Kabakaran hebat terjadi di hutan Sibolangit, Kabupaten Karo, Sumatera Utara sejak Selasa (12/7/16) hingga kamis (14/7/16) menyebabkan ratusan hektar kawasan hutan hangus terbakar.
Data dari Masyarakat Peduli Api Kabupaten Karo, Kebakaran terjadi di sejumlah titik kawasan hutan, yaitu hutan Desa Tongging luas terbakar 50 hektar, hutan Desa Sikodonkodon diperkirakan luas hutan yang terbakar 30 hektar, dan kebakaran hutan di Desa Sibolangit diperkirakan 30 hektar. Total luas kebakaran hutan di Karo mencapai 110 hektar.
Hutan terbakar, sekitar perbukitan di dekat Danau Toba, Kabupaten Karo. Akibatnya, kabut asap kebakaran membuat jarak pandang terbatas. Ditambah lagi, api terus melalap hutan hingga ke lereng-lereng bukit di pinggiran Danau Toba, mengakibatkan petugas pemadam kebakaran dari Pemerintahan Karo, kesulitan memadamkan api.
Untuk memadamkan api, pasukan TNI dari jajaran Kodam I/BB bersama jajaran Polda Sumut, dibantu masyarakat peduli api Karo. Upaya ini belum membuahkan hasil maksimal, karena cuca panas sejak sepekan terakhir di Karo, membuat api terus lahan dan pepohonan kering, mudah terbakar.

Mobil pemadam kebakaran terbatas, menjadi faktor lain dalam masalah memadamkan api akibat kebakaran kawasan hutan ini.
Hanson Munthe, warga Karo Peduli Api, mengatakan, hingga Kamis (14/7/16), api masih terus terlihat di sejumlah titik hutan Karoterutama tiga area parah terbakar.
Pada Selasa, dia bersama relawan peduli api Karo berhasil memadamkan api di sekitar Tongging, kawasan pegunungan sekitar Danau Toba. Hari selanjutnya api kembali muncul.
Pranoto Ginting, Kabid Pelestarian Hutan Kabupaten Karo, mengatakan, upaya pemadaman terus dilakukan. Dia belum
bisa menjelaskan penyebab kebakaran karena masih penyidikan mendalam. Ada dugaan, warga membakar lahan di sekitar hutan tanpa memperhatikan. Kemungkinan lain, ada yang membuang puntung rokok atau menggunakan korek api membakar sesuatu yang kecil, tanpa memperhatikan apakah korek api sudah mati atau tidak.
Dia bersama penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut, tengah mengumpulkan barang bukti dan keterangan, untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran.
Kolonel Inf. Agustatius Sitepu, Dandim 0205/TK, menjelaskan, memadamkan api, setidaknya ada 100 personil gabungan TNI, Polri, Dinas Kehutanan Karo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo dibantu masyarakat sekitar hutan Sibolangit.

Di kabupaten lain
Kebakaran juga di tiga kabupaten lain di Sumut sepanjang Selasa-Kamis. Di Tapanuli Selatan, kebakaran terjadi di Simarsarasara, Desa Batangtura Julu, Kecamatan Sipirok. Luas hutan terbakar, menurut Ahmad Ibrahim, petugas BPBD Tapanuli Selatan mencapai 30 hektar. Kawasan terbakar di konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL). Ada dugaan, sengaja dibakar untuk pembukaan lahan baru buat perkebunan. Pada Rabu api perlahan berhasil dipadamkan.
Kebakaran juga terjadi di Lingkungan VI, Paranginan, Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Padang Lawas di lahan gambut. Belasan hektar terbakar. Petugas pemadam kebakaran bersama petugas BPBD setempat berhasil memadamkan api.
Kebakaran lahan gambut ini membuat masyarakat sekitar panik, karena persis di belakang daerah warga. Bersama petugas pemadam kebakaran, warga saling membantu memadamkan api. Penyebab kebakaran, diduga ada pembukaan lahan buat pertanian dan perkebunan.
Masih dari Padang Lawas, kebakaran juga terjadi di hutan lindung Tor Siloaloa, Desa Hapung, Kecamatan Sosa. Sedikitnya 11 hektar hutan lindung terbakar.
Dugaan sementara penyebab kebakaran pembukaan lahan buat perkebunan sawit ilegal. Api cepat menjalar ke Desa Handio, Desa Hapung, dan sebahagian Kecamatan Aek Nabara, Barumun, dan Desa Sialiali, Kecamatan Lubuk Barumun.
Ali Sutan Harahap, Bupati Padang Lawas, mengatakan kebakaran hutan ini berhasil dipadamkan selama dua hari melibatkan semua kekuatan. Mulai petugas pemadam kebakaran, dibantu TNI dan Polri serta petugas Dinas Kehutanan serta masyarakat. Dia berharap, ada penyelidikan mendalam agar hal serupa tak terulang kembali.

Kebakaran di Jambi
Sementara di Jambi, sejak Juni lalu, sudah muncul titik panas di beberapa wilayah. BMKG mencatat, sejak Juni hingga terdeteksi 53 titik api, dan angka ini akan terus bertambah jika kemarau diprediksi hingga September 2016. Melihat kondisi ini, BPBD Jambi, BMKG dan Dinas Kehutanan sepakat menaikkan status kesiapsiagaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi siaga darurat.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jambi, Dalmanto menyebutkan, data BPBD Jambi ada 74 hektar lahan terbakar di beberapa tempat di empat kabupaten. “Dari data kita, ada 22 kasus karhutla dengan mencapai 74 hektar di Muarojambi, Batanghari, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat,” katanya.
Berdasarkan Surat Menkopolhukam menegaskan kabupaten/ kota segera menetapkan siaga darurat karhutla dengan kriteria minimal dua kabupaten menetapkan siaga darurat karhutla.
Dengan status siaga darurat karhutla, bisa lebih maksimal pemantauan dan akan mendapat bantuan BNPB. “Kita bisa membuat posko siaga darurat, rencana kerja dan operasi lapangan baik melalui darat dan udara. Ada juga pelayanan kesehatan serta penegakan hukum.”
Menaikkan status ini juga bagian pembelajaran tahun lalu, hingga penanganan karhutla tak terlambat.
Teguran
Mengenaai teguran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada dua perusahaan di Jambi terkait titik api Kepala Dinas Kehutanan Jambi, mengatakan tak boleh terburu-buru. “ Kita tidak bisa terburu-buru menindak. Harus dipastikan dulu titik api darimana, Misal, di PT REKI dan PT LAJ kita sudah cek ke lapangan terdapat pada areal konflik yang diduduki perambah.” Namun, katanya, perusahaan memiliki kewajiban memadamkan.
Perusahaan areal kerja di lahan gambut, kata Irmansyah, penting untuk sekat kanal. Saat ini, PT WKS, sebagai perusahaan HTI yang memiliki lahan luas di Jambi, sudah mennyiapkan sekitar 1.300an sekat kanal di konsesi mereka.