,

Desa Jemeluk, Surga di Timur Bali

Anda pasti pernah berlibur ke bali bukan ? Menikmati setiap pelosok Bali yang luar biasa dan menakjubkan memang tidak pernah bosan. Mulai dari alamnya, keramahan penduduknya, hingga keunikan budayanya.  Hampir setiap desa di Bali, menjadi tujuan atau obyek pariwisata. Tak ketinggalan yang satu ini, yaitu Desa Jemeluk, yang terletak di wilayah Amed, Karangasem, Bali timur.

Berjarak 19 kilometer dari kota Amlapura ( ibukota kabupaten ), 12 km dari Tulamben, 33 km dari obyek wisata Candi Dasa dan kurang lebih 78 km dari Denpasar, Jemeluk merupakan salah satu destinasi laut yang cukup menawan, baik di bawah, maupun di atas lautnya.

Pemandangan dari bawah perairan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
Pemandangan dari bawah perairan Desa Jemeluk, Karangasem, Bali. Foto : Wisuda

Bagi wisatawan yang tidak bisa menyelam, Desa Jemeluk sudah bisa dinikmati keindahan bawah lautnya dengan bersnorkling saja. Deretan terumbu karang yang sehat sudah dapat dinikmati di kedalaman satu hingga dua meter saja. Kerapatan dan sehatnya terumbu karang Desa Jemeluk, membuat  berbagai macam jenis ikan karang terlihat dengan mudah bermain di sekitarnya.

Dan bagi wisatawan yang bisa menyelam, Desa Jemeluk merupakan salah satu surga bawah laut yang dimiliki oleh pulau dewata. Bagaimana tidak, dengan keberadaan terumbu karang yang terpelihara oleh masyarakat adatnya,  para penyelam akan disuguhi keindahan dan keragaman hayati yang luar biasa, seperti karang meja, sea fan, berbagai macam soft coral serta makhluk hidup lainnya yang cukup unik.

Segerombolan ikan di bawah perairan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
Segerombolan ikan di bawah perairan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
Hinge beak shrimp di bawah perairan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
Hinge beak shrimp di bawah perairan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
ghost pipefish diantara terumbu karang kipas. Foto : Wisuda
ghost pipefish diantara terumbu karang kipas. Foto : Wisuda

Ikan butterfly fish, stone fish, lizard fish, hermit crab, gobi, dan beberapa yang lainnya,  yang dapat anda temukan hanya di kedalaman 4 meter saja. Atau ornate ghost pipefish, yang bisa juga ditemukan di kedalaman 17 meter. Hingebeak shrimp, atau biasa juga disebut juga sebagai udang unta, juga banyak terdapat di kedalaman yang sama dengan ornate ghost pipe fish.

Untuk menjaga kelestarian terumbu karangnya, masyarakat adat Desa Jemeluk melakukan transplantasi karang di beberapa titik pantai Jemeluk. Bahkan untuk lebih menarik kedatangan wisatawan mancanegara, masyarakat memasukkan pura batu ke bawah air di kedalaman 5 meter.

Pura batu di bawah perairan Desa Jemeluk, Amed, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda
Pura batu di bawah perairan Desa Jemeluk, Amed, Karang asem, Bali. Foto : Wisuda

Dengan keragamannya itu, maka Desa Jemeluk merupakan salah satu favorit destinasi selam para pehobi foto bawah laut. Para fotografer yang tidak bisa menyelam pun, akan dimanjakan dengan pemandangan alam Desa Jemeluk yang indah. Deretan kapal di pantai dan indahnya pantai, dapat diabadikan dari perbukitan yang ada di desa ini.

Selain pariwisata, mayoritas  mata pencaharian penduduk di Jemeluk adalah nelayan. Dan apabila musim ikan awan atau tongkol telah tiba, kita bisa menikmati layar berwarna-warni yang dikibarkan para nelayan untuk melaut  atau pulang dari laut setiap pagi dan sore hari.

Nelayan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali, dengan layar kapal yang berwarna-warni. Foto : Wisuda
Nelayan Desa Jemeluk, Karang asem, Bali, dengan layar kapal yang berwarna-warni. Foto : Wisuda

Kearifan masyarakat adat Desa Jemeluk dalam menjaga alamnya, telah dibalas oleh alam dengan kedatangan wisatawan mancanegara yang mencapai 8.640 di tahun 2014, belum termasuk wisatawan nusantaranya. Hotel dan penginapan pun dengan mudah di dapat di sepanjang pantai Desa Jemeluk. Dari yang sederhana sampai kelas yang mewah.

Kecintaan masyarakat Desa Jemeluk terhadap alam telah membuahkan perkembangan dan hasil yang tidak sedikit terhadap kehidupan masyarakatnya sendiri. Mungkin semangat  mencintai dan menghargai ini juga harus dimiliki oleh seluruh daerah di Indonesia, yang sebenarnya tidak kalah indahnya dengan Desa Jemeluk, agar alam pun juga balik mencintai dan menghargai manusia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,