Letusan Gunungapi Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), terus terjadi, dan belum terlihat penurunan aktivitas. Kini, banjir lahar dingin mengalir turun ke rumah-rumah penduduk radius 2,5-tiga kilometer dari kaki gunungapi.
Pantauan sepanjang Sabtu (16/11/13), hingga Senin (18/11/13) malam, lahar dingin ini mengakibatkan jalan di dua kecamatan putus, yakni Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Payung.
Di Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, lahar dingin mengalir di sungai kecil dan sebagian besar sudah menuju ke pemukinan warga. Beruntung, lahar dingin ini tidak sampai menimbun rumah, meski sudah masuk ke pekarangan rumah di kaki Gunung Sinabung. Lahar dingin ini mengalir turun menuju aliran dan parit, serta sungai kecil di sepanjang desa itu.
Lahar dingin dari erupsi Gunungapi Sinabung ini, menyebabkan ratusan warga di Desa Guru Kinayan, was-was, jika sewaktu-waktu menimbun rumah mereka dengan pasir dan bebatuan. Warga pun, mengemasi barang-barang, dan memilih mengungsi di sejumlah lokasi. Meski pada pagi dan siang hari, sesekali anak muda dan remaja, kembali ke rumah melihat situasi terkini.
Kondisi serupa terjadi di Desa Mardinding, dan Desa Sukameriah, Kabupaten Karo. Ketebalan lahar dingin, rata-rata lebih 50-70 centimeter, dan menutupi jalanan menuju ke tiga desa itu. Mobil dan motorpun tak bisa melewati tiga desa ini. “Situasi makin mengerikan. Lahar dingin hampir masuk ke pelataran rumah kami. Ini sudah tiga hari, ” kata Jenda Aku Sembiring, warga Desa Suka Meriah Kecamatan Payung.
Menurut dia, lahar dingin ini seperti seratan pasir. Jika mengering, mengeras seperti batu kerikil. Ini dianggap kurang baik bagi tanamanan di ladang karena bisa menyebabkan kematian. “Tengoklah itu, sudah masuk kebagian dapur belakang. Kalau meletus lebih kuat lagi, lumpur lahar dingin ini bisa lebih banyak keluar. Itu pasti menutup rumah di desa kami, ” katanya. Dia lalu membakar kayu dan bambu yang mengeluarkan asap tebal membumbung ke langit. Mereka meyakini bisa menjaga kampung mereka dari becana alam.
Letkol Meyer Putong, Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, mengatakan, lahar dingin turun cukup besar hingga sudah mengantisipasi, dengan mengevakuasi ribuan warga dari tiga desa itu.
Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Bupati Kabupaten Karo, mengatakan, penampungan pengungsi ada 16 lokasi. Di sana, sudah ada semua perlengkapan pengungsi. Logistik, seperti selimut hangat, obat-obatan dan tim dokter yang memeriksa kesehatan warga, sudah disiapkan.
Hingga 17 November 2013, pengungsi yang ditampung di 16 titik pengungsian bertambah, total 6.211 jiwa atau 1.990 keluaga.”Bersama tim tanggap darurat Gunungapi Sinabung, kita terus memantau kondisi para pengungsi. Semua harus berjalan baik, sampai tanggap darurat berakhir.”
Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada 17 November 2013, sekitar pukul 20:24, Sinabung kembali erupsi, dengan tinggi asap letusan sejauh 2.000 meter. Pada pukul 20:45, erupsi berlangsung, dengan arah angin dari Barat ke Barat Daya. Teramati awan panas muncul dan terbawa angin hingga radius 500 meter ke arah Tenggara.
Pada 18 November 2013 sekitar pukul 18:41, kembali erupsi selama 28 menit, dengan arah abu menuju ke Timur Laut. Gunung tertutup kabut tebal, dengan cuaca hujan sedang. Suara gemuruh terdengar dari pos peñgamatan selama delapan menit.
Pada Selasa (19/11/13), kembali terjadi letusan hingga tinggi 8.000 meter dan terdapat lava pijar disertai bunyi bergemuruh. Hujan abu dan pasir cukup tebal menutupi permukiman sekitar. Bahkan menurut BMKG Wilayah I Medan, hujan abu sampai di Kabupaten Tapaktuan, Aceh, sejak Senin dan Selasa, karena terbawa angin ke Barat Laut.
Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Terjadi 10 kali gempa vulkanik dalam, 19 kali gempa hembusan, 4 kali gempa vulkanik dangkal, dan trremor menerus. Potensi erupsi masih tinggi, dan masyarakat dihimbau untuk selalu siaga.
Atas dasar itu, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan, tak mendaki dan beraktivitas pada radius tiga kilo meter dari kawah Gunung Sinabung. Masyarakat di Desa Sukameriah di bagian Selatan puncak, Desa Bekerah, desa Tenggara puncak, Desa Simacem berada di bahagianTimur puncak, dan warga di Desa Mardinding berada di bahagian Baratdaya puncak, harus diungsikan segera.
Masyarakat di dekat sungai-sungai berhulu di puncak gunungapi diharapkan waspada terhadap ancaman bahaya lahar. Sebab, saat ini memasuki musim penghujan. Masa tanggap daruratpun diperpanjang hingga 24 November 2013.