Google Berikan 5 Juta Dollar ke WWF Untuk Perangi Perburuan Satwa Liar

Google.org, salah satu anak perusahaan Google Corp yang menangani bidang amal, awal bulan ini sudah menggelontorkan dana senilai 5 juta dollar AS untuk membantu melawan perburuan satwa liar.

Dana ini diberikan kepada WWF untuk membantu upaya konservasi melalui pengembangan dan penggunaan teknologi yang memungkinkan para jagawana untuk memonitor populasi satwa liar dan memonitor hutan dari para pemburu. Program ini termasuk pengembangan “kapal tanpa awak untuk konservasi atau conservation drones” yaitu sebuah perangkat survey udara berbentuk pesawat tanpa awak, dan termasuk juga perangkat sistem darat.

Orangutan di atas kanopi hutan Sumatera, dilihat dari pesawat tanpa awak. Foto: Lian Pin Koh

“Kami dalam program ini mempelajari sebuah sistem teknologi ideal untuk mendeteksi dan mencegah para pemburu dan juga memonitor satwa liar,” ungkap Crawford Allan, pemimpin proyek ini kepada mongabay.com.

Dana ini nampaknya akan ditujukan untuk mengembangkan sistem “conservation drone” atau pesawat konservasi tanpa awak. WWF di Nepal sudah menggunakan alat ini yang dikembangkan oleh Lian Pin Koh dari ETH Zurich dan Serge Wich dari Universitat Zurich. Namun Allan menambahkan bahwa pihaknya tidak terikat untuk mengembangkan satu sistem atau kendaraan saja, dan berharap sistem pendeteksian udara ini masih dalam rentang harga puluhan ribu dollar, dan otomatis mengesampingkan jenis pesawat yang sudah digunakan di Nepal dan memberi sinyal mereka akan mengembangkan fase baru dalam pesawat konservasi tanpa awak ini.

“Kami akan mencari kesimbangan antara kapasitas, jarak, ketahanan dan harga,” ungkap Allan lebih lanjut. “Kami terbatas pada pengembangan sistem yang mampu kami beli dan bisa direplikasi jadi kami memiliki standar pengukuran untuk masa mendatang.”

Kendati demikian, sang pencipta pesawat tanpa awak ini, Lian Pin Koh berharap agar WWF terus mendukung pengembangan pesawat yang sudah digunakan di Nepal untuk seterusnya.

“Kami gembira Google sudah berinvestasi sejumlah dana untuk mengembangkan teknologi baru untuk melawan kejahatan terhadap satwa liar,” ungkap Koh kepada mongabay.com. “ConservationDrones.org sudah bekerjasama dengan WWF-Nepal dalam sepuluh bulan terakhir untuk mendapatkan dukungan pemerintah dan publik setempat untuk menggunakan pesawat ini, kami juga sudah mencari izin terbang ke otoritas penerbangan setempat, dan melatih tenaga lokal di Taman Nasional setempat untuk mengoperasikan pesawat tanpa awak dengan radio kontrol ini. Kami berharap agar WWF dan Google bisa mengambil momentum ini dan terus berinvestasi dalam aplikasi teknologi di Nepal ini.”

Pesawat tanpa awak saat diujicoba di Swiss. Foto: Lian Pin Koh

Koh juga menambahkan bahwa pesawat ciptaannya sangat murah dan bisa direplikasikan untuk dikembangkan di wilayah-wilayah tropis.

Dana yang digelontorkan oleh Google.org kepada WWF juga ditujukan untuk pengembangan peranti lunak yang bisa memetakan dan memprediksi aktivitas perburuan, dan juga sampling DNA untuk membantu mencari sumber dari perdagangan tubuh satwa liar.

Google.org memiliki program Global IMpact Awards untuk memberikan dukungan dana kepada organisasi-organisasi yang menggunakan teknologi dan pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan terberat yang dihadapi oleh manusia saat ini.

“Perburuan satwa liar adalah masalah global yang membutuhkan teknologi inovatif dan solusi yang terukur. WWF Internasional kini tengah berkampanye melawan ancaman yang terus meningkat terhadap spesies-spesies langka,” ungkap Direktur Program Giving dari Google.org, Jacquelline Fuller.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,