HABITAT orangutan di Indonesia terancam. Data International Union for Conservation of Nature (IUCN), menyebutkan, spesies orangutan Sumatera (Pongo abelii) masuk klasifikasi sangat terancam punah. Satu jenis lagi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Penyebab kematian orangutan beragam, dari alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit, kebakaran hutan, pembalakan liar sampai perubahan iklim.
Linda Sukandar, Fundraising Manager WWF-Indonesia dalam pernyataan pers mengatakan, rata-rata ada dua orangutan mati dibunuh per hari. Baik, untuk dikonsumsi, atau dibinasakan karena dianggap hama. Padahal, primata yang 97 persen DNA menyerupai manusia ini merupakan hewan tidak menyerang. Ia bisa hidup berdampingan dengan manusia.
Saat ini, tercatat hanya 7.500 orangutan Sumatera dan 57.000 orangutan Kalimantan tersisa di habitat asli mereka. Untuk itu, upaya pelestarian orangutan kian mendesak dan salah satu prioritas WWF-Indonesia.
Linda mengatakan, WWF berupaya melakukan penelitian habitat, meliputi kebiasaan dan pakan orangutan. WWF juga menghitung jumlah populasi, mitigasi perubahan iklim, edukasi lingkungan. Dengan bermitra bersama pemerintah dan masyarakat setempat di sekitar habitat orangutan. “Juga mengambil tindakan preventif yang diperlukan mencegah kepunahan satwa endemis ini,” katanya di Jakarta.
WWF memerlukan dukungan masyarakat luas. WWF-Indonesia pun meluncurkan program donasi Sahabat Orangutan yang memungkinkan semua individu mendukung upaya pelestarian .