Walikota Janjikan Jadikan Bogor Kota Ramah Lingkungan

Sebagai kota yang menopang ibukota dan dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane, Bogor merupakan kota penting dari sisi ekologis.  Pertambahan jumlah penduduk dan desakan pembangunan ekonomi kota harus disenergiskan dengan model pembangunan lingkungan.

Bima Arya Sugianto, Walikota Bogor yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu menyebutkan hal tersebut dalam pembukaan Lomba Mulung Ciliwung ke-6 dan sekaligus rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor ke-532.  Di depan para aktivitas lingkungan, perwakilan akademisi, relawan dan tim juri (31/05/2014) ia menyebutkan komitmennya untuk menjadikan Bogor sebagai kota yang berwawasan lingkungan.

“Bogor harus jadi kota yang ramah lingkungan sebagai role model pembangunan masa depannya.  Tidak saja perubahan dalam fisik, tetapi harus juga mencakup perubahan karakter dan perilaku warga kota. Perubahan kota harus dimulai dari warga, karakter harus menjadi kultur,” jelas Bima.

Ia mengakui semuanya harus melalui proses yang panjang, mendidik tidak dapat dilakukan secara sekejap dan harus mengajak seluruh elemen masyarakat, secara khusus warga usia muda.

“Kita harus memperbanyak resapan air dan biopori untuk mencegah kiriman banjir ke Jakarta.  Biopori ditemukan oleh ahli dari IPB, tetapi selama ini kota Bogor belum penuh memanfaatkan hasil penemuan ini.”

Bima juga memuji pelaksanan Lomba Mulung Ciliwung yang telah menggerakan ribuan warga Bogor untuk memulung sampah di sungai yang menjadi ikon kota Bogor itu. “Bogor siap terlibat untuk mengeroyok penyelamatan DAS Ciliwung bekerjasama bersama dengan pemda yang lain,” tandas Bima.

Salah satu spot bantaran sungai Ciliwung di tengah Kebun Raya Bogor yang tampak asri.  Foto: Ridzki R. Sigit
Salah satu spot bantaran sungai Ciliwung di tengah Kebun Raya Bogor yang tampak asri. Foto: Ridzki R. Sigit

Bogor sendiri merupakan hub penting yang menghubungkan antara daerah hulu di kawasan Puncak yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Bogor dengan daerah hilir yang mencakup wilayah Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan wilayah DKI Jakarta.  Menurut data dari BPDAS Ciliwung Cisadane 20% dari DAS Ciliwung atau 7.479 hektar adalah lahan kritis.

Dengan populasi sekitar 950.000 jiwa dan luas wilayah 118,50 km2, kepadatan penduduk di Bogor adalah 8.019 penduduk untuk 1 km persegi.  Kota nomor duabelas terpadat di Indonesia. Tantangan bagi Bogor adalah mengatasi desakan daya dukung lingkungan akibat pertambahan jumlah penduduk, hilangnya kawasan resapan termasuk bantaran sungai.

Menanggapi Walikota Bogor,  Sudirman Asun dari Ciliwung Institute menyebutkan Bogor harus segera memberlakukan Peraturan Daerah yang secara tegas melindungi kawasan resapan hijau termasuk kawasan bantaran sungai.  “Bogor juga belum memiliki Perda yang mengatur larangan buang sampah ke sungai.  Jakarta sudah punya dengan Perda nomor 3/2013 ditambah dengan sanksi denda buat yang melanggar. Harusnya Bogor dapat memulai hal tersebut jika berniat untuk mulai mendidik dan mengedukasi warga,” paparnya kepada Mongabay Indonesia.

Di sisi lain, meskipun telah memiliki Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), namun Dinas tetap kewalahan untuk menangani sampah yang dihasilkan oleh warga.  Menangani sampah bukan saja mengangkut dan memindahkan sampah ke lokasi TPA saja tetapi bagaimana mengatur agar sampah dikelola dengan melibatkan warga, termasuk kedalamnya mengubah perilaku warga untuk tidak lagi buang sampah ke sungai.  Pada tahun 2010, dari sekitar 2.337 meter kubik sampah per hari yang dihasilkan oleh warga kota Bogor, hanya sekitar 70% sampah yang dapat terangkut oleh DKP.

Lomba Mulung Sampah Ciliwung sendiri sejak tahun 2012 sudah resmi menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Bogor. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor. Memperebutkan Piala Bergilir Ciliwung Bersih dari Wali Kota Bogor dan sejumlah hadiah menarik lainnya dari Komunitas Peduli Ciliwung dan lembaga pendukung.

Sesuai dengan tema “Warga Kota Bogor Tidak Lagi Buang Sampah Ke Ciliwung”, diharapkan warga tergugah tidak lagi membuang sampah ke Sungai Ciliwung dan memperhatikan kebersihan lingkungan serta untuk menumbuhkan budaya gotong royong dan ajang silahturahmi antar warga.  Selama lima kali penyelenggaraan lomba mulung, 6.136 warga di 13 Kelurahan kota Bogor telah mengangkat 9.346 karung sampah anorganik dari sungai dan bantaran Ciliwung.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,