,

SaveSophie, Petisi untuk Bu Susi Selamatkan Kapal Sophie Rickmers

Rencana Pemerintah Kota Sabang, Provinsi Aceh, yang akan mengangkat harta yang tersimpan di situs kapal kargo Sophie Rickmers untuk dijadikan bunker minyak bawah laut mendapat protes keras dari para pencinta alam bawah laut. Alasannya jelas, situs kapal Sophie Rickmers merupakan spot terumbu karang dan lokasi bergengsi untuk wisata menyelam di pulau yang berada di ujung Sumatera itu.

Rencana tersebut diketahui setelah Walikota Sabang menyurati Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada 31 Oktober 2014, untuk mengeluarkan rekomendasi survei dan pengangkatan muatan barang yang ada di kapal Sophie Rickmers. Pelaksananya adalah PT. Samudera Ceudah Group yang merupakan rekanan Pemerintah Kota Sabang.

Pemerintah Indonesia sendiri masih memberlakukan moratorium survei dan pengangkatan benda berharga asal muatan kapal dan melarang kegiatan pengangkatan barang-barang purbakala dari kapal-kapal yang karam di seluruh perairan Indonesia.

Nurjannah Husein yang dihubungi di Banda Aceh, Senin (17/11/2014) menuturkan, rencana pembangunan bunker minyak ini bisa mengancam ekosistem bawah laut yang ada di sekitar situs kapal Sophie Rickmers yang terkenal sebagai spot diving para wisatawan di Sabang.

“Sekarang, ia menjadi sumber kehidupan terumbu karang dan lokasi bergengsi wisata selam,” kata Nurjannah yang merupakan pencinta alam bawah laut yang kerap melakukan diving di sekitar situs Sophie Rickmers.

Sophie Rickmers merupakan kapal bermesin uap buatan Jerman 1920 yang karam di Teluk Proa Loat dekat Teluk Sabang pada Perang Dunia II. Tahun 1940, Sophie ditenggelamkan oleh krunya demi mencegah penyitaan oleh Belanda. Kapal sepanjang 134 meter ini tenggelam bertahun-tahun bersama seluruh isi kargonya di kedalaman 55 meter.

Rencananya, di sekitar situs kapal Sophie nanti, Pemerintah Kota Sabang akan membangun bunker minyak raksasa untuk melayani kapal-kapal besar yang melintas tak jauh dari perairan itu. Proyek ini dimulai dengan survei dan pengangkatan isi kargo kapal seperti yang tertuang dalam surat yang diajukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan. “Ini berarti kapal kargo Sophie Rickmers yang sudah tidur selama 74 tahun akan diambil isinya,” kata Nurjannah.

Bagi para pencinta alam bawah laut di perairan Sabang, bangkai kapal Sophie dan isinya merupakan sumber ilmu pengetahuan yang menguak sejarah pertempuran besar di masa karamnya kapal. Sekarang, kapal tersebut menjadi habitat beragam jenis ikan, invertebrata, dan alga yang  menjadikan Sophie bagaikan surga para penyelam di Asia Tenggara.

Bagi pegiat konservasi terumbu karang, rencana pengangkatan isi kapal Sophie ini tentu saja sangat disayangkan. Menurut Iskandar dari Yayasan Coral Oasis Sabang, terumbu karang yang ada di sekitar kapal Sophie sangat indah. “Sayang, jika hanya ingin mengambil barang-barangnya, ia dirusak. Kita akan kehilangan tempat sejarah dan juga potensi alam bawah laut yang bisa mendatangkan pendapatan bagi warga sekitar,” kata Iskandar.

Sebagai bentuk protes atas rencana tersebut, Nurjannah mengirim petisi melalui change.org/SaveSophie yang meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti mencegah rencana pembongkaran Sophie. Jika Sophie dibongkar, akan berakibat buruk bagi keanekaragaman hayati, pariwisata, penghidupan nelayan, dan pengetahuan sejarah.

Riyanni Djangkaru, pendukung petisi tersebut menjelaskan bila Sophie sampai diangkat, maka kita tidak hanya akan kehilangan potensi wisata melainkan juga potensi ekonomi para nelayan. Melalui ciutannya Riyanni menanyakan apakah dampak lingkungannya sudah dikaji? “Harapan kita sekarang ada pada Bu Susi, Menteri Kelautan dan Perikanan yang berwenang untuk menghentikan rencana pengangkatan Sophie,” ucap Riyanni.

Dukungan petisi pun tidak hanya datang dari Riyanni, tetapi juga diberikan oleh Nadine Chandrawinata, Gemala Hanifah, dan Glenn Fredly.

Pembongkaran kapal Sophie Rickmers akan menghilangkan sejarah wisata laut dan keragaman hayati yang ada. Sumber foto: Facebook Sophie Rickers Wreck

Bunker kapal minyak raksasa tentu menghasilkan uang berlimpah. Tapi, haruskah ditukar dengan hilangnya sejarah wisata laut, keragaman hayati, dan sumber kehidupan warga nelayan? Haruskah Sabang kehilangan identitasnya sebagai surga selam? Lalu, jika semua itu hilang bersama ‘terkunci matinya’ Sophie, apa warisan kita pada generasi Sabang nanti?” gugat Nurjannah dalam petisinya.

Sejak dua hari diluncurkan, petisi ini sudah mendapat lebih dari 5.000 dukungan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,