- Sebuah tim ilmuwan internasional telah menciptakan pohon keluarga burung terbesar dan terinci yang pernah ada, mewakili 92% spesies keluarga burung dan menganalisis evolusi burung selama 93 juta tahun.
- Studi tersebut mengungkap bahwa kelompok burung modern muncul dalam jangka waktu 5 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu, dan burung purba mengalami peningkatan pesat dalam ukuran populasi, kecepatan evolusi, dan ukuran otak pada masa tersebut.
- Para peneliti mengidentifikasi kelompok burung baru yang disebut Elementaves , yang mencakup beragam burung yang ditemukan di udara, di darat, dan di laut.
- Penelitian yang sedang berlangsung ini bertujuan untuk mengurutkan genom semua spesies burung yang hidup dan memiliki implikasi penting bagi upaya konservasi, khususnya untuk spesies burung yang berbeda secara evolusi dan terancam punah.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature belum lama ini menunjukkan bagaimana berbagai spesies saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana cara mereka telah berevolusi selama 93 juta tahun terakhir.
Dalam jurnal ini para ilmuwan telah menciptakan silsilah pohon keluarga burung terbesar dan terinci, setelah mengamati genom dari 363 spesies burung, serta mewakili 92% dari seluruh keluarga burung.
“Tujuan kami adalah merekonstruksi seluruh sejarah evolusi semua burung,” jelas kolega penulis studi, Siavash Mirarab, seorang profesor teknik elektro dan komputer di Universitas California, San Diego.
Untuk membangun silsilah keluarga ini, tim peneliti menggunakan data genom dari lebih dari 60.000 wilayah genom, dengan metode komputasi mutakhir yang dikembangkan oleh para insinyur di UC San Diego, dan superkomputer.
Penelitian ini merupakan bagian dari Proyek 10.000 Genom Burung (B10K), yang bertujuan untuk mengurutkan genom semua spesies burung yang hidup dan melibatkan para ilmuwan dari banyak negara yang bekerja sama selama hampir satu dekade.
Para peneliti menyebut kelompok burung modern ternyata muncul dalam kurun waktu 5 juta tahun, setelah kepunahan massal dinosaurus 66 juta tahun lalu. Para peneliti menemukan bahwa burung purba ini mengalami peningkatan pesat dalam ukuran populasi, kecepatan evolusi, dan ukuran otak selama ini.
“Setelah asteroid menghantam Bumi dan mendorong kepunahan massal, burung memanfaatkan peluang yang terbuka untuk menjadi salah satu kelompok hewan yang paling beragam dan sukses,” tutur Jacqueline Nguyen, ahli paleontologi di Flinders University Australia dan penulis studi kepada Mongabay.
Para ilmuwan mempelajari lebih banyak spesies untuk membantu mereka mengetahui kapan berbagai kelompok burung tersebut melakukan evolusi.
“Mengambil sampel banyak rangkaian genetik dari setiap organisme lebih penting daripada mengambil sampel dari spesies yang lebih luas, meski metode terakhir telah membantu kami mengetahui kapan kelompok yang berbeda telah berevolusi,” sebut Josefin Stiller, seorang profesor biologi di Universitas Kopenhagen serta penulis utama makalah di Nature, mengatakannya dalam sebuah pernyataan.
Studi tersebut juga telah mengidentifikasi kelompok burung baru yang disebut Elementaves, yang mencakup penguin, pelikan, burung walet, burung kolibri, dan jenis-jenis burung pantai. Jenis-jenis burung ini sukses di darat, di udara, dan di air.
“Kami menamai kelompok ini Elementaves, karena termasuk burung yang ditemukan di udara, di darat, dan di laut. Beberapa burung dalam kelompok ini memiliki nama yang berkaitan dengan matahari, yang melambangkan api.”
Misteri burung hoatzin
Meskipun sejumlah besar data digunakan dalam penelitian ini, ada satu misteri yang masih belum terpecahkan.
Hingga saat ini, para peneliti belum dapat mengetahui bagaimana hoatzin (Opisthocomus hoazin), burung unik yang hanya ditemukan di Amerika Selatan bisa berkerabat dengan burung lain.
“Ini adalah satu-satunya jenis yang selamat dari garis keturunannya. Bahkan dengan menggunakan data genom dalam jumlah besar, posisinya dalam pohon keluarga burung masih sulit untuk dipecahkan dan tetap menjadi misteri,” jelas Nguyen.
Tim berencana melanjutkan upayanya untuk membangun gambaran lengkap tentang evolusi burung. Para ahli biologi sedang berupaya mengurutkan genom spesies burung tambahan dengan harapan dapat memperluas silsilah keluarga hingga mencakup ribuan genera burung.
Memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana burung saling berhubungan secara evolusioner adalah penting untuk konservasi di masa datang sebut Nguyen.
“Spesies burung yang secara evolusi berbeda dan terancam punah dapat diprioritaskan dalam upaya konservasi. Jika spesies ini punah, seluruh cabang pohon keluarga burung akan hilang.”
Tulisan asli: A new and improved bird family tree shows rapid post-dinosaur evolution. Artikel ini diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit
Referensi:
Stiller, J., Feng, S., Chowdhury, A. A., Rivas-González, I., Duchêne, D. A., Fang, Q., … Zhang, G. (2024). Complexity of avian evolution revealed by family-level genomes. Nature, 1-3. doi:101038/s41586-024-07323-1
***
Foto utama: burung kasuari, endemik dari Pulau Papua. Foto: Rhett A Butler/Mongabay