas langsung banjir kiriman ini, yaitu Kecamatan Medan Maimun, Medan Deli, Medan Petisah, Medan Sunggal, dan Medan Denai.

Asren Nasution, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sumatera Utara, mengatakan sudah mendata korban banjir ini.  Menurut dia, langkah utama saat ini, mengevakuasi warga, dan menempatkan di lokasi lebih aman.  Juga ada pemberian selimut hangat dan obat-obatan serta memeriksa kesehatan para korban.

“Ada lima perahu karet milik tim SAR Medan untuk evakuasi warga. Banyak warga gak mau ikut dan milih tetap tinggal di rumah karena menjaga harta benda. Kita tetap siapkan semua perlatan menjaga hal terburuk terjadi.”

Meski kondisi air hingga Selasa siang belum turun, namun warga tampak masih tenang. Anak-anak terlihat bermain dan berenang di air bercampur lumpur. Orang tua dan remaja, memilih menyelamatkan harta benda dari banjir.

Dzulmi Eldin, Plt Walikota Medan , meninjau lokasi banjir di Jalan Ginting dan Daerah Johor, Medan. Foto: Ayat Suheri Karokaro
Dzulmi Eldin, Plt Walikota Medan, meninjau lokasi banjir di Jalan Ginting dan Daerah Johor, Medan. Foto: Ayat Suheri Karokaro

“Banjir kiriman ini sudah tak terhitung lagi. Ada pengusaha properti menimbun aliran Sungai Deli, dan mengalihkan ke rumah penduduk. Limbah rumah tangga juga menambah pendangkalan sungai, belum lagi kalau hulu hujan deras, pastilah Medan kebanjiran, ” kata Septiana Prawira, warga Babura Medan, yang terus menyuarakan pelestarian dan penyelamatan Sungai Deli.

Dia menyebutkan, usaha Pemkot Medan, menggali Sungai Deli dan Sungai Babura, tak akan banyak membantu, selagi aliran sungai ini tidak kembali ke semula. Sebab, debit air dari hulu, tak mampu ditampung lagi, karena sudah ditimbun pengusaha properti Sumut. “Apapun tindakan Pemkot Medan, tak bisa banyak membantu. Kembalikan peruntukan sungai seperti semula, saya jamin ribuan rumah warga yang tinggal di dua bantaran sungai besar di Medan ini, tidak lagi akan kebanjiran.”

Taufik Borotan, mantan Mahasiswa Pencinta Alam Leuser, dari Unsiyah Banda Aceh, mengatakan, dari penelitian dan investigasi bersama lima rekan sepanjang delapan bulan terakhir,  kondisi hutan dan kerusakan alam dari penebangan di hutan Sibolangit dan Berastagi, cukup parah dan menghawatirkan.

Setidaknya,  ada 300 hektar lebih hutan lindung kawasan Bukit Barisan ini, rusak dan gundul, akibat penebangan liar dan sistematis. “Penjarahan” ini melibatkan pengusaha, oknum pemerintah Kabupaten Karo dan Deli Serdang, serta oknum anggota legislatif, baik kabupaten maupun provinsi.

“Ada pengusaha menebangi hutan, tanpa pandang bulu. Oknum anggota DPRD Sumut punya ulah, karena merambah hutan dan menjual kayu. Oknum pejabat, mengeluarkan izin dan diduga menerima suap melancarkan perusakan hutan.”

Dia juga menyebutkan di kawasan Tuntungan, Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, kerusakan hutan cukup parah sampai ratusan hektar. Daerah lain, yakni, Desa Sembahe, Desa Sugau, Desa Bintang Meriah, dan Desa Buah Nabar Kecamatan Sibolangit. Juga hutan di Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, sudah gundul dan alam rusak parah.

“Daerah-daerah itu memiliki debit air cukup tinggi, dan mengalir ke hilir dan menuju Kota Medan melalui Sungai Deli dan Sungai Babura. Kalau sudah gundul hutan itu, bagaimana bisa menampung debit air. Kompleks sudah.”

Taufik menyarankan, Pemerintah Karo dan Deli Serdang, segera meremajakan hutan dan menanam pohon, guna menekan kebanjiran di Medan dan kawasan sekitar.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,