- Terung siam, begitu biasa orang menyebut tanaman dengan buah lebih kecil dari kelereng ini. Orang Batak Toba menyebut inggir-inggir, yang banyak tumbuh liar dan digunakan masyarakat sebagai obat tradisional mengobati berbagai macam penyakit.
- Ingir-ingir juga jadi nutrisi tanaman. Kandungan kimia alami dalam inggir-inggir, seperti saponin, tanin, flavonoid, polifenol, dan alkaloid, dapat memberi sumber nutrisi bagi tanaman. Daun dan akar secara alami terurai jadi pupuk organik yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman.
- Kristin Ibo, peneliti etnobotani BRIN, pada masyarakat sejumlah daerah di Indonesia sudah lama menggunakan inggir-inggir sebagai pengobatan tradisional, termasuk di Papua.
- Penelitian Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, menunjukkan, kandungan Solanum sanitwongsei Craib dalam inggir-inggir memiliki efek antihypertensi yang dapat menurunkan tekanan darah, jadi dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung koroner.
Terung siam, begitu biasa orang menyebut buah tanaman ini. Orang Batak Toba menyebut inggir-inggir. Ia banyak tumbuh liar dan digunakan masyarakat sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit. Selain obat herbal, tanaman ini berguna untuk tanah dan pertanian.
Di Desa Lotung, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, masyarakat telah lama mengonsumsi inggir-inggir (Solanum sanitwongsei Craib). Mereka percaya inggir-inggir berkhasiat mengatasi tekanan darah tinggi, sakit perut, dan meningkatkan nafsu makan.
“Langsung dimakan. Rasanya pahit. Tapi manjur. Tapi sekarang sudah sulit ditemukan di pinggir danau, yah, kalau sakit sudah minum pil saja,”, kata Op. Adrian Rajagukguk.
Tanaman dan buah inggir-inggir menyerupai rimbang tanpa duri. Daun dan buah memiliki perbedaan warna mencolok. Buah berukuran kecil, lebih kecil dari kelereng, dan warna dari hijau jadi kuning kemerah-merahan saat matang.
Di beberapa daerah di Indonesia, inggir-inggir dikenal dengan nama terung siam, dalam pengobatan tradisional mengatasi nyeri haid, kencing manis, dan tekanan darah tinggi.
Tanaman ini tumbuh subur di ketinggian antara 500 mdpl hingga 1.500 mdpl dengan suhu relatif hangat.
Saat ini, di Indonesia belum ada budidaya khusus tumbuhan inggir-inggir termasuk di Danau Toba. Budidaya relatif sederhana, dengan biji langsung tanam di tanah lembab dan terpapar sinar matahari.
“Inggir-inggir itu tumbuhan liar. Masih banyak dijumpai di Danau Toba, gak ditanami. Maka inggir-inggir bukan prioritas kami (Kebun Raya Samosir) untuk dibudidaya”, kata Eva Hutagalung, Kepala UPTD Kebun Raya Samosir.
Menurut Kristin Ibo, peneliti etnobotani BRIN, pada masyarakat sejumlah daerah di Indonesia sudah lama menggunakan inggir-inggir sebagai pengobatan tradisional, termasuk di Papua.
“Masih banyak dijumpai di sekitar hutan di Papua, banyak tumbuh di kebun-kebun masyarakat. Ada yang buat obat, ada jadi pagar rumah”, katanya.
Pelindung tanaman
Eva bilang, inggir-inggir tumbuh di sekitar peladangan dan setelah diteliti punya manfaat bagi tanaman dan tanah. Kandungan kimia alami dalam inggir-inggir, seperti saponin, tanin, flavonoid, polifenol, dan alkaloid, dapat memberi sumber nutrisi bagi tanaman.
Daun dan akar secara alami terurai jadi pupuk organik yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman.
Senyawa-senyawa kimia ini memiliki sifat insektisida dan fungisida alami, yang dapat membantu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
“Ini dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetis yang berpotensi merusak lingkungan. Dengan demikian, penggunaan inggir-inggir dalam pertanian dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan biodiversitas”, kata Eva.
Ekstrak kandungan saponin, tanin, flavonoid, polifenol dan alkaloid dalam inggir-inggir memiliki potensi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antitumor.
Penelitian Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, menunjukkan, kandungan Solanum sanitwongsei Craib dalam inggir-inggir memiliki efek antihypertensi yang dapat menurunkan tekanan darah, jadi dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung koroner.
Alkaloid dalam inggir-inggir memiliki aktivitas antitumor, antiinflamasi, dan analgesik. Sedangkan flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Saponin dan tanin juga memberikan manfaat dalam pengobatan penyakit inflamasi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta memiliki efek antiseptik dan antiinflamasi.
Selain itu, penelitian Sri Wastuti pada 2015 menunjukkan, ekstrak dan fraksi buah inggir-inggir memiliki potensi dalam mengendalikan pertumbuhan sel kanker serviks (Hela).
Dengan kandungan kimia yang bermanfaat dan potensi farmakologis menarik, inggir-inggir memiliki prospek menjanjikan dalam pengembangan obat-obatan dan produk-produk kesehatan. Namun, katanya, belum banyak penelitian dan studi lebih lanjut untuk memahami mendalam potensi dan manfaat dari inggir-inggir dalam bidang farmasi.
Inggir-inggir merupakan tumbuhan yang memiliki nilai penting dalam pengobatan tradisional, pertanian, dan farmasi. “Para leluhur sudah punya pengetahuan tradisional manfaat tumbuhan bagi manusia. Tetapi pengetahuan ini tidak diturunkan. Tak hanya ilmu yang punah, tumbuhan ikut punah”, kata Hengky Manalu, dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) Tano Batak.
******