, ,

Rusak Parah, Bersama-sama Selamatkan Mangrove Pohuwato

Pohuwato merupakan kabupaten ujung barat Gorontalo yang masuk kawasan Teluk Tomini. Kabupaten ini memiliki mangrove terbesar di Gorontalo. Ada dua kawasan konservasi, yaitu Cagar Alam Tanjung Panjang dan Cagar Alam Panua.

Ekosistem mangrove di wilayah ini terus mengalami kerusakan mengkhawatirkan karena perambahan kawasan skala besar.

Pemulihan ekosistem mendesak. Salah satu lewat penanaman di kawasan pesisir, seperti diinisiasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Gorontalo dengan mengajak anak-anak pramuka.

Penanaman mangrove pada Sabtu (6/12/14). AJI mengajak kader pramuka menanam mangrove 20.000 bibit di pesisir, Desa Maleo, Kecamatan Paguat, Pohuwato. Lokasi ini berdekatan dengan CA Panua.

“Kondisi pesisir Pohuwato mengkhawatirkan karena ekosistem mangrove rusak. Diperlukan kesadaran semua pihak, termasuk jurnalis untuk menyelamatkan lingkungan dan masa depan masyarakat Pohuwato,” kata Wahyudin Mamonto, manager program AJI Gorontalo.

Sedari pagi, pesisir pantai Desa Maleo tampak berbeda. Suasanaramai. Ada 400-an siswa SMA dan SMP menanam mangrove jenis rhizophora.

 Siswa pramuka hendak  menanam  mangrove  di Desa Maleo, Kecamatan Paguat,  Pohuwato. Foto: Christopel Paino
Siswa pramuka hendak menanam mangrove di Desa Maleo, Kecamatan Paguat, Pohuwato. Foto: Christopel Paino

Sebelum mulai menanam, mereka mendapat arahan dari Rahman Dako, Project Koordinator Mangrove For the Future (MFF) Teluk Tomini, mengenai teknis penanaman mangrove dan mengapa penting bagi masyarakat.

Hardin Paudi, siswa pramuka merasa senang bisa menanam mangrove. “Ini pengalaman pertama dan unik. Kami baru tahu mangrove itu sangat penting, terutama bagi nelayan karena menjadi habitat ikan.”

Penanaman mangrove ini didukung (MFF). MFF merupakan kemitraan berbasis inisiatif yang mempromosikan investasi di ekosistem pesisir untuk pembangunan berkelanjutan. MFF menggunakan mangrove sebagai ekosistem unggulan atas peran penting hutan mangrove mengurangi dampak tsunami di Samudra Hindia pada 2004.

Berdasarkan laporan tim pemetaan program Teluk Tomini Susclam (Sustainable Coastal Livelihood and Management), luasan mangrove di Pohuwato, periode 1988–2003 menyusut 1.560,14 hektar. Periode 2003–2010 turun 4.262,47 hektar. Sejak akhir 1980-an, terjadi penurunan lebih 50% luasan mangrove di Pohuwato.

Rahman Dako menjelaskan, 1970-an awal perubahan fungsi kawasan hutan mangrove di Pohuwato. Ketika itu, muncul pembuatan tambak garam, dan berlanjut 1990-an dengan banyak pendatang membuat tambak udang dan bandeng.

“Puncak perubahan fungsi kawasan hutan mangrove ini pada 2000-an dengan pembukaan tambak besar-besaran di Pohuwato, termasuk di cagar alam Tanjung Panjang,” kata Rahman.

Tidak hanya penanaman, kata Wahyudin, AJI juga membuat film dokumenter mengenai kerusakan ekosistem mangrove di Pohuwato dan dampaknya. “AJI Gorontalo juga menerbitkan buletin dua bulan sekali mengenai kegiatan warga pesisir memanfaatkan mangrove. Kami lakukan karena media-media besar di Gorontalo bahkan nasional, jarang sekali yang memberikan perhatian kepada masyarakat pesisir.”

Aji Gorontalo, mengajak para anggota Pramuka peduli lingkungan, salah satu lewat penanaman mangrove. Foto: Christopel Paino
Aji Gorontalo, mengajak para anggota Pramuka peduli lingkungan, salah satu lewat penanaman mangrove. Foto: Christopel Paino
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,