- Spesies pohon ek batu baru telah dideskripsikan dari hutan di Batang Toru, bagian utara Sumatera, habitat penting bagi orangutan tapanuli.
- Dari observasi, orangutan tapanuli memakan biji ek sebagai salah satu sumber makanannya.
- Kerusakan habitat yang terus berlanjut di Batang Toru menyebabkan pohon langka ini kemungkinan besar terancam punah.
- Para peneliti menyebut perlunya tindakan konservasi mendesak untuk menyelamatkan sisa hutan Batang Toru dan membangun populasi pohon ek langka untuk mencegah kepunahannya.
Satu jenis baru pohon ek (oak) tropis telah dideskripsikan oleh para ilmuwan. Spesies ek batu Lithocarpus tapanuliensis, ditemukan tumbuh di hutan di bagian utara Sumatera dan tampaknya menjadi sumber pakan penting bagi orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis), jenis kera besar paling terancam di dunia.
Spesies pohon ini adalah pohon ek batu baru pertama yang dapat diidentifikasikan di Sumatera dalam waktu lebih dari satu dekade. Konfirmasi temuan ini diperoleh dari dua spesimen yang ditemukan para peneliti di hutan terpencil yang berada di ekosistem Batang Toru, kawasan hutan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, sekaligus habitat orangutan tapanuli.

Selama survei vegetasi yang dilakukan pada Februari 2023, Try Surya Harapan, kandidat Ph.D. dan meneliti di Kebun Raya Tropis Xishuangbanna di Tiongkok, menjumpai petunjuk bahwa spesies pohon ek baru ini bisa jadi sumberdaya penting bagi orangutan tapanuli.
“[Awal penemuannya] saya sedang berjalan di hutan dan melihat sarang orangutan,” sebut Try.
Dia menyebut sarang tersebut seperti tempat tidur tebal nyaman dengan banyak dedaunan dan dahan. Tak jauh dari sarang, dia menemukan sisa-sisa buah di lantai hutan.
“Ada buah yang dimakan seluruhnya, ada juga sisa buah yang dimakan sebagian. Bekas gigitan terlihat berasal dari hewan pengerat dan primata. Saat melihat buah-buahan ini, ada beberapa biji ek yang tampak ‘aneh’.”
Saat itu, Try menduga biji-biji tersebut berasal dari lokasi baru atau bahkan spesies yang belum dideskripsikan.
Sebagai sumber makanan, orangutan bergantung pada beragam pohon ek tropis. Pohon yang berbuah setiap tahunnya ini, dijadikan sumber makanan cadangan yang penting ketika sumberdaya lain langka.
Ciri yang membedakan biji pohon ek L. tapanuliensis dengan jenis ek lainnya adalah bentuk unik di sekitar biji yang seperti cangkir, dan berbau khas resin saat dikeringkan.

Meski telah berusaha, hingga saat ini peneliti baru berhasil berjumpa dengan dua pohon di lokasi itu. Try pun mengungkap kegelisahannya.
“Ekosistem Batang Toru mengalami fragmentasi habitat dan hilangnya habitat akibat proyek infrastruktur skala besar, seperti pertambangan, perkebunan, agroforestri, dan pembangkit listrik tenaga air di sekitar hutan,” jelas Try.
Dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya, keanekaragaman tumbuhan di Sumatera masih kurang terdokumentasi dan sering diasumsikan tidak sekaya Kalimantan, rumah bagi spesies orangutan lainnya. Namun Try meyakini jika masih banyak spesies tumbuhan yang belum diketahui seperti L. tapanuliensis di Sumatera.
“Penemuan ini menyoroti bahwa hutan hujan di Indonesia kemungkinan besar masih menyimpan lebih banyak keanekaragaman hayati dari yang kita ketahui saat ini. Temuan pohon ek langka ini menunjukkan bahwa kita harus terus melakukan survei habitat yang terancam, sebelum ia hilang secara permanen,” katanya.

Selain pentingnya melindungi jenis pohon ek dan orangutan di hutan tersisa di Batang Toru, Try menyarankan pentingnya menanam pohon langka ini di luar hutan, seperti kebun raya. Dengan melakukan keduanya, akan memberi spesies ini peluang untuk bertahan hidup dalam jangka panjang.
“Kita harus bertindak cepat untuk melestarikan pohon ek dan habitatnya ini. Melindungi spesies langka seperti L. tapanuliensis berarti melindungi keanekaragaman hayati asli Sumatera yang tak tergantikan.”
Tulisan asli: Newly described oak tree from Sumatra could be vital for threatened orangutans. Artikel ini diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit

Referensi:
Harapan, TS, Tan, WH, Febriamansyah , TA, Nurainas , Syamsuardi , & Strijk , JS (2023). Litokarpus tapanuliensis (Fagaceae), pohon oak baru dari Sumatera bagian utara dan berperan sebagai sumber daya penting bagi orangutan yang terancam punah. FitoKeys , 234 , 167-179. doi: 10.3897/phytokeys.234.106015
***
Fotu utama: Orangutan tapanuli beserta bayi kembarnya di hutan ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara. Dok: SOCP