, ,

Sepekan Ini Udara Kota Jambi Berbahaya, Warsi: Belasan Perusahaan Sumbang Titik Api

Hampir sepekan ini,  kualitas udara di Kota Jambi, terus memburuk. Badan Lingkungan Hidup Daerah Jambi menyebutkan,  sejak Selasa (8/9/15),  Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)  Kota Jambi kategori berbahaya, berkisar lebih  300 PM10 (partikulat), bahkan menembus 400 PM10. Sedangkan,  Warsi mencatat, dari pantauan satelit setidaknya ada 13 perusahaan HTI, HPH dan sawit penyumbang titik api di provinsi ini.

Kepala BLHD Jambi, Rosmeli, menyebutkan sejak akhir Agustus, ISPU kategori tidak sehat dan terus menjadi berbahaya.“ISPU Kota Jambi sejak akhir Agustus tidak sehat, hampir seminggu jadi berbahaya.” Bahkan, katanya, pada Sabtu (12/9/15) ISPU mencapai 409 partikulat.

ISPU ini, katanya, catatan terburuk dibandingkan tahun lalu. Pada Oktober 2014, BLHD mencatat ISPU sedang 50-70 partikulat. “Jika dibandingkan 2014 dan tahun-tahun sebelumnya, ini kabut asap terparah. ISPU level berbahaya.”

Kabut asap menyelimuti Jambi, makin memburuk dan mengganggu kegiatan masyarakat. Pantauan Mongabay, di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, penerbangan dibatalkan sejak tiga hari terakhir. ”Semua penerbangan dibatalkan, kalaupun ada berani terbang biasa tengah malam. Seperti kemarin ada keajaiban jemaah haji bisa terbang tengah malam,” kata pemilik kios oleh-oleh di Bandara Sultan Thaha Syaifudin.

Sementara upaya pemadaman kebakaran masih terus berjalan. Kepala Penerangan Korem 042/Garuda Putih Mayor Inf Imam Syafei menyebutkan, satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan hanya bisa memadamkan malalui darat. “Ada 550 personil satgas tersebar memadamkan di Desa Arang-arang Muarojambi, ada lima hektar terbakar. Juga ada posko pemadaman di Desa Nibung, Jebus, Tanjungjabung Timur. Kita masih terkendala cuaca ekstrim, jarak pandang hanya 700-1.000 meter tidak memungkinkan water bombing.”

Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, penuh kabut asap. Tak pelak, dalam tiga hari terakhir, penerbangan dibatalkan. Foto: Elviza Diana
Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, penuh kabut asap. Tak pelak, dalam tiga hari terakhir, penerbangan dibatalkan. Foto: Elviza Diana

Sampai kini, rencana pemerintah Jambi hujan buatan belum bisa terealisasi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, Arif Munandar mengatakan, hujan buatan belum terlaksana karena tidak ada awan dalam jumlah banyak.

Sosialisasi tanggap bencana

Sosialisasi minim terkait bahaya kabut asap, membuat banyak warga Jambi tidak paham. Ini terlihat banyak warga termasuk anak-anak tidak memakai masker di luar rumah. Meski SD sudah diliburkan berkala, namun orangtua masih belum paham bahaya ISPU. Koordinator Komunikasi KKI Warsi Sukmareni menyebutkan, masyarakat Jambi masih gagap kabut asap. “ Pemerintah daerah perlu sosialisasi berbahaya asap ini, khusus anak-anak. Walaupun sekolah libur, percuma tanpa informasi jelas dan larangan anak-anak jangan bermain di luar. Pemerintah harus sosialisasi, masyarakat masih gagap asap.”

Terditeksi belasan titik api di lahan perusahaan

Menurut dia, penegakan hukum pembakar hutan dan lahan harus menyentuh pemodal. Jika hukum hanya pada petani dan peladang, tidak akan memberi efek jera. “Kita sudah mendata sejumlah perusahaan besar masih pembiaran. Ini dari titik api masih terdeteksi per 13 September. Pada 7 September, penyumbang titik api masih di perusahaan-perusahaan itu.”

KKI WARSI mencatat, setidaknya ada 13 perusahaan penyumbang titik api di Jambi. Sepuluh di hutan tanaman industri yaitu, PT Arangan Hutan Lestari, PT Wira Karya Sakti, PT Lestari Asri Jaya, PT Agronusa Alam Sejahtera, PT Samhutani, PT Limbah Kayu Utama, PT Tebo Multi Agro, PT Rimba Hutani Mas, PT Malaka Agro Perkasa dan Wanakasita Nusantara. Satu perusahaan sawit di PT Citra Indo Niaga dan dua pemegang HPH, yaitu PT Putra Duta Indah Wood dan PT Pesona Belantara Persada.

Sumber: Warsi
Sumber: Warsi
Foto udata dengan drone.vi ini di  perkebunan sawit  PT Kaswari Unggul, Tanjung Jabung Timur. Warsi
Foto udata dengan drone.vi ini di perkebunan sawit PT Kaswari Unggul, Tanjung Jabung Timur. Warsi
Suasana Kota Jambi, dengan asap pekat. Foto: Elviza Diana
Suasana Kota Jambi, dengan asap pekat. Foto: Elviza Diana
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , ,