- Ikan gelodok (tembakul) atau mudskipper adalah satu-satunya ikan yang bisa berkedip.
- Belum diketahui berapa kali ikan gelodok ini berkedip. Namun, jika dibandingkan manusia rata-rata berkedip sekitar 15 hingga 20 kali setiap menit.
- Dari sudut pandang evolusi, cara mudskipper bergerak menggunakan sirip.
- Ikan gelodok memberi kesempatan kepada peneliti untuk menguji bagaimana dan mengapa berkedip bisa berevolusi pada ikan hidup yang secara teratur meninggalkan air untuk menghabiskan waktu di daratan
Ikan gelodok (tembakul) atau mudskipper adalah satu-satunya ikan yang bisa berkedip. Mereka merupakan subfamili ikan yang hidup di darat dan air. Kemampuan berkedip dan hidup di dua alam ini mereka kembangkan secara mandiri, konon sama seperti evolusi nenek moyang manusia. Sebuah konsep yang dikenal sebagai evolusi konvergen.
Ikan gelodok terdiri dari 25 spesies, menghuni dataran lumpur, rawa-rawa, dan hutan bakau dari Afrika, Asia Selatan, hingga Amerika Selatan. Separuh hidup mereka dihabiskan di darat, mulai dari tumbuh, mencari makan hingga berkembang biak.
Selama di luar air, ikan gelodok menjaga mata mereka yang menonjol tetap lembab dengan menariknya jauh ke dalam rongga dan kemudian mengeluarkannya lagi. Oleh karena itu ikan gelodok masuk genus Boleophthalmus yang artinya ‘mata terlontar’.
Belum diketahui berapa kali ikan gelodok ini berkedip. Namun, jika dibandingkan manusia rata-rata berkedip sekitar 15 hingga 20 kali setiap menit.
Mempelajari lebih lanjut tentang mudskipper membantu para ilmuwan menjawab pertanyaan evolusi utama tentang bagaimana vertebrata melakukan transisi dari hewan akuatik menjadi organisme darat, kata Malcolm S. Gordon, profesor emeritus biologi di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat dan penulis buku Invasi Daratan: Transisi Organisme dari Kehidupan Akuatik ke Terestrial. Dia meneliti daya adaptasi mudskipper selain kemampuan mengedipkan mata.
baca : Ikan Tembakul, Si Mata Kodok yang Mampu Hidup di Air dan Darat
Katanya, ada dua cara yang dapat dilakukan. Yang pertama, mereka bernapas melalui pernapasan kulit, sehingga ikan amfibi secara konstan menangkap oksigen dari udara. Kemudian bisa juga menggunakan mulut dan tenggorokan mereka yang dipenuhi dengan kapiler yang dapat menyerap oksigen.
Namun, agar dapat melakukan hal ini, mereka harus basah. Dan itulah sebabnya mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar air. Namun, di lingkungan yang lembab seperti dataran lumpur, mudskipper terlihat berguling-guling untuk mendinginkan dan menyegarkan tubuh mereka.
Cara itu juga dipakai untuk bereproduksi. Ketika tiba waktunya bagi ikan amfibi ini untuk berkembang biak di zona intertidal di mana sebagian dari mereka hidup, sang jantan menampilkan pertunjukan pacaran yang flamboyan, mengibaskan siripnya dan melompat tinggi ke udara. Jika betina terkesan, dia akan mengikuti sang jantan ke liang untuk beranak-pinak.
Selain itu cara keduanya, insang mudskipper menjebak air di dalam rongga mereka dan menyimpannya untuk pengambilan oksigen dalam jangka waktu yang lebih lama. Inilah sebabnya beberapa spesies sering terlihat berjalan menuju badan air, membuka mulut mereka dan meneguk air dalam jumlah besar.
“Mereka akan memasukkan rahangnya ke dalam air dan anda bisa melihat mereka memompa air atau menyedot air,” kata Gordon. “Dan kemudian mereka akan membusungkan penutup insangnya, dan mulut mereka penuh dengan air yang mereka bawa.”
Untuk bergerak di darat, mudskipper menggunakan sirip dada mereka seperti dua lengan kecil. Sirip mereka, faktanya, memiliki sendi yang mirip dengan siku dan bahu. Memungkinkan mereka melipat sirip untuk push-up dari daratan, mendorong mereka maju selangkah demi selangkah.
baca juga : Mbah Moedjair, Sang “Pencipta” Ikan Mujair yang Terlupakan
Hal ini tidak hanya dimiliki oleh mudskipper saja. Ada banyak ikan air yang menggunakan sirip mereka dengan cara yang mirip dengan mudskipper di darat, kata Gordon, seperti ikan gobi, kelompok yang terdiri dari lebih dari 2.200 spesies ikan yang memiliki hubungan kekerabatan dengan mudskipper.
“Dari sudut pandang evolusi, cara mudskipper bergerak menggunakan sirip dada berpasangan dan sirip perut hasil berevolusi di dalam air,” katanya.
Tidak seperti kebanyakan ikan, mata mudskipper berada di atas kepala mereka seperti periskop untuk visibilitas yang lebih baik. Berkedip biasanya diperuntukkan bagi vertebrata bertulang belakang. Namun karena mudskipper berevolusi untuk memungkinkan berkembang di luar air.
Para peneliti mencoba memantau ikan aneh ini berkedip. Hasilnya, ketika ada di air ikan ini dipastikan hampir tidak berkedip sama sekali. Namun ketika berada di darat, mereka mulai melakukan kedipan.
Ketika ditempatkan di lingkungan yang kering, mereka berkedip lebih sering. Itu menunjukkan bahwa perilaku tersebut membantu menjaga kelembaban mata. Berkedip membantu mudskipper melembabkan dan menjaga bola mata mereka tetap basah, membersihkannya dari apa pun yang dapat menghalangi penglihatan.
Menurut laporan yang diterbitkan Proceedings National Academy of Sciences pada tahun 2023, cara mereka berkedip juga sangat canggih. Karena ikan gelodok ini menarik bola mata ke dalam rongga tengkorak yang penuh dengan air.
Mereka mengandalkan enam otot mata ekstraokuler yang sama untuk menarik mata. Secara hipotesis, mudskipper contoh eksperimen evolusi yang sedang berlangsung di alam.
“Jadi, ini benar-benar menunjukkan bahwa Anda dapat menghasilkan perilaku multifungsi yang sangat kompleks dengan menggunakan rangkaian anatomi yang sangat sederhana,” kata Brett Aiello, seorang ahli biologi di Seton Hill University, Pennsylvania, Amerika Serikat dan salah satu penulis studi.
baca juga : Uniknya Ikan Kepala Domba, Ikan Bergigi Manusia
Ditambah lagi, dalam transisi menuju kehidupan di darat, mudskipper dapat menggunakan satu perilaku untuk menghasilkan tiga fungsi unik dan kompleks yang sangat berbeda – dengan kata lain, evolusi perilaku multifungsi.
“Hal ini sangat membantu kita untuk membayangkan kembali bagaimana tetrapoda awal, garis keturunan yang mengarah ke kita, mengalami transisi yang sama dan mungkin harus berevolusi dengan jenis adaptasi yang sama,” kata Aiello.
Pada suatu titik dalam sejarah evolusi, hewan pertama yang meninggalkan lautan dan mengembara ke daratan harus mencari cara untuk berkedip. Para peneliti memiliki pemahaman tentang bagaimana makhluk pertama yang berkedip berevolusi. Hal itu berkat anatomi yang tidak biasa dari hewan yang hidup saat ini.
Kemampuannya untuk hidup di darat dan di laut membuat mudskipper sebanding dengan tetrapoda pertama. Vertebrata bertulang belakang yang hidup di darat dan mampu merangkak dari lautan sekitar 375 juta tahun yang lalu. Bahkan, beberapa fosil dari periode devonian, ketika makhluk laut pertama berevolusi menjadi bertungkai, terlihat sangat mirip dengan mudskipper.
Namun, dengan mempelajari mudskipper, para peneliti dari studi baru ini mengatakan bahwa ada peluang untuk memahami bagaimana tetrapoda mungkin telah berevolusi untuk berkedip jutaan tahun yang lalu dengan cara yang terpisah namun serupa.
“Mudskipper mampu mengembangkan perilaku berkedipnya secara mandiri. Itu memberi kita kesempatan untuk menguji bagaimana dan mengapa berkedip bisa berevolusi pada ikan hidup yang secara teratur meninggalkan air untuk menghabiskan waktu di daratan,” ujar Thomas Stewart, seorang profesor biologi di Penn State di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. (***)
Sumber : discovermagazine.com, inverse.com, dan nationalgeographic.com