,

Inilah Daftar Masalah Lingkungan versi Netizen Untuk Diselesaikan oleh Presiden Jokowi

Permasalahan lingkungan di Indonesia ternyata menjadi perhatian serius bagi publik netizen. Dalam waktu sepekan sejak diluncurkan pada 18 Oktober 2014, hastag #PRke7 yang digagas oleh Greenpeace bekerjasama dengan dan pihak-pihak lain termasuk Mongabay Indonesia, sedikitnya telah ditanggapi oleh sekitar seribuan pengguna twitter dan facebook dengan tak kurang dari tigaribu pesan.

Dari ribuan pesan yang dapat dipantau secara realtime di program JARING (www.jaring.100persenindonesia.org) terdapat berbagai isu lingkungan yang ingin disampaikan netizen agar dapat menjadi perhatian Presiden Jokowi, diantaranya isu hutan, sungai, laut, limbah, sampah, serta iklim dan energi.

Masalah kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatra dan Kalimantan yang menimbulkan asap ternyata turut pula mendapat perhatian yang besar dari kalangan netizen. Besarnya harapan publik ini tentunya tidak lepas dari kenyataan bahwa permasalahan kebakaran dan asap ini kerap berulang setiap tahunnya tanpa ada ketuntasan sejak belasan tahun silam.

Hali ini tercermin dari salah satu kicauan warga Kalimantan Tengah bernama Feri di akun twitternya “@Feri_SPB @jokowi_do2 ASAP lho Pak di Sampit Kalteng #PRke7”. Bahkan selama beberapa hari Feri beberapa kali mention akun twitter Jokowi mengenai bencana tahunan kabut asap di daerahnya.

digital polling rev 2

Hasilnya Telah Disampaikan ke Presiden

Sebelumnya pada tanggal 27 Oktober 2014, Greenpeace telah resmi menyampaikan aspirasi rangkuman publik kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta. Dalam bundel dokumen yang disebut paket hijau ini, sekaligus disampaikan petisi penyelamatan lingkungan yang telah ditandatangani oleh sebanyak 113.595 orang.

Dalam dokumen hijau itu, Greenpeace juga menyertakan hasil digital polling yang disebar melalui media sosial yang diikuti oleh 1.425 koresponden. Selaras dengan proyek JARING, survei ini juga menghimpun pendapat masyarakat mengenai sembilan kasus lingkungan yang harus dituntaskan Presiden Jokowi.

Sama halnya dengan JARING, isu paling banyak yang mendapat perhatian adalah pencemaran sungai oleh bahan kimia berbahaya industri, diikuti oleh bencana kebakaran hutan dan gambut di Sumatra dan Kalimantan juga alih fungsi hutan lindung dan lahan pertanian.

Isu lingkungan lain yang disoroti oleh koresponden adalah pencemaran perairan oleh limbah pertambangan. Juga ada kasus penangkapan ikan berlebih dan illegal di perairan nusantara.

Netizen juga menyoroti kasus-kasus lingkungan kontroversial yang hingga sekarang banyak menyita perhatian publik seperti pembangunan PLTA Batang, reklamasi Teluk Benoa di Bali hingga kegiatan pertambangan di pulau Bangka, Sulawesi Utara yang ketiganya dianggap akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitarnya.

“Kita tahu bahwa pemerintah telah berupaya memadamkan api, tapi publik ingin mengetahui apa tindakan Presiden Jokowi mengenai penanganan bencana asap ini dan langkah mendasar apa yang diambilnya,” jelas Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting kepada Mongabay Indonesia perihal topik kebakaran hutan yang menjadi perhatian netizen.

Menurutnya, isu kebakaran menjadi sangat menonjol karena dalam dua minggu sejak dilantik menjadi Presiden, hutan dan lahan gambut di pulau Sumatera dan Kalimantan tidak henti-hentinya dilanda kebakaran.

“Ini adalah kerjasama positif yang produktif mendorong kekuatan sosial media menjadi energi yang kuat untuk membuat perubahan di sektor lingkungan,” tambah Longgena.

Artikel yang diterbitkan oleh
,