- Para ilmuwan telah menemukan air tersembunyi di kerak Bumi.
- Sebuah reservoir besar air terperangkap di bawah permukaan Bumi, tersembunyi di mineral yang disebut “ringwoodite.”
- Ringwoodite seperti spons yang menyerap air. Pada struktur kristalnya, ada sesuatu yang sangat istimewa yaitu memungkinkan menarik hidrogen menjebak air.
- Ringwoodite adalah mineral yang terdiri dari olivin, yang merupakan mineral paling umum di dalam mantel B Temuan ini menunjukkan bahwa air dan mineral lainnya, seperti logam mulia, mungkin tersimpan di mantel Bumi.
Para ilmuwan telah menemukan air tersembunyi di kerak Bumi.
Menurut laporan yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Science berjudul “Dehydration melting at the top of the lower mantle“, sebuah reservoir besar air terperangkap di bawah permukaan Bumi, tersembunyi di mineral yang disebut “ringwoodite.”
Temuan ini penting karena dapat mengubah pemahaman kita tentang asal usul air dan sumber daya alam di Bumi.
Menurut ahli geofisika Steve Jacobsen, ringwoodite seperti spons yang menyerap air. Pada struktur kristalnya, ada sesuatu yang sangat istimewa yaitu memungkinkan menarik hidrogen menjebak air.
“Ringwoodite seperti spons, menyerap air,” katanya. “Ada sesuatu yang sangat istimewa tentang struktur kristalnya yang memungkinkannya menarik hidrogen dan memerangkap air.”
“Mineral ini bisa menampung banyak air di bawah mantel yang dalam,” tambah Jacobsen, yang merupakan bagian dari tim di balik penemuan tersebut, dikutip dari Nature world News, edisi 2 April 2023.
Dia menambahkan, “Saya pikir kita akhirnya melihat bukti dari seluruh siklus air Bumi, yang dapat membantu menjelaskan banyaknya air di permukaan planet kita. Para ilmuwan telah mencari air dalam yang hilang ini selama beberapa dekade.”
Baca: Dari Manakah Air di Bumi Berasal?
Ringwoodite pertama kali ditemukan pada 1969 oleh ilmuwan Australia, tetapi baru-baru ini ditemukan bahwa mineral ini mampu menyimpan air. Mineral ini ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas Princeton dan Northwestern, AS, yang mempelajari batu-batu berusia miliaran tahun yang diperoleh dari kedalaman 400 hingga 600 kilometer di bawah permukaan bumi.
Ringwoodite adalah mineral yang terdiri dari olivin, yang merupakan mineral paling umum di dalam mantel Bumi. Temuan ini menunjukkan bahwa air dan mineral lainnya, seperti logam mulia, mungkin tersimpan di mantel Bumi.
Pada kedalaman ini, tekanan dan suhu yang sangat tinggi, menyebabkan batuan menjadi padat. Namun, di dalam ringwoodite, air masih bisa terperangkap. Sebelumnya, diperkirakan bahwa air hanya terdapat pada lapisan permukaan Bumi dan di lautan.
Para peneliti percaya bahwa kandungan air di ringwoodite bisa mencapai 1,5 persen berat mineral. Jika angka ini diaplikasikan pada seluruh mantel Bumi, maka air di bawah kerak Bumi bisa setara dengan tiga kali lipat volume air di permukaan Bumi.
Ringwoodite juga dapat membantu menjelaskan asal usul air di Bumi. Beberapa teori sebelumnya mengatakan bahwa air di Bumi berasal dari tabrakan dengan komet, tetapi temuan ini menunjukkan bahwa air mungkin sudah ada di planet ini sejak awal.
Beberapa peneliti percaya bahwa keberadaan air di bawah kerak Bumi dapat membantu menjelaskan misteri terkait asal muasal air di Bumi. Teori yang paling diterima selama ini adalah bahwa air di Bumi berasal dari komet dan asteroid yang jatuh ke Bumi selama pembentukan planet ini.
Baca: Riset: Ada Potensi Air di Dasar Bumi
Temuan ini juga membuka kemungkinan adanya kehidupan di bawah kerak Bumi. Peneliti sebelumnya menemukan mikroba hidup di batuan sangat dalam, yang menunjukkan bahwa kehidupan bisa saja ada di dalam kondisi yang ekstrim.
Penemuan air di kerak Bumi telah mengubah pemahaman kita tentang sumber daya alam di planet ini. Para ilmuwan sebelumnya berpikir bahwa air hanya terdapat di lautan dan lapisan permukaan Bumi. Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa ada cadangan air yang sangat besar, tersembunyi di kerak Bumi.
Penemuan ini memberikan harapan baru bagi umat manusia dalam mencari sumber daya alam yang lebih berkelanjutan dan meminimalkan dampak negatif yang disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam dari permukaan Bumi. Namun, juga menimbulkan tantangan baru dalam mengekstrak sumber daya alam yang tersembunyi di kerak Bumi dengan cara efektif dan berkelanjutan. [Berbagai sumber]