,

Sains: Padang Lamun Ekosistem Penting untuk Ikan dan Ketersediaan Pangan. Mengapa?

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari Universitas Swansea, UK bekerjasama dengan mitranya Sustainable Place Institute, Universitas Cardiff, Forkani dan Wildlife Conservation Society menunjukan bahwa padang lamun di Indonesia merupakan area strategis penting untuk menjaga kelangsungan pangan nasional maupun kebutuhan untuk ekspor perikanan.

Dalam survey yang dilakukan di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, para peneliti memperolah setidaknya terdapat 407 jenis ikan yang mendiami padang lamun. Survey mendeteksi bahwa terdapat 62 persen ikan yang tertangkap berasal dari padang lamun, dengan jenis terpentingnya baronang (Siganuscanaliculatus) atau yang dikenal secara lokal sebagai ikan ‘Kola’.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60 persen dari warga masyarakat mengenal jenis-jenis ikan yang mendiami habitat padang lamun, dengan 68 persen aktivitas penangkapan ikan dilakukan di area lamun tersebut.

“Study kasus di Wakatobi ini penting untuk menunjukkan bahwa peran lamun dalam penyediaan pangan yang dibutuhkan setiap hari untuk penduduk lokal,” jelas Dr. Richard Unsworth, peneliti utama Seagrass Ecosystems Research Group dari Universitas Swansea. “Namun sangat disayangkan padang lamun di Wakatobi dan tempat lainnya di Indonesia umumnya mengalami kerusakan yang amat memprihatikan.”

Berdasarkan hasil penelitian oleh Departemen Kehutanan (2008) di Wakatobi setidak-tidaknya terdapat sembilan jenis lamun yang ada di perairan tersebut.  Lamun di Wakatobi tersebar di daerah inter tidal setelah terumbu karang, di antara terumbu karang maupun di area substrat pasir halus dan pasir kasar.

Kerusakan padang lamun di Wakatobi sendiri diakibatkan oleh berbagai faktor seperti rendahnya kualitas air, pembangunan di daerah pesisir dan praktek penangkapan ikan yang merusak. Unsworth dan timnya merekomendasikan pengelolaan padang lamun kedepannya harus menjadi prioritas utama dalam agenda konservasi Indonesia. Tidak hanya untuk konservasi keragaman hayati, tetapi juga untuk melindungi keamanan pangan nasional dan kepentingan ekspor perikanan.

Padang Lamun sebagai Ekosistem Penting

Dibandingkan dengan ekosistem terumbu karang dan mangrove, maka ekosistem padang lamun masih sangat kurang dipelajari.  Padahal padang lamun di Indonesia luasnya diperkirakan lebih dari 30.000 km2 dan merupakan tempat hidup setengah dari spesies penghuni padang lamun yang ada di seluruh dunia.

Padang lamun (sea grass) adalah “padang rumput di laut”. Padang lamun merupakan habitat yang sangat produktif yang berada di laut dangkal dan pesisir dan terdiri dari berbagai jenis tumbuhan laut.

Karena lamun merupakan tumbuhan yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di laut dangkal (Hemminga dan Duarte, 2000), maka tumbuhan ini memiliki struktur akar dan rimpang (rhizome) yang mampu mencengkeram dasar laut sehingga dapat membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan gelombang.

Karena sifat khasnya ini, maka padang lamun, di luar formasi terumbu karang dan ekosistem mangrove, menjadi tempat favorit bagi berbagai jenis ikan untuk berlindung dari predator, mencari makan, bertelur dan membesarkan anaknya. Salah satu jenis ikan komersil yang memanfaatkan padang lamun adalah ikan baronang.

Selain sebagai ekosistem yang baik untuk perkembangan berbagai jenis spesies ikan, lamun juga penting dalam mengendalikan iklim yaitu untuk menangkap karbon dan memproduksi oksigen ke udara.

Berdasar berbagai indikasi, padang lamun amat rentan terhadap gangguan alam dan kegiatan manusia. Seperti pengerukan terkait pembangunan real estate pinggir laut, pelabuhan, industri, saluran navigasi, limbah industri (terutama logam berat dan senyawa organolokrin), pembuangan limbah organik, limbah pertanian, pencemaran minyak, pengerukan laut hingga hingga aktivitas pertambangan yang membuang limbah tailing-nya ke laut.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga saat baru sekitar 17 persen ekosistem padang lamun di Indonesia yang telah terlindungi.

Dalam tautan ini, anda dapat melihat pengelolaan lamun di Taman Nasional Wakatobi

Artikel yang diterbitkan oleh
,