,

Alex Noerdin: Lima Bupati di Sumatera Selatan Dilarang Bepergian hingga Kabut Asap Teratasi

Kabut asap yang melanda Sumatera Selatan, khususnya Palembang dan beberapa wilayah di timur Sumatera Selatan, selama sepekan ini, membuat gerah Alex Noerdin. Gubernur Sumatera Selatan ini langsung memerintahkan lima bupati untuk tidak berpergian hingga kabut asap teratasi. Perintah yang sama ditunjukan kepada camat dan kepala desa di lima kabupaten tersebut.

Kelima bupati itu adalah Bupati Kabupatan Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), dan Muara Enim. “Kalau hanya liburan atau bukan keperluan mendesak, kepala daerah tersebut tidak boleh keluar sampai asap tidak ada. Termasuk camat dan kades setempat pun tidak boleh,” kata Alex kepada media di Palembang, Rabu (02/09/15).

Para bupati diwajibkan berkoordinasi minimal tiga hari sekali dengan tim penanggulanan kebakaran hutan dan lahan agar aksi menjadi optimal. “Jaga daerah masing-masing. Bila ada bupati yang membantah tidak produksi asap, terserah. Yang penting penanggulangannya itu yang harus dilakukan terus,” ujarnya.

Terkait kebakaran hutan atau lahan di perbatasan Kecamatan Bayung Lincir, Kabupaten Muba dengan Provinsi Jambi, Pemda Muba akan berkoordinasi dengan Pemprov Jambi untuk menanggulangi kebakaran bersama.

Hal ini sebagaimana disampaikan Beni Hernedi, Wakil Bupati Muba. “Sekitar 200 hektar hutan di perbatasan Sumatera Selatan-Jambi terbakar. Lokasinya jauh dari jangkauan, satgas karhutlah kesulitan untuk memadamkan.”
OKI terus membara

Kebakaran juga melanda Kabupaten OKI. Akibat tiga rumah burung walet di Dusun Laman Serai, Desa Lebung Gajah, Kecamatan Tulungselapan, terbakar, ribuan hektar lahan gambut berupa semak pakis ikut membara. Api yang begitu cepat membesar karena tiupan angin dan udara panas turut menghanguskan ratusan hektar kebun karet warga.

“Peristiwa terjadi Selasa. Sekarang api belum padam betul. Bara masih mengeluarkan asap,” kata Mujibur, karyawan sebuah perusahaan hutan tanaman industri (HTI), Rabu.

Dia bersama rekan kerjanya, terus berjaga di lahan milik perusahaan tempatnya bekerja di Distrik Penyabungan, karena arah angin ke barat dan tenggara menuju lahan HTI tersebut. “Kami sudah mendalami parit pembatas dengan menggunakan ekskavator dan menyusun batang kayu sepanjang batas, agar api tidak merayap ke arah kebun,” katanya. “Kami juga bersiaga dengan ratusan petugas pemadam bersama peralatannya,” tambahnya.

Sementara Rabu, kebakaran terjadi di Sungai Kelese, Desa Simpang Tiga Induk, Kecamatan Tulungselapan. “Apinya cukup besar, membakar habis lahan gambut berupa belukar yang biasanya dijadikan warga untuk menanam padi.”

Dua hari lalu, api juga juga muncul di Dusun Buntuhan, Desa Simpang Tiga Sakti. Diperkirakan api berasal dari pembukaan lahan untuk menanam padi warga. “Api ini mengancam Distrik Lebong Hitam. Penjagaan juga dilakukan di area sana,” ujar Mujibur.

Di tempat lain di Kabupaten OKI kebakaran lahan juga terus bermunculan. Misalnya di Lebak Sepucuk Kayuagung. Selasa, Bupati OKI Iskandar, bersama petugas pemadam kebakaran mengatasi api di lokasi lahan gambut tersebut.

“Saya minta pihak perusahaan turun memadamkan api. Petugas kita akan terus siaga di lahan terbakar ini,” kata Iskandar kepada beberapa perwakilan perusahaan di Sepucuk. Seperti diketahui di wilayah Sepucuk ini banyak terdapat perkebunan sawit.

“Kita sudah maksimal. Jauh hari, kita telah menyebarkan maklumat Kapolda berisikan pelarangan membakar lahan dan hutan, serta sanksi yang diberikan apabila ditemukan pelaku pembakaran. Akan tetapi, dampak El Nino yang melintasi Sumsel juga di luar kemampuan kita,” jelas Iskandar.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,