- Kala musim penghujan, Kota Ambon, Maluku, tak jarang alami banjir dan longsor. Seperti kejadian Juli lalu, kawasan terparah diterjang banjir adalah di Kelurahan Waihoka, Ambon. Banjir luapan Kali Wailoka ini merendam ratusan rumah warga. Air meluap menaiki talud pembatas dan masuk ke rumah-rumah warga.
- Agustinus Kastanya, Guru Besar Universitas Pattimura kepada Mongabay mengatakan, wilayah Ambon masuk dalam kategori pulau kecil. Kota Ambon, wilayah berbukit dengan lima daerah aliran sungai (DAS) yang sempit dan pendek. Kondisi ini, katanya, menjadi faktor masalah kalau tidak diatur sebaik mungkin.
- Hutan di Kota Ambon kian berkurang karena ada wilayah-wilayah yang mestinya jadi kawasan tangkapan air dibuka untuk kepentingan pertanian dan pemukiman. Praktik inilah, yang membuka peluang banjir dan tanah longsor.
- M.Osok, guru besar konservasi tanah dan air, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Ambon mengatakan, kondisi tanah di Ambon labil. Dengan keadaan ini, kalau tekanan atau terpaan hujan tinggi bisa berbahaya terutama di kawasan lereng. Dengan penduduk yang terus bertambah, serapan air turut jadi pemicu longsor dan erosi.
Kala musim penghujan, Kota Ambon, Maluku, tak jarang alami banjir dan longsor. Seperti kejadian Juli lalu, kawasan terparah diterjang banjir adalah di Kelurahan Waihoka, Ambon. Banjir luapan Kali Wailoka ini merendam ratusan rumah warga. Air meluap menaiki talud pembatas dan masuk ke rumah-rumah warga.
Sedangkan longsor terjadi di Negeri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon. Longsor karena luapan Sungai Wailela, dan merembes masuk ke permukiman warga.

Pantauan Mongabay, ketinggian air Sungai Wailela menghanyutkan belasan makam karena lokasi pemakaman umum longsor.
Di lokasi kejadian, warga melihat tengkorak manusia masih menempel di dinding tebing pasca longsor.
Jemi Silibun, tokoh masyarakat Wailela, Negeri Rumah Tiga, mengatakan, permukaan air sungai ini menyebabkan, 20 makam warga longsor dan 19 fisik kubur dan tengkorak hanyut, satu tengkorak tersangkut.

Perubahan Kota Ambon
Sebagai Ibu Kota Maluku, Kota Ambon terletak di sebelah selatan Pulau Ambon dengan luas 377 km2 atau dua per lima dari luas pulau ini. Sekitar 359,45 km2 daratan dan perairan 17,55 km2 dengan garis pantai sepanjang 98 km.
Dipisah oleh Teluk Ambon, Kota Ambon berada dalam lengkungan yang berbentuk huruf U. Sisi timur kota berbatasan dengan Salahutu, Maluku Tengah, selatan dengan Laut Banda dan barat dan utara dengan Leihitu, Maluku Tengah.

Agustinus Kastanya, Guru Besar Universitas Pattimura kepada Mongabay mengatakan, wilayah Ambon masuk dalam kategori pulau kecil. Kota Ambon, wilayah berbukit dengan lima daerah aliran sungai (DAS) yang sempit dan pendek. Kondisi ini, katanya, menjadi faktor masalah kalau tidak diatur sebaik mungkin.
Hutan di Kota Ambon kian berkurang karena ada wilayah-wilayah yang mestinya jadi kawasan tangkapan air dibuka untuk kepentingan pertanian dan pemukiman. Praktik inilah, katanya, yang membuka peluang banjir dan tanah longsor.
“Hujan turun tidak terhalang dan langsung menuju ke kawasan rendah khusus daerah aliran sungai dan ke laut.” katanya.
Dia bilang, tak semua warga menyadari karakateristik Pulau Ambon khusus kawasan DAS bercirikan sempit dan pendek.
Ahli Kehutanan Unpatti ini katakan, untuk Ambon dari identifikasi terdapat sebelas (11) DAS yang sempit dan pendek. Kalau DAS alami kerusakan hinga kalau hujan air tidak dapat terkumpul ke dalam tanah hingga aliran air permukaan makin hari makin besar dan bisa jadi banjir dan erosi.
“Karena kondisi itulah maka kawasan pemukiman tidak luput dari genangan air dan banjir, pemukiman terus mengalami perkembangan.”
Untuk lereng perbukitan, katanya, saat turun hujan dengan kemiringan dan kawasan terjal air permukaan akan menyeret massa tanah hingga bisa terjadi erosi dan longsor.

Untuk itu, katanya, perlu ada perubahan besar dan hal itu mesti mulai penanganan serius di bagian hulu. Ada pembangunan dan pemberian izin untuk membangun bangunan-bangunan besar memicu bencana . Jadi, katanya, perlu pembenahan tata kelola kota seperti dalam pemberian izin mendirikan bangunan dan lakukan pengawasan. Selain itu, menjaga hutan merupakan kewajiban.
Ronny Loppies, ahli pemetaan dan infrastruktur perkotaan, kepada Mongabay, mengatakan, untuk memberikan rasa aman kepada warga Ambon dari ancaman bencana perlu tindakan spektakuler dalam pengelolaan lingkungan hidup, maupun pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak.
Rafael.M.Osok, guru besar konservasi tanah dan air, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Ambon mengatakan, data BNPB 2020, Kota Ambon mempunyai ancaman bencana sedang dengan nilai Indeks risiko bencana adalah 105,02.
Menurut dia, perlu edukasi kepada masyarakat bagaimana tindakan pencegahan bencana, terutama mereka yang tinggal di pemukiman padat.
Kondisi tanah di Ambon labil. Dengan keadaan ini, katanya, kalau tekanan atau terpaan hujan tinggi bisa berbahaya terutama di kawasan lereng. Dengan penduduk yang terus bertambah, kata Osok, serapan air turut jadi pemicu longsor dan erosi.
Untuk itu, katanya, dalam pembangunan kota perlu pengawasan ketat termasuk dalam penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB).
Selain itu, katanya, perlu ketegasan dalam penegakan hukum kepada perusahaan, warga atau pihak lain yang memanfaatkan kawasan yang tidak seharusnya untuk pembangunan. Komunikasi dengan pemilik lahan, katanya, perlu dilakukan.
“Jadi kawasan yang tidak bisa jadi pemukiman tidak dibuka atau dirusak.”
Dia melihat, beberapa kawasan resapan air dan konservasi ada bangunan baik fasilitas pemerintah, swasta, maupun pemukiman warga.

Walau sudah ada tata ruang seperti dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah 2012-2032, belum ada ketegasan dari pemerintah terkait masalah yang terjadi.
Saat ini, perda RTRW Ambon sedang revisi. Ronald F Pattipawaey, Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kota Ambon katakan, saatnya peninjauan RTRW.
“Di Ambon, sudah banyak perubahan karena ada banyak perubahan dan aturan mendukung kalau memang setelah lima tahun bisa tinjau kembali.”
*Artikel ini merupakan liputan bersama antara Christ Belseran, mongabay.co.id dan Edison Waas dari Titastory.id
*******