- Pokmaswas Jalur Gaza di Desa Sulengwaseng,Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, NTT mengalami peningkatan penemuan sarang telur penyu. Berbagai masalah yang ditemui sebelumnya bisa diatasi hingga berdampak terhadap meningkatnya jumlah tukik yang berhasil dilepas ke laut
- Pokmaswas Pedan Wutun di Kelurahan Ritaebang,Kecamatan Solor Selatan meski sudah 6 tahun berjalan melakukan konservasi penyu masih menghadapi kendala minimnya kesadaran masyarakat. Masih banyak telur penyu dicuri warga untuk dikonsumsi
- BPSPL Denpasar menjelaskan ada beberapa faktor penyebab meningkatnya jumlah telur penyu yang ditemukan, ditetaskan hingga menjadi tukik. BPSPL Denpasar sepakat Pokmaswas perlu didampingi dan diberikan bantuan
- Pulau Solor merupakan habitat penting peneluran penyu lekang, jalur ruaya penyu belimbing, penyu tempayan dan penyu sisik. Juga jalur migrasi paus sperma (Physeter macrocephalus), paus biru (Balaenoptera musculus), lumba-lumba serta cetacean lainnya. Pantai selatannya merupakan jalur migrasi dan habitat pari manta
Jumlah telur penyu yang ditemukan warga dari sarang-sarang yang berada di pesisir pantai selatan Pulau Solor meningkat drastis di tahun 2021. Sarang-sarang tersebut ditemukan di pesisir pantai Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Meningkatnya penemuan jumlah sarang telur penyu ini berkat kegigihan Pokmaswas Jalur Gaza di desa tersebut. Tak kenal lelah, ketua bersama isteri dan anggota kelompok saban hari berburu telur penyu.
“Mungkin penyu sudah merasa nyaman bertelur di pantai ini,” kata Wilhelmus Wokadewa Melur, Ketua Pokmaswas Jalur Gaza saat bersua Mongabay Indonesia pertengahan Juni 2021.
Mus menyebutkan, sebenarnya puncak penyu bertelur saban tahun biasanya berlangsung bulan Mei sampai Oktober. Dirinya bingung, tahun 2021 penyu bertelur bisa lebih awal sejak bulan Februari.
Berbagai Tantangan
Data dari Pokmaswas Jalur Gaza menyebutkan, per tanggal 22 Juli 2021 terdapat 5.344 telur penyu didapat dari 45 sarang. Sebanyak 22 sarang sudah menetas dengan jumlah tukik 1.843 ekor. Dan total tukik yang sudah dilepas ke laut sebanyak 4.019 ekor.
Perinciannya, tahun 2018 dilepas sebanyak 550 ekor tukik, tahun 2019 ada 750 dan tahun 2020 berjumlah 1.028 ekor. Tahun 2021 hingga tanggal 16 Juli sudah 1.843 tukik yang menetas.
baca : Kesetiaan Pokmaswas Jalur Gaza Flores Timur Lakukan Konservasi Penyu

Mus mengakui, masyarakat di desanya sudah sadar bahwa mengambil telur penyu melanggar peraturan dan dilarang pemerintah.
Namun tantangan masih ada. Anjing peliharaan masyarakat sering berkeliaran hingga pesisir pantai sehingga penyu merasa terganggu saat hendak bertelur.
“Biawak dan anjing kerap menjadi predator yang sering memangsa telur penyu. Ada juga orang dengan gangguan jiwa yang suka mengambil dan memakan telur penyu tapi sudah dimarahi dan jarang datang lagi ke pantai,” ungkapnya.
Mus berkisah, awal Juni 2021 seekor penyu belimbing berukuran besar hendak bertelur tetapi ada anjing yang mengonggong. Dirinya datang ke tempat tersebut dan hendak mengangkat penyu tersebut ke lokasi penangkaran.
Penyu tersebut sangat berat dan ia tak mampu mengangkatnya. Ia hanya membantu melepasnya kembali ke laut.
“Banyak sampah kayu juga membuat penyu tidak bertelur. Kami sering membersihkan pesisir pantai ini terutama saat musim angin kencang dan gelombang,” ungkapnya.
Mus mengaku setiap pagi jam 4 subuh sudah harus berjalan kaki 3 km ke arah barat rumahnya mencari sarang telur penyu. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah bagi kelompoknya.
baca juga : Kesetiaan Pedan Wutun Mengkonservasi Penyu

Kesadaran Masyarakat Minim
Selain Pokmaswas Jalur Gaza, penetasan tukik sudah dimulai sejak tahun 2016 oleh Pokmaswas Pedan Wutun, Kelurahan Ritaebang, Kecamatan Solor Barat.
Data yang disampaikan ketua kelompok Pedan Wutun menyebutkan, tahun 2016 terdapat 1.358 telur penyu yang ditetaskan dan 1.095 berhasil menjadi tukik.
Tahun 2017 sejumlah 1.539 telur, berhasil menetas 1.290.Tahun 2018 jumlah telur 1.970 dan berhasil menetas sebanyak 1.642 tukik.
Sedangkan tahun 2019 jumlah telur yang ditetaskan 2.030 dan menetas 1.708. Tahun 2020 jumlah telur 1.918 dan menetas 1.532 tukik. Untuk tahun 2021 Mulai Mei hingga tanggal 22 Juli sudah ditemukan 16 sarang dengan jumlah telur sebanyak 1.760 .Sudah 359 tukik yang dilepas.
“Bila dihitung sejak tahun 2016 hingga 22 Juli 2021 maka jumlah telur penyu yang ditemukan sebanyak 10.575 butir,” sebut Ketua Pokmaswas Pedan Wutun, Kristo Werang kepada Mongabay Indonesia, Kamis (22/7/2021).
Kristo mengaku, sebanyak 7.626 tukik sudah dilepaskan ke laut. Total keberhasilan penetasan telur penyu sebesar 72,11 persen. Setiap tahun ditemukan 13 sampai 23 sarang.
Disesalkannya, masyarakat masih belum peduli. Masih banyak telur penyu yang diambil warga untuk dikonsumsi. Harapnya, ada perhatian pemerintah kepada Pokmaswas seperti dana pemberdayaan. Pihaknya ingin membuat koperasi buat anggota dan nelayan.
“Saya kesulitan membuat laporan ke grup Pokmaswas. Telepon genggam bantuan dari Gubernur NTT, bulan Februari kemarin jatuh ke laut saat mengambil foto hiu terjaring pukat nelayan,” ungkapnya.
Pokmaswas Pedan Wutun pun tanggal 28 Mei 2021 melepaskan seekor penyu hijau dewasa ke laut. Penyu ini terjaring pukat nelayan.
baca juga : Mengintip Semangat Pedang Wutun Lestarikan Penyu di Solor

Berbagai Faktor
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Permana Yudiarso kepada Mongabay Indonesia, Rabu (21/7/2021) menjelaskan kenapa jumlah telur yang ditemukan dan tukik yang dilepas meningkat.
Permana sebutkan, jumlah penyu bertelur lebih banyak dibanding tahun sebelumnnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Pertama dari sisi pendataan, kegiatan ini mulai didata secara baik dengan bantuan pokmaswas yang berpatroli penuh menjaga dan mendata.
Dia tambahkan, faktor kedua, pokmaswas membantu memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan menyelamatkan dengan cara merelokasi sarang peneluran ke lokasi yang relatif aman dari predator maupun pengambilan manusia.
Ketiga, musim peneluran yang lebih awal belum dapat dijadikan acuan ada perubahan siklus secara biologi. BPSPL Denpasar masih mengamati serta membandingkan dengan daerah lain.
“Kondisi ini bisa berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lain, termasuk spesies penyu yang ada. Banyak sarang peneluran di lokasi ini merupakan sarang penyu lekang,” ungkapnya.
Permana katakan, secara statistik musim peneluran penyu lekang di selatan Bali, NTB, NTT juga bervariasi, namun memiliki pola yang hampir sama setiap tahunnya. Musim peneluran dimulai pada bulan Februari setiap tahunnya dan puncaknya antara bulan Mei hingga Juli.
baca juga : Peran Nyata Pokmaswas di Flotim Menyelamatkan Ekosistem Laut

Menurutnya, Pokmaswas harus didukung untuk terus aktif berkontribusi terhadap konservasi penyu sesuai target konservasi penyu Pemerintah Indonesia. Dukungan berupa pembinaan teknis tata cara relokasi sarang, pendataan, pelaporan dan kontribusi lain terhadap upaya penyelamatan dan sosialisai kepada masyarakat.
Kata dia, teknis tata cara relokasi sarang, perawatan dan pelepasliaran sudah diajarkan oleh Yayasan Misol Baseftin bersama mitra penggiat konservasi maupun KKP.
“Begitu juga pendataan dan pelaporan dimana Pokmaswas mengirim data melalui WhatsApp ke BPSPL Denpasar secara rutin,” terangnya.
Pokmaswas mendapatkan pembinaan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Flores Timur, Kantor Cabang DKP NTT Wilayah Flores Timur, Lembata dan Sikka serta KKP melalui BPSPL Denpasar Wilayah Kerja Provinsi NTT.
BPSPL Denpasar melakukan pendataan lokasi peneluran penyu di Pantai Ritaebang oleh Pokmaswas Pedan Wutun sejak musim peneluran 2019 dan memberikan bantuan kepada kelompok tersebut.
“Pendataan Pokmaswas Jalur Gaza mulai dilakukan secara aktif pada musim peneluran tahun 2021 ini,” ungkapnya.

Permana katakan, bantuan kepada Pokmaswas Pedan Wutun sudah disalurkan Kamis (7/11/2019) berupa 1 unit pondok informasi, 1 unit proyektor dan 1 unit laptop.
“Kami belum memberikan bantuan pemerintah kepada Pokmaswas Jalur Gaza dan mohon didukung agar dapat dilakukan pada tahun selanjutnya. Pemberian insentif berupa bantuan pemerintah akan terus dilakukan agar kelompok menjadi giat dalam aktivitas konservasi ini,” ucapnya.
Pulau Solor merupakan habitat penting peneluran penyu lekang, jalur ruaya penyu belimbing, penyu tempayan dan penyu sisik. Juga jalur migrasi paus sperma (Physeter macrocephalus), paus biru (Balaenoptera musculus), lumba-lumba serta cetacean lainnya.
Pulau Solor bagian selatan dikenal sebagai jalur migrasi dan habitat ikan Pari Manta birostris dan Manta alfredi yang sudah dilindungi oleh pemerintah.