- Air terbagi dua yakni air permukaan dan air bawah tanah.
- Air permukaan, dikenal berupa laut dan sungai. Air bawah tanah atau air bawah permukaan dikenal sebagai air sumur yang digali atau dibor. Air bersih ini digunakan sebagai kebutuhan kita sehari-hari.
- Selain air tanah, air bersih di Indonesia juga dapat diperoleh dari kawasan pegunungan gamping atau kawasan karst. Namun, mayoritas air bersih di bawah permukaan tanah, didapatkan dari kawasan gunung api.
- Air tanah yang berkualitas sangat dipengaruhi batuan sebagai wadah air tanah, serta lokasi awal perjalanan sumber air tanah, yaitu area tangkapan air.
Dari manakah sumber air bersih yang kita gunakan dalam keseharian?
Guru Besar Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Heru Hendrayana, menuturkan air terbagi dua yakni air permukaan dan air bawah tanah.
Air permukaan, dikenal berupa laut dan sungai. Bagaimana dengan air bawah tanah atau air bawah permukaan? Air ini dikenal sebagai air sumur yang digali atau dibor. Air bersih ini yang digunakan sebagai kebutuhan kita sehari-hari.
“Bila kita mau mengkonservasi air, harus tahu wadahnya. Artinya lapisan dan asal-usulnya seperti apa,” terangnya kepada Mongabay Indonesia, baru-baru ini.
Batuan vulkanik di perut bumi merupakan wadah air tanah, terbentuk dari aktivitas gunung berapi ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Tercatat, sekitar 127 gunung berapi aktif di Indonesia serta 421 cekungan air tanah yang volumenya diperkirakan mencapai lebih 100 miliar meter kubik.
Selain air tanah, air bersih di Indonesia juga dapat diperoleh dari kawasan pegunungan gamping atau kawasan karst. Namun, mayoritas air bersih di bawah permukaan tanah, didapatkan dari kawasan gunung api.
“Sembilan puluh persen di gunung api. Wadahnya ada kaitan dengan endapan gunung api. Itu di Indonesia ya,” ujarnya.
Baca: Merdeka! Kita Butuh Air dan Tanah yang Subur
Heru menyebut, dari catatan ahli vulkano, dibutuhkan waktu satu hari untuk mencapai jarak 30 cm perjalanan air di dalam pori-pori batuan. Sedangkan di vesikuler atau struktur batuan beku, perjalananya lebih cepat, yakni sekitar 100 meter per hari.
Perjalanan yang panjang dan lama itu, menjadikan kualitas air yang dihasilkan sangat baik bagi kesehatan, karena melewati aneka batuan vulkanik yang mengandung banyak mineral.
“Air tanah yang berkualitas sangat dipengaruhi batuan sebagai wadah air tanah, serta lokasi awal perjalanan sumber air tanah, yaitu area tangkapan air.”
Edukasi kepada semua lapisan masyarakat sangat penting bahwa potensi air tanah yang besar dapat habis bila salah pengelolaan.
Ancaman berkurangnya cadangan sumber air tanah di Indonesia telah nampak. Ini dengan adanya alih fungsi lahan di kawasan tangkapan air, melalui pembukaan lahan hutan untuk dijadikan tabang, kebun, industri, dan permukiman. Belum lagi, pengeboran tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.
“Saya mengumpamakan wadah air tanah seperti balon yang diisi air. Ketika mekar lalu dilubangi maka airnya habis karena bocor, meskipun kita isi dengan program konservasi,” paparnya.
Baca: DAS Terjaga = Konservasi Tanah dan Air Terwujud?
Lindungi air tanah
Presiden Asosiasi Ahli Hidrogeologi Internasional Perwakilan Perancis, Patrick Lachassagne, mengatakan sumber air sangat dipengaruhi iklim atau curah hujan yang merupakan bagian siklus air.
“Adalah fakta banyak air tanah berada di area gunung berapi, karena terdapat curah hujan yang tinggi. Artinya, Indonesia memiliki banyak sumber pengisian ulang, dari sumber air yang melimpah dan berkualitas,” paparnya.
Patrick menambahkan, penggunaan air tanah dengan memompa berlebihan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penggunaan air harus dilakukan bijak antara irigasi, ekonomi dan industri, kebutuhan masyarakat, serta dikembalikan ke tanah.
“Saya mendukung adanya regulasi agar pengelolaan air berjalan baik.”
Baca juga: Mengapa Air Laut Asin?
Kondisi air tanah di Indonesia saat ini sangat bervariasi, menurut Kepala Tim Pelayanan Perizinan Air Tanah, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Budi Joko Purnomo. Tantangan terberat di Pulau Jawa, terutama kota-kota besar, terkait pengambilan berlebihan oleh industri dan masyarakat.
“Ini dikarenakan sumber air bersih dari PDAM belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dunia usaha,” jelasnya.
Dia mencontohkan, pembukaan lahan untuk villa atau penginapan di Kota Batu atau Puncak, Bogor, turut mengambil air tanah.
“Kedepan, pengaturan tata ruang serta penegakan aturan sumber daya air, akan lebih tegas diterapkan.”
Direktur Sumber Daya Air, Lingkungan, dan Proses Teknologi, Danone Indonesia, Azwar Satrya Muhammad, gerakan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga air tanah merupakan langkah konkrit.
“Kami harap semua industri yang menggunakan air tanah, bersama elemen masyarakat melakukan konservasi air secara tepat dan benar,” jelasnya.
Melalui beberapa kajian terkait neraca air, Azwar menegaskan, penggunaan air tanah dapat diketahui dan dihitung secara ilmiah. Hal ini berkaitan dengan strategi konservasi yang dilakukan, sehingga bisa mengembalikan air tanah ke wadah yang tersedia.
“Dengan begitu, dapat diketahui berapa air tanah yang sudah dikembalikan secara alami. Sejauh ini, kami sudah bisa mengembalikan seratus persen apa yang kami ambil,” pungkasnya.