- Kambing dan domba merupakan hewan berbeda.
- Dari sisi morfologi, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Dari bentuk dan ukuran tanduk juga terlihat. Umumnya, tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam.
- Kambing biasa memakan daun dengan memanjat pohon, sedangkan perilaku makan domba adalah grazing atau merumput.
- Munculnya opini bahwa daging tinggi kolesterol diakibatkan dari pola masak yang kurang tepat. Pengolahan daging kambing biasanya dengan tinggi lemak, terutama jeroan, ketimbang daging utuhnya. Padahal, selama porsinya sesuai dan pengolahannya tepat, daging kambing cukup sehat untuk tubuh kita.
Kambing [Capra aegagrus hircus] dan domba [Ovis aries] merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara. Namun, masyarakat kita sering keliru membedakannya, bahkan menganggap keduanya sama.
Bagaimana cara membedakannya?
Muhamad Baihaqi, Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan, menjelaskan bahwa dari sisi morfologi, kambing berjenggot sedangkan domba tidak. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah. Dari bentuk dan ukuran tanduk juga terlihat. Umumnya, tanduk domba lebih tebal dan menggulung ke dalam.
“Bibir domba bercelah sehingga dapat membantu saat merumput, sedangkan kambing tidak. Tidak semua domba memiliki jenis wool keriting, sementara ada kambing yang memiliki jenis wool keriting,” tulisnya dalam laman PPID IPB.
Tak hanya itu, kambing biasa memakan daun dengan memanjat pohon, sedangkan perilaku makan domba adalah grazing atau merumput.
“Sedangkan dari perilaku, ada perbedaan yang mencolok, yaitu cara berkelahi kambing berdiri atau adu kaki, sedangkan domba dengan adu kepala,” paparnya.
Baca: Apakah Beras dan Ketan Sama?
Kambing yang diternakkan saat ini adalah supspesies kambing liar di Asia Barat Daya, seperti Turki. Kambing sudah dibudidayakan manusia sekitar 8-9 ribu tahun lalu. Dalam pengembalaannya kelompok kambing berkelompok dari 5 hingga 20 anggota, dipimpin kambing betina paling tua.
Sedangkan domba termasuk subfamili Caprinae dan Famili Bovidae. Genus Ovis mencakup semua jenis domba, sedangkan domba domestikasi termasuk spesies Ovis aries.
Tercatat, terdapat 7 jenis domba liar berbeda yang terbagi dalam 40 varietas. Spesies domba yang telah mengalami domestikasi meliputi domba Argali [Ovis ammon] dari Asia Tengah, domba Urial [Ovis vignei] dari Asia, dan domba Moufflon [Ovis musimon] dari Asia Kecil dan Eropa.
Berdasarkan artikel yang diterbitkan Oklahoma State University, diketahui kambing dan domba merupakan hewan peliharaan yang paling awal. Sisa-sisa kambing telah ditemukan di situs arkeologi di Asia Barat, seperti Yerikho, Choga, Mami, Djeitun dan Cayonu, yang memungkinkan domestikasi kambing diketahui sekitar 6000 dan 7000 SM.
Diperkirakan, kambing yang didomestikasi adalah jenis Bezoar yang berada dari pegunungan Asia Kecil lalu Timur Tengah hingga Lembah Sind. Tidak seperti domba, kambing akan mudah kembali ke kondisi liar jika dilepaskan.
Baca: Asli Indonesia, Mengapa Dinamakan Pepaya California?
Tinggi kolesterol?
Benarkah daging kambing dan domba berkolesterol tinggi?
Muhamad Baihaqi mengatakan, itu tidak benar. Justru, kandungan kolesterol dua hewan ini jauh lebih rendah dibanding jenis daging lain seperti sapi dan ayam.
“Kandungan asam lemaknya jauh lebih rendah dan kadar proteinnya tinggi. Daging kambing dan domba juga lebih mudah dicerna dan diserap tubuh dibanding protein nabati.”
Bahkan, tulis Muhamad Baihaqi, di rumah sakit luar negeri disarankan diet bagi penderita jantung untuk mengkonsumsi daging kambing. Protein daging kambing dan domba dapat diserap tubuh hingga 90 persen.
Keunggulan lainnya, kandungan antioksidan. Daging kambing memiliki kandungan bioaktif dan asam amino esensial yang baik untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
“Munculnya opini bahwa daging tinggi kolesterol diakibatkan dari pola masak yang kurang tepat. Pengolahan daging kambing biasanya dengan tinggi lemak, terutama jeroan, ketimbang daging utuhnya. Padahal, selama porsinya sesuai dan pengolahannya tepat, daging kambing cukup sehat untuk tubuh kita,” jelasnya.
Baca juga: Belida Lopis, Ikan Asli Indonesia yang Dinyatakan Punah
Apakah genetik kambing dan domba sama? Tidak. Kambing memiliki 60 kromosom, sedangkan domba 54 kromosom.
“Keduanya merupakan spesies berbeda, sehingga sampai saat ini tidak dapat dikawinkan,” jelas Muhamad Baihaqi.
Hal penting lain, lanjut dia adalah, susu kambing memiliki struktur lemak lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna ketimbang susu sapi dan domba. Dengan begitu, susu kambing sangat baik bagi penderita penyakit paru-paru.
“Kandungan zat aktifnya lebih tinggi dari domba dan sapi,” paparnya.