- Seekor paus balin dengan panjang 15 meter lebih ditemukan terdampar sekitar 1,5 mil dari garis pantai di perairan Desa Dharma, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu (30/3/3022).
- Karena kondisi sudah mengalami pembusukan lanjut (kode 4), dengan ukuran yang besar, sarana dan prasarana yang terbatas, maka bangkai paus itu ditenggelamkan di lokasi
- Di perairan Madura memang ada beberapa spesies mamalia laut, termasuk paus. Untuk mengetahui penyebab kematian paus balin itu diperlukan nekropsi dan penelitian lebih lanjut
- Ada 11 penyebab umum kejadian mamalia laut terdampar yaitu penyakit dan/atau usia tua, predasi, pencemaran laut, tertabrak kapal, aktivitas perikanan, terjebak di air surut, kebisingan bawah laut, gempa dasar laut, cuaca ekstrim, blooming alga maupun akibat badai matahari.
Beberapa tahun terakhir ditemukan satwa laut terdampar di perairan Madura. Pada tahun 2021 saja yaitu pada Senin (13/9/2021) ditemukan hiu paus sepanjang 4 meter terdampar mati di perairan Desa Bira Barat, Ketapang, Sampang. Sedang pada Kamis (18/2/2021) sebanyak 52 paus pilot sebagian mati sebagian hidup terdampar di Perairan Desa Patereman, Modung, Bangkalan.
Terbaru, seekor paus dengan panjang 15 meter lebih ditemukan terdampar sekitar 1,5 mil dari garis pantai di perairan Desa Dharma, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu (30/3/3022).
Dalam video yang beredar, mamalia itu dalam kondisi tergeletak dengan posisi miring dan mulut menganga, kulit berubah warna, mengelupas dan lembek.
“Kami dari Pokmaswas dan nelayan setempat di perairan Camplong merasa kesulitan untuk mengevakuasi, karena ukurannya terlalu besar. Perkiraan kami, panjangnya hampir 20 meter. Jadi mohon bantuan kepada semua pihak, khususnya pihak terkait untuk melakukan penanganan. Kondisinya sudah busuk dan menimbulkan aroma tidak sedap,” tutur salah seorang dalam video tersebut.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso kepada Mongabay Indonesia, mengatakan berdasarkan laporan dari Tim Respon Cepat (Respat) BPSPL Denpasar wilayah kerja Jawa Timur, mamalia laut itu berjenis paus balin dengan kode 4 (mati membusuk) dan panjang lebih dari 15 meter.
baca : Seekor Dugong dan Seekor Paus Ditemukan Mati dalam Dua Hari di Morotai. Ada Apa?
Informasi awal, paus terdampar diterima oleh Ambari, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Dharma Bahari Camplong dari nelayan, Suhari, yang akan mengangkat jaring ke laut sekitar pukul 06.00 WIB. Selanjutnya Pokmaswas melaporkan ke Pos Keamanan Perikanan dan Kelautan Terpadu (Poskamladu) setempat.
“Komandan Poskamladu Camplong, Letda Laut Fauzan Abdillah, berkoordinasi dengan Muspika Camplong, pihak Kecamatan, Polairud, Koramil, Polsek, Pokmaswas, dan para nelayan untuk melakukan penanganan yang bisa dilakukan. Karena kondisi bangkai sudah mengalami pembusukan lanjut, ukuran yang besar, sarana dan prasarana yang terbatas, maka diputuskan untuk ditenggelamkan saja,” kata Yudiarso.
Bangkai paus yang awalnya ada pada jarak 1,5 mill dari pantai, di kedalaman sekitar 7 meter akhirnya sekitar pukul 15.00 WIB, baru bisa ditarik ke tengah dengan kapal sejauh kurang lebih 3 mil laut kedalaman sekitar 25 meter, pada sekitar titik koordinat 07°.15′.09″ LS dan 113°.20′.32″.BT. Penenggelaman di jarak itu dinilai tidak mengganggu aktivitas nelayan di kemudian hari. Penanganan bangkai paus tersebut dilakukan dengan cara diikat ke jangkar dan diberikan pemberat yang cukup sehingga diperkirakan tidak akan terbawa arus kembali ke pantai
Sore hari, Tim Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur yang diwakili Kepala Bidang Kelautan Pesisir, dan Pengawasan (KPP), Pratiwi Sulistyani dan Suryadi Ekawijaya, Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, BPSPL Denpasar wilker Jatim bersama Poskamladu Camplong dan Pokmaswas Dharma Bahari melakukan pemantauan kembali ke lokasi paus dijangkar, dan kondisi masih kuat tertahan pada jangkarnya. Tim Poskamladu Camplong dan Pokmaswas Dharma Bahari Camplong akan terus memantau sambil melaut hingga bangkai paus tersebut terurai secara penuh.
baca juga : Diduga Paus Bryde, Terdampar Mati Membusuk di Pesisir Tabanan
Direktur Cetacean Sirenian Indonesia (Cetasi), Putu Liza Mustika mengatakan, kejadian ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Karena di perairan Madura memang ada beberapa spesies mamalia, termasuk paus. Berdasarkan gambar dan video yang diterima, katanya, paus yang terdampar itu merupakan paus balin atau baleen whale, yang masuk famili Balaenopteridae.
“(Paus balin itu) perlu diteliti lebih lanjut, namun sayang tidak ada materi genetik yang diambil pada saat sebelum penenggelaman,” katanya kepada Mongabay Indonesia, Minggu (3/4/2022).
Menurutnya, bangkai paus boleh saja ditenggelamkan selama dicatat titik koordinat Global Positioning System (GPS) dan selama paus itu ditenggelamkan dengan dibungkus jaring. Tapi beberapa bulan kemudian bisa diambil lagi kerangkanya untuk keperluan penelitian dan edukasi. Bangkai paus itu juga tidak jadi masalah bagi biota laut. Karena biota laut maupun biota yang di pantai juga bisa makan karkasnya. Jika dikubur, biaya memang lebih murah dibandingkan ditenggelamkan, tapi kalau air pasang bisa tergali lagi.
Dia bilang, semisal ada kejadian serupa di kemudian hari, pihak terkait bisa tidak hanya melakukan penanganan teknis prosedural struktural saja, tapi perlu melakukan penyuluhan serta diskusi dengan masyarakat tentang pentingnya penyelamatan semisal masih hidup. Sedang kalau sudah mati, masih bisa dinekropsi atau bedah bangkai hewan dan mengawetkan kerangkanya.
“Pola penangan yang ideal adalah dengan berkolaborasi antara para pihak. Jadi modelnya bisa pentahelix. Ada pemerintah, masyarakat, LSM, universitas dan swasta. Para peneliti dan LSM yang sering menangani juga memahami biologi mamalia laut. Sehingga bisa saling membantu mengingatkan untuk diambil sampel genetiknya untuk tahu itu hewannya masuk spesies apa dan bagaimana penanganan yang tepat,” jelasnya.
baca juga : Seekor Hiu Paus Mati Terkena Jaring Nelayan di Larantuka. Bagaimana Penanganannya?
Umumnya, penyebab terdamparnya mamalia itu ada dua, alamiah dan ada yang berhubungan dengan aktivitas manusia. Penyebab terdampar yang berhubungan dengan aktivitas manusia antara lain, seperti kegiatan perikanan. Kalau misalnya ada paus atau lumba-lumba yang terjerat jaring, kemudian mamalia itu dipotong siripnya, mati kemudian dibuang dan akhirnya terdampar.
Gangguan suara dari sonar maupun kegiatan migas itu bisa menyebabkan hewan terdampar. Sonar itu berinterferensi dengan frekuensi paus atau lumba-lumba, sehingga membuat hewan itu bisa mengalami disorientasi dan kemudian terdampar.
“Salah satu penyebab mamalia besar di laut terdampar juga karena ditabrak kapal. Ketika mamalia besar seperti lumba-lumba dan paus tertabrak kapal selam, bisa mati karena lemah dan akhirnya terdampar,” kata Liza.
Mamalia laut juga terdampar karena tersesat pada perairan dangkal. Tersesat bisa karena sakit, misalnya penyakit tumor.
Dia contohkan, lumba-lumba punggung bungkuk Indo-Pasifik (sousa chinensis) atau disebut juga Indo-Pacific humpback dolphins di Hongkong. Beberapa di antaranya terfoto dengan ada tumor di dalam kulitnya karena kualitas perairan Hongkong yang buruk.
Hal serupa juga terjadi di daerah Quebec, Kanada. Paus beluga yang hidup di muara Sungai St. Lawrence yang tercemar limbah pabrik, sehingga paus tersebut terkena tumor.
“Jadi sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan mamalia besar seperti paus atau lumba-lumba bisa terdampar, tidak bisa langsung menyimpulkan. Sedang kalau sudah mati, masih bisa dinekropsi atau bedah bangkai hewan (untuk kode 2 yang masih baru mati) dan mengawetkan kerangkanya,” tambah Liza.
baca juga : Susah Payah Selamatkan Paus Terdampar di Fak-Fak, Bagaimana Nasibnya?
Dwi Suprapti, Trainer Penanganan Mamalia Laut Terdampar di Indonesia dan Koordinator Konservasi Spesies Laut WWF Indonesia juga membenarkan paus terdampar itu merupakan paus balin.
Hal itu dari analisis video dan gambar-gambar yang tersedia, tampak adanya “ventral grooves” yang berbentuk garis-garis panjang yang saat terdampar kasus ini posisinya terbalik menghadap ke atas sehingga tampak jelas. Ventral grooves merupakan salah satu ciri utama dari paus balin yang berfungsi sebagai kantong makanan saat berburu untuk kemudian disaring menggunakan filter feeder.
“Pada video yang kami terima, juga tampak adanya filter feeder yang berbentuk seperti tirai atau sikat yang berfungsi untuk menyaring makanannya dan juga merupakan salah satu ciri khas dari paus Baleen. Paus balin adalah kelompok jenis paus yang tidak bergigi (Mysticeti),” katanya, Selasa (5/4/2022).
Menurutnya, terdapat 9 jenis paus balin di Indonesia dengan jenis terbesar adalah paus biru yang dapat mencapai ukuran 33 meter. Paus yang terdampar di Selat Madura itu belum dapat dipastikan jenisnya. Diperlukan pengujian sampel DNA sampel bagian tubuh dari paus itu untuk memastikan jenisnya.
Dia bilang, meski sudah kode 4 pada fase ini masih dapat dilakukan nekropsi oleh dokter hewan ahli mamalia laut, meski tak banyak informasi yang diperoleh, meski pengamatan secara makroskopis masih dapat dilakukan. Namun sayangnya posisi paus yang berada jauh dari garis pantai menyulitkan bagi dokter hewan untuk melakukan nekropsi..
“Selain itu adanya kekhawatiran terjadinya cemaran apabila nekropsi dilakukan di perairan. Sehingga biasanya keputusan pemusnahan bangkai dengan cara penguburan atau penenggelaman menjadi opsi. Oleh karena itu apresiasi saya sampaikan kepada tim respon cepat BPSPL Denpasar, TNI, Polri dan nelayan setempat yang sudah berupaya melakukan upaya pemusnahan bangkai melalui metode penenggelaman mengingat ukurannya yang cukup besar untuk ditarik ke darat serta posisinya yang masih berada di tengah perairan,” jelas pegiat Indonesian Aquatic Megafauna Veterinary Medicine Association (IAM Flying Vet) tersebut.
Menurutnya, setidaknya terdapat 11 penyebab umum kejadian mamalia laut terdampar yaitu penyakit dan/atau usia tua, predasi, pencemaran laut, tertabrak kapal, aktivitas perikanan, terjebak di air surut, kebisingan bawah laut, gempa dasar laut, cuaca ekstrim, blooming alga maupun akibat badai matahari. Sedang ada kasus terdampar di Madura ini belum dapat disimpulkan penyebab pasti kejadian terdampar sebab tidak ada informasi adanya nekropsi oleh dokter hewan maupun analisis lingkungan.