- Pengasuh harimau Benggala di Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara tewas diterkam harimau
- Kejadiannya pada Minggu (17/4) pada saat pengasuh tersebut memberi makan harimau Benggala
- Pengelola TRMS Serulingmas menepis dugaan kurang pakan atau masa birahi sebagai pemicu serangan
- Polisi tengah melakukan penyelidikan apakah SOP telah ditaati atau tidak
Pada Minggu (17/4), seperti biasanya Lulut Dwi Prasetyo (35) warga Desa Merden, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara beraktivitas di kandang harimau di Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas atau Serulingmas Zoo, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng). Lulut adalah seorang pengasuh harimau koleksi Serulingmas Zoo, berjenis harimau Benggala (Panthera tigris tigris) yang bekerja sejak tahun 2018.
Hampir setiap hari, dia bekerja di kandang harimau. Mulai dari membersihkan kandang, mengecek kondisi harimau dan memberikan pakan. Tujuh tahun menjadi pengasuh harimau merupakan pengalaman luar biasa. Apalagi, beberapa kali, Lulut juga mengasuh anakan harimau.
Tetapi nasib naas dialami oleh Lulut pada Minggu sekitar jam 14.30 WIB. Waktu itu, Lulut baru saja memberikan pakan harimau Benggala. Kemudian, dia memasukkan harimau dari kandang display ke kandang tidur. Setelahnya, Lulut akan membersihkan kandang display. Pada saat sendirian itulah, tiba-tiba seekor harimau Benggala menyerang.
“Sampai sekarang kami juga kurang tahu detail kronologinya. Sebab, pada saat peristiwa terjadi, tidak ada saksi yang melihat kejadian langsung,”kata Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) TRMS Serulingmas Banjarnegara Lulut Yekti Adi dalam rilis resminya pada Senin (18/4).
baca : Viral Penampakan Harimau Jawa di Media Sosial, Mengapa Masih Percaya Ada Meski Dinyatakan Punah?
Menurut Lulut, korban dievakuasi oleh perawat satwa karena sesuai dengan prosedur evakuasi darurat, memakan waktu sekitar 30 menit. Korban langsung dilarikan ke RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara. Namun demikian, nyawanya tidak tertolong pada saat tiba di rumah sakit.
“Tidak ada tanda-tanda korban dimakan oleh satwa. Karena tidak ada organ tubuh yang hilang dari korban. Dari informasi RS, ada sejumlah luka yang ditemukan di tubuh korban. Yakni ada bekas gigitan di bagian leher dan bekas cakaran di bagian punggung,”katanya.
Dari pihak keluarga juga mengatakan hal senada. Orang tua Lulut Dwi Prasetyo, Sulaedi, mengungkapkan bahwa anaknya bekerja di TRMS Serulingmas sejak beberapa tahun lalu. Tugasnya cukup berat, membersihkan kandang, memberi makan dan mengasuh harimau. “Dia meninggal dengan beberapa luka di bagian tubuhnya. Yakni di bagian leher dan punggung,”kata Sulaedi.
Ia mengatakan bahwa anaknya telah dikuburkan. Lulut meninggalkan seorang istri dan satu anak yang masih TK. “Saya berharap Serulingmas berbenah, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Keselamatan perawat atau pengasuh binatang buas jarus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai terulang kembali, cukup anak saya saja,” katanya.
Harimau Benggala yang menyerang Lulur bernama Darma. Harimau jantan tersebut masuk ke Serulingmas Zoo pada 2019 dari Kebun Binatang di Semarang. Darma yang kini berumur 8 tahun telah dijodohkan dengan Upik. Pada 2020, Upik melahirkan anak harimau Benggala hasil perkawinan dengan Darma.
baca juga : Kenalkan, Ini Anakan Harimau Benggala, Rastaji dan Sembara
Penyelidikan
Peristiwa diterkamnya seorang pengasuh binatang buas hingga tewas tentu menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat. Mengapa bisa sampai terjadi penyerangan padahal setiap harinya Lulut berada di kandang?
“Hingga kini, kami masih melakukan penyelidikan. Ada dua orang yang diperiksa,”kata Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama kepada wartawan pada Senin (18/4).
Menurutnya, polisi melakukan penyelidikan terkait dengan standar operasional (SOP) apakah sudah dijalankan atau belum. “Sejauh ini masih dalam proses. Kalau dari Serulingmas menyatakan sudah sesuai dengan SOP. Tetapi, polisi akan melakukan penyelidikan,”ujarnya.
Polisi juga telah memasang garus polisi di lokasi penyerangan harimau terhadap pengasuh hingga tewas. Bahkan, untuk sementara TRMS Serulingmas ditutup. “Jadi selama masa penyidikan, objek wisata Serulingmas Zoo ditutup sementara dari kunjungan,”kata Lulut Yekti Adi selaku Direktur TRMS Serulingmas.
Dia juga menjelaskan bahwa pihaknya sebetulnya telah menerapkan SOP. “SOP sebenarnya sudah ada. Di dalam SOP secara detail mengatur bagaimana cara membuka pintu. Kemudian mengunci pintu berapa kali, bagaimana memberi makan, memasukkan harimau dan lainnya. SOP sudah ada di kita,” kata Lulut.
Dia mengatakan bahwa pekerjaan itu memang dilakukan sendirian. Mulai dari memasukkan harimau, kemudian membersihkan kandang dan memberi makan.
baca juga : Darmi, Harimau Benggala yang Lahir di Kala Pandemi
Lulut menampik jika ada spekulasi bahwa serangan harimau Benggala akibat kurang pakan. “Tidak benar, penyerangan harimau terhadap karyawan disebabkan oleh adanya kurangnya pakan satwa. Pakan satwa yang diberikan kepada koleksi satwa di Serulingmas sudah diatur oleh nutrisionist dan diawasi oleh BKSDA Jawa Tengah,”ungkapnya.
Dia juga memastikan bahwa serangan itu dipicu oleh adanya kondisi birahi sang harimau. Sampai sekarang, harimau Benggala bernama Darma tersebut masih di kandang. “Jadi, tidak karena kondisi birahi. Kenapa bisa sampai terjadi, karena memang naluri binatang buas seperti itu,” ujarnya.
Kepada keluarga korban, pihaknya bakal memberikan santunan. Selain dari TRMS Serulingmas, santunan juga akan ada dari BPJS Ketenagakerjaan. “Kami tetap memperhatikan keluarga korban. Ada santunan dari TRMS Serulingmas maupun BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.
Peristiwa yang terjadi di TRMS Serulingmas tersebut tidak hanya sekali. Harimau Benggala yang menjadi koleksi Serulingmas Zoo juga pernah menerkam pawang harimau pada 2011 silam. Kejadiannya pada Senin (12/12) tahun 2011 silam atau 11 tahun lalu. Waktu itu, harimau Benggala menerkam Muhdi hingga tewas pada saat memberikan pakan.
Ternyata, pada 2022, peristiwa tersebut berulang. Apa sesungguhnya penyebabnya? Tentu saja membutuhkan penyelidikan detail. Kalau memang kurang pakan dan masa birahi ditepis, lalu soal apa? Apakah hanya sebatas naluri binatang buas?