, ,

Koridor Alam Trumon, Koridor Satwa Pertama di Aceh

Aceh memiliki koridor satwa pertama yang dibangun di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Namanya Koridor Alam Trumon. Koridor ini menghubungkan dua blok hutan kaya akan spesies satwa, lembah Bengkung yang merupakan hutan tropis pegunungan di bagian utara dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil di bagian selatan.

Pada 1970-an kedua blok hutan ini terputus oleh pembangunan jalan lintas Aceh menuju Sumatera Utara di pesisir selatan. Jalan ini telah mengisolasi Rawa Singkil, sebuah hutan rawa gambut terluas di Aceh. Daerah ini  terkenal dengan gambutnya yang tebal, tempat ditemukannya populasi orangutan sumatera terpadat (7,2 individu per kilometer persegi) dan diketahui sebagai kelompok orangutan tercerdas karena kepandaiannya memakai alat untuk makan. Singkil seperti pulau terisolasi, terpisah dari hutan Bengkung yang menjadi penghubung ke Taman Nasional Gunung Leuser.

Atas lobi Yayasan Leuser Internasional (YLI), Koridor Trumon mulai dibangun 1998 dengan membebaskan lahan di dua desa yakni Naca dan Ie Jeurneh di Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan. Biayanya berasal dari Pemerintah Indonesia untuk program Pembangunan Leuser. Koridor satwa pertama di Aceh ini panjangnya sekitar 2,8 kilometer. Jalan lurus yang sisi kiri kanannya dipulihkan kembali hutannya sebagai jalur migrasi satwa dari Rawa Singkil ke Bengkung atau sebaliknya.

Namun, bertahun koridor ini terbengkalai dan dirambah warga sekitar untuk dijadikan kebun. Sejak 2013, Yayasan Leuser Internasional (YLI) yang dulunya menjadi inisiator, menata kembali koridor yang sempat rusak. Status koridor yang tadinya merupakan areal penggunaan lain (APL) diusulkan menjadi taman hutan raya untuk meningkatkan status perlindungannya. Saat ini perizinannya masih menunggu persetujuan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Di peta, koridor ini merupakan celah sempit berbentuk kupu-kupu seluas 2.700 hektar. Beberapa tahun terakhir, kondisi hutan di bagian utara koridor mulai pulih dan mengalami suksesi menjadi hutan sekunder muda. Saat saya berkunjung ke sana beberapa waktu lalu, suara burung terdengar cukup riuh. Data yang dimiliki pengelola koridor alam Trumon menyebutkan ada 116 jenis burung yang diyakini petugas di sana sebagai tanda-tanda hutan mulai sehat. Selain itu, berdasarkan data pengelola, mereka menemukan 6 jenis primata, 13 jenis mamalia, serta reptil dan amfibi.

Patroli gajah di sepanjang jalan yang membelah koridor Trumon. Foto: Chik Rini
Patroli gajah di sepanjang jalan yang membelah Koridor Trumon. Foto: Chik Rini

“Kami menemukan dalam beberapa tahun ini beberapa jenis satwa liar sudah terlihat di dalam koridor. Yang dominan adalah burung. Orangutan juga mulai terlihat bermain di sekitar kamp. Kita bisa melihat kedih menyebrang jalan. Juga ada monyet ekor panjang, siamang, dan beruk,” kata Fakhrurradhi, staf YLI.

Dalam musim tertentu bisa ditemukan jejak-jejak harimau sumatera, beruang madu, kancil, kucing rawa, dan rusa. “Bahkan di sini kabarnya masyarakat pernah melihat kodok raksasa.”

Koridor Trumon masih menjadi pelintasan jalan umum. Jenis satwa seperti ular, kucing emas, macan dahan pernah ditemukan mati tertabrak, terutama malam hari. “Bersama BKSDA Aceh, kami sudah memasang plang agar pengendara waspada saat melintasi koridor,” kata Fakhrur.

Di bagian utara koridor yang bergunung , hutan mulai pulih. Jenis pohon seperti ficus dan dipterocarpaceae terlihat menjulang. Namun, kondisi di bagian selatan yang menghubungkan ke Suaka Margasatwa Rawa Singkil tidak sebagus di bagian utara. Di sana ada permukiman transmigrasi dan pembukaan perkebunan sawit yang terus diperluas setiap tahun. “Ini yang menyebabkan koridor ini tidak sepenuhnya berfungsi seperti yang diharapkan. Suaka Maragasatwa Rawa Singkil yang rusak, turut mengancam keberadaan koridor Trumon.”

YLI melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar koridor untuk meningkatkan pengamanan dengan membentuk tim patroli masyarakat. “Masyarakat dilibatkan dalam patroli. Kami juga mendata dan melakukan pendekatan dengan perambah agar mereka keluar. Di bagian selatan ada 20 hektar kawasan yang terputus akibat perambahan,” jelas Rusdi, staf YLI lainnya.

Gajah-gajah CRU Trumon melintasi sungai kecil yang menjadi batas alam yang memisahkan pemukiman penduduk dengan koridor Trumon. Foto: Chik Rini
Gajah-gajah CRU Trumon melintasi sungai kecil yang menjadi batas alam yang memisahkan pemukiman penduduk dengan Koridor Trumon. Foto: Chik Rini

Upaya rehabilitasi hanya bisa dilakukan sebagian kecil saja. YLI dan masyarakat menanam tumbuhan endemik rawa seperti medang, gaharu, beringin, damar, reubek, sikabung, jambu hutan, kendondong hutan yang juga makanan satwa. Untuk tanaman yang dibisa dimanfaatkan, masyarakat menanam pete dan jengkol.

Untuk meningkatkan pengamanan di sekitar koridor, YLI dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh membentuk Consevation Response Unit (CRU) dengan menempatkan empat gajah jinak. “Upaya ini untuk  membantu masyarakat Trumon yang sering berkonflik dengan gajah yang datang dari Bengkung dan masuk ke kebunan,” kata Rusdi.

Saat ini, YLI dan masyarakat juga tengah mengembangkan program ekowisata di koridor Trumon agar masyarakat mendapat manfaat dari kegiatan konservasi. Keberadaan gajah jinak yang berpatroli menarik perhatian orang yang melintas. “Pola pemanfaatan koridor ini bukan hanya untuk satwa, tapi juga sebagai sumber ekonomi berkelanjutan melalui ekowisata.”

Tantangan terbesar mempertahankan koridor Trumon saat ini adalah memastikan masyarakat tidak merambah lagi hutan yang mulai pulih. Koridor Trumon berbatasan dengan kebun masyarakat. Sering kali keberadaan satwa-satwa seperti monyet, kedih dan babi hutan dianggap sebagai hama.

“Masyarakat harus disadarkan bahwa koridor ini tidak hanya penting bagi konservasi hutan Leuser, tapi juga mereka dapat manfaatkan jasa lingkungannya. Dengan begitu, pemulihan hutan Leuser yang telah terfragmentasi dapat dilakukan,” tandas Rusdi.

Peta Koridor Satwa Trumon. Sumber: Yayasan Leuser Internasional
Peta Koridor Satwa Trumon. Sumber: Yayasan Leuser Internasional
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,